« twenty-Seven - L. M »

2.4K 318 23
                                    

-Part 27-
.
.

Ransel sudah siap, syal sudah melingkar di leher, kupluk cokelat almond sudah membungkus surai, tak lupa sweater kuning yang hangat, sudah melekat. Semua siswa yang akan mengikuti kegiatan camping pun sudah berkumpul di lapangan utama, menanti bus mereka.

Masing-masing bus diisi oleh dua kelas.

Dan kelas Lisa juga Jisoo, berada dalam satu bus. Hal itu juga yang membuat si bendahara cantik kelas sebelah Lisa, terus saja menggandeng lengan gadis itu. Lisa pasrah saja, karena seberapa banyak pun Lisa menolak, Jisoo terus bersikeras.

“Lisa, kau mau ini?” Jisoo menyodorkan boba, yang ia beli dengan menitip salah satu teman kelasnya. Lalisa tak menjawab, hanya langsung menerimanya.

“Nanti duduk denganku ya?”

Lalisa menghela nafas. “Baiklah.” ia pikir tak ada salahnya berteman. Satu, takkan merepotkan bukan?

“Jisoo! Bantu aku mengabsen!” seruan dari sang ketua kelas sebelah mengudara. Membuat Jisoo mencebik dan meninggalkan Lisa setelah membalas seruannya.

“Pergi saja,”

Jisoo pun meninggalkannya. Bersamaan dengan itu, Jaehyun menghampirinya. Menepuk bahunya untuk kemudian menanyakan perihal keikutsertaan Lisa dalam penampilan api unggun nanti. Jujur saja, pembahasan itu selalu membuatnya jengah. Malas sekali rasanya.

“Kau tenang saja, aku dan Jungkook sudah berlatih.” Jaehyun tersenyum lebar mendengarnya. “Bagus! Good girl,” pemuda itu mengusak tatanan rambut Lisa. Yang dibalas tatapan tajam si pemilik. Sebenarnya Lisa hendak menepis, tetapi Jaehyun menarik tangannya dengan cepat.

“Aku tidak tahu mengapa Jungkook tiba-tiba menawarkan diri.”

Lisa membuang pandangannya. “Dia pasti ingin tebar pesona.” menggumam, namun Jaehyun menyahutnya. “Kau benar!” sembari menepuk tangan. “Rosé sedang di Aussie, pasti ia tak ingin menyia-nyiakan kesempatan.” Lisa hanya menggelengkan kepala, jengah dengan tingkah ketua kelasnya itu.

“Tapi nih, omong-omong, aku penasaran bagaimana tarian kalian nanti. Hum, kau kan jarang sekali bicara dan berinteraksi dengan orang lain, jadi, aku berpikir bagaimana nanti?” Jaehyun mengusap dagunya, berpikir. Namun jentikan jari Jaehyun beberapa sekon berikutnya, mengejutkan Lisa. Apalagi seruannya itu.. Ergh, “Oh, ya! Aku baru sadar, kapan kau bicara dengan Jungkook untuk ini?”

“Bagaimana kalian bisa bekerja sama, dengan sifat keras kepalamu itu? Kau bahkan tak menolak, seperti saat pertama kali aku memintamu tampil.” Jaehyun memberondongnya dengan banyak sekali pertanyaan. Membuat Lisa terkejut karena pemuda itu tiba-tiba saja menanyakan hal yang tak terpikirkan oleh Lisa sebelumnya. Hey, bagaimana? Apa yang Jaehyun katakan itu benar. Lisa tak menolak.

Tetapi Lisa bukanlah seorang yang mudah terpengaruh. Gadis itu memang terkejut, tetapi tak sampai menunjukkan keterkejutan yang berlebihan. Dengan raut lurus, seperti biasanya, gadis itu menjawab.

“Berisik.”

Dan Jaehyun tak terima saat Lisa justru mengalihkannya. “Hey, jawab—”

Kalimatnya terpotong, karena Lisa mengangkat panggilan di ponselnya, dan meletakkan jari telunjuknya di depan bibir, mengisyaratkan Jaehyun untuk diam. Jangan lupakan juga bola mata yang mendelik tajam itu. Seolah siap menyerang kalau saja Jaehyun tak mendengarkan.

“Apa?” lelaki itu hanya diam dengan bibir mempout, dan memerhatikan Lisa bertelepon—entah dengan siapa.

“Aku tidak mau.”

L. M 🍒 [Love too Much x Lalisa Manoban]Where stories live. Discover now