[9]

470 78 15
                                    

"i-is there anything w-wrong? "
Ia kembali ke posisi normal.

"no, but.. Okay just forget it. Anyway, i just ordered two boxes of pizza" ucapnya, mengalihkan topik.

"alright, and then? "

"and then we eat it." aku hanya menggelengkan kepala.

Tak lama setelah itu, kurir pizza datang dan tom mengambil pesanannya. Kami memakannya sambil menonton televisi, tetapi tetap saja fokus Tom bukanlah pada televisi namun pada map yang ia pegang. Aku memilih untuk diam dan tidak bertanya daripada banyak bicara namun tak didengarkan. Lagipula, tidak terdengar begitu sopan jika aku menanyakan hal tersebut,'kan?

Setelah beberapa jam berlalu, aku mulai bosan dan Tom masih saja fokus dengan kertas kertas yang sebelumnya terbungkus rapih didalam map. Aku pun bangkit dari duduk sebelum pada akhirnya Tom bersuara.

"mau pergi kemana? Bosan ya? " ucapnya, aku hanya mengangguk dengan senyum tipis.

"duduk lagi, aku janji akan mengajakmu berbincang" ia membujuk.

"Ah, serius? Aku takut mengganggumu. Sepertinya sedang sibuk dengan kertas kertas itu, 'kan?  Jadi lebih baik kamu tetap fokus, aku akan pergi ke kamar" aku hanya berucap demikian lalu bergegas ke dalam kamar. Aku duduk ditepi kasur dan memandang isi ruangan, tak lama kemudian aku membanting punggungku untuk berbaring diatas kasur.

"ah~ rindu apartmen dan Sadira! Dimana sih dia? Kok gak pernah kasih kabar. Ck, nyebelin! " aku pun membuka twitterku, namun yang menjadi trending nomor 4 disini membuatku membulatkan mata.

"WHAT THE ACTUAL F—?! KOK BISAAA BEGINI?!! "

' 4. #tomxmysteriousgirl '

Aku spontan berteriak karena banyak sekali review fotoku saat terjatuh dan pingsan di red carpet dengan Tom yang menggendongku. Terlihat juga beberapa hasil foto dari paparazi yang mengikuti mobil Tom.

"aduh, gimana nih ga enakan kan gue sama Tom." aku pun menutup wajah dengan bantal.

〰〰〰


  tak terasa ternyata sudah 37 menit posisiku seperti ini. Aku pun membukanya.

"holy mama! Oh my gosh you scared me! " aku terkejut melihat Tom berdiri diseberangku.

" Maaf, Maaf eheh. Aku cuma mau tanya" ucapnya yang mengambil tempat untuk duduk disebelahku, aku pun bangkit dari posisi berbaringku.

"sudah lihat berita yang tersebar disosial media? " aku mengangguk.

"apa itu mengganggumu? Karena aku yakin kau pasti tidak terbiasa dengan paparazzi yang menyebarkan foto foto dan membuat berita palsu seperti ini" sambungnya.

"Sebenarnya aku tidak terganggu, hanya saja aku tak enak hati denganmu, apalagi aku cuma fans yang menumpang disini setelah kecelakaan kecil. Aku bukan selebriti jadi mungkin mereka juga tidak akan menyadari kehadiranku diruang sosial"

"untuk apa tak enak hati? Aku orang yang sangat ingin dan rela menolongmu karena aku berpikir ini semua tanggung jawabku. Tapi tentang kehadiranmu diruang sosial? Setelah berita ini tersebar luas pasti banyak orang dan paparazi yang mengikutimu. Dan ini membuatku ragu untuk memulangkanmu kembali ke apartment-mu, aku takut terjadi sesuatu padamu" ia menatapku sangat dalam,  pipiku memanas karena menatapnya saja membuatku berpikir dua kali apakah dia manusia ataukah malaikat.

"Kishal, aku punya ide" ucapnya yang membuyarkan bayangan-bayangan romantisku.

"Spill it"

"maukah kau jadi kekasihku? " tiba tiba itulah kalimat yang dikatakan, reaksiku?

"HAH? APAAN? GIMANA GIMANA?" aku syok setengah mati, aku menepuk-nepuk pipiku sendiri, berkedip puluhan kali dan mungkin jantungku akan berhenti dalam beberapa detik kedepan. Aku berusaha mengatur nafas tapi sepertinya ia tidak membiarkanku bernafas karena setelah itu ia langsung mengecupku dengan cepat. Aku menutup bibirku dengan telapak tangan dan mataku membulat.

" alright... What? " entah, tapi mataku mengeluarkan air mata.

" oh my, did i stole your first kiss? " aku mengangguk pelan.

ME?! " ucapnya lantang dan tak percaya.

" YES YOU! " ucapku dengan nada yang sama.

"...want me to do it again,? "

" KAMU MAU AKU MATI? "

" sorry.. "

Aku masih syok, aku hanya diam. Tom cuma mengusap usap punggungku juga rambutku agar aku stabil kembali, namun tetap saja wajahku panas dan merah, nafasku memburu, jantungku berdenyut cepat bagaikan lari marathon dari Jakarta ke Cirebon. Walaupun kecupannya singkat, tapi itu dibibir,  dan itu TOM! walaupun belum sestabil seperti normalnya, aku memberanikan diri untuk bertanya.

"yang tadi.... Serius? "

To be continued.

Ages Between Us [HIATUS]Where stories live. Discover now