« fourtY four - L. M »

960 132 4
                                    

Sudah selesai.

Sudah usai.

Saatnya berangkat sekolah kembali.

Lisa melangkahkan kakinya memasuki ruang kelas. Ruang yang semakin membuatnya tak nyaman.

Apalagi setelah grup ramai membicarakannya. Semakin tidak nyaman saja ia di sekolah.

"Aku sudah mengurus surat pindah. Bertahan sedikit lagi."

Kata-kata Suga membuatnya teringat. Kala itu, ia menolak. Karena ia memiliki rencana lain ketimbang pindah. Tapi agaknya, itu tak cukup karena Lisa benar-benar sudah tidak tahan. Akan lebih baik jika orang-orang itu diam dan menganggapnya tak ada sekalian. Daripada menghujaninya dengan tatapan sok suci yang merendahkan dan juga mulut tajam yang terus menghakimi tanpa merasa berat.

Lisa menghela napas. Padahal tinggal satu tahun kurang. Sayang sekali jika ia harus pindah. Tapi, jika tidak pun, ia yang akan kesulitan sendiri. Di sana, ia tidak memiliki teman bicara. Bahkan, Jisoo, yang terakhir kali menjadi temannya.

Benar-benar sendiri.
















Ting!

Ponsel yang lupa Lisa silent, berdenting. Muncul pop-up notifikasi dari Suga. Mengatakan bahwa ia akan menjemputnya sepulang sekolah nanti.

Hah .. sudah diputuskan. Lisa akan berada dibawah pengawasan Suga. Dalam artian, ia akan dirawat oleh laki-laki itu. Lebih dari sebelumnya. Suga tidak ingin Lisa lebih lama merepotkan dirinya sendiri.

Tak membalas lebih, Lisa hanya menjawab seperlunya. Tak menarik minat untuk membuka hal lain di ponsel, Lisa pun menutup dan memasukannya ke saku. Sejenak, ia memandang objek dari atas atap gedung sekolahnya.

Mengembuskan napas pelan, ia mencoba meraup ketenangan sebanyak mungkin. Oh, ini adalah jam istirahat ke-dua. Dan Lisa menjauh dari semuanya. Muak sudah dirinya menghadapi.

Juga, tidak ingin memunculkan presensi di hadapan Jungkook.

Tatapannya jatuh pada sepasang kekasih di tepi lapangan basket. Entah siapa, Lisa tidak mengenal mereka. Tapi yang jelas, gadis itu menaruh atensi lebih pada sejoli di bawah sana. Nampak begitu serasi dan bebas.

Lisa berpikir, mungkin ia dan Jungkook memang tidak diizinkan untuk bersama?

Atau ... justru rintangan inilah yang akan menguatkan mereka?

Tapi Lisa lelah. Hati dan pikirannya sudah tidak bisa jika harus kembali melawan atau bertahan. Jika saja ia bisa melakukan hal lebih, maka Lisa akan lakukan.

Kenyataannya dia tidak bisa.

Hanya bertahan dalam diam, merelakan untuk dicintai di belakang.

Hhh, kenapa terdengar miris sekali? Percintaan macam apa ini?















"Lisa,"

Langkah kaki Lisa tak berhenti. Bukannya ia tidak mendengar, tapi sengaja melakukannya agar tak terlibat komunikasi apapun dengan Jungkook yang masih memanggilnya beberapa kali.

Di koridor kelas satu, kala jam pulang sekolah itu.

Jadwal piket Lisa membuat gadis itu pulang lebih sore dari biasanya. Sekolah sepi dan ternyata Jungkook menunggunya.

Lisa sampai tak sadar.

"Lisa, berhenti. Lisa!"

Tanpa goyah akan pendiriannya, Lisa terus berjalan.

L. M 🍒 [Love too Much x Lalisa Manoban]Where stories live. Discover now