45 - L. M

1.2K 173 22
                                    

Start typing: 23.55 WIB
I'm done at 02.03 WIB

17/Okt.-2019 - 18/Okt-2019
Sorry for typo


HAPPY READING!

.
.


🍒

Entah bagaimana, wajah Park Jimin menjadi sangat dekat dengannya. Oh, tunggu. Jangan bilang kalau ia kelewat ramah pada pria bantet itu? Maksudnya, sikap yang biasanya hanya ditunjukkan pada Jungkook— kekasihnya— kini ia tunjukkan padanya. Yak! Lalisa. Kau tahu Jimin menaruh rasa padamu. Lantas, kenapa kau seolah memberinya harapan?

Dengan menerima tawaran untuk pergi ke taman hiburan dan kembali ke kafe dalam keadaan tawa yang tak berhenti mengudara. Ya, mood Lisa memang membaik. Alasannya menerima ajakan itu juga karena pertengkaran gadis itu dengan Jungkook. Tapi, bukankah seharusnya tidak? Kenapa malah memilih berlari pada Jimin saat fase itu hadir dalam hubungannya?

Pertengkaran Lisa menarik Jimin ikut serta.

Sebagai obat, sebagai pilihannya berlari.

Kenapa? Ah, entahlah. Mungkin karena dengan Jimin lah ia benar-benar diperhatikan. Sepenuhnya diberi perhatian. Dan yang terpenting, lelaki itu tahu dirinya. Meski tak sedalam Jungkook mengerti dirinya, namun jika diurutkan, Jimin menduduki posisi kedua setelah Jungkook— sebagai orang yang memahami gadis itu.

Jimin tak menanyakan masalahnya, yang berujung pada lara yang akan terus menganga karena harus mengingatnya. Lelaki itu lebih memilih cara agar Lisa kembali dalam mood baiknya. Sekalipun segala amarah yang tertahan pada gadis itu terlampiaskan padanya.

“Terima kasih, Jimin-ah.” ucap Lisa, tulus. Senyumannya masih ia sunggingkan.

Jimin beralih menatap lekat manik bulat Lisa. Dalam posisi sedekat ini, ia bisa rasakan bagaimana senyum gadis itu menular padanya. Bahkan lebih lebar. Buktinya, kedua mata sipit itu kini tenggelam, menyisakan garis tipis yang semakin mengundang tawa Lalisa.

Yak! Matamu kemana Jimin? Ahaha.” Lalisa meledeknya, ia terpingkal setelah sebelumnya menjauhkan jarak wajah mereka karena tawanya itu. Dan berhasil membuat senyuman Jimin berubah menjadi raut datar, emm.. Kira-kira seperti ini (-_-). Nah, begitu!

Tapi tak lama, karena senyuman bahagia kembali menghias wajah tampannya.

Tampan? Iya, Jimin sangat tampan.

Lisa bahkan baru sadari itu. Mungkin, karena selama ini kerjaan mereka hanya bertengkar, jadi Lisa enggan mengakui ketampanan itu. Tapi sekarang, ia benar-benar tak bisa mengelak. Jimin dan sifat lembutnya, perpaduan sempurna untuk di jadikan kekasih idaman.

Tetapi, jika tidak ada cinta untuk lelaki itu maka tetap tak bisa bukan? Mau sesempurna apapun dia, jika kau tak memiliki rasa spesial itu maka ia tak bisa menjadi bagian dari belahan jiwamu.

Benar?

Dan itulah yang Lisa alami. Gadis itu tak memiliki rasa lebih pada Jimin. Sekalipun perhatian, kasih sayang, dan waktu diberikan padanya tanpa ragu. Di-spesial-kan tanpa syarat, dan ia selalu ada untuk gadis itu.

Tapi, mungkin itu Jimin lakukan karena ia berpikir masih punya kesempatan untuk menjadi pilihan-nya? Ya, karena ia tak pernah tahu Lisa punya hubungan dengan orang lain di luar sana.

Tidak untuk lima menit kedepan.

Why? Cause six minutes later, he know the truth right away.

L. M 🍒 [Love too Much x Lalisa Manoban]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang