L. M 🍒 [Love too Much x Lalisa Manoban]

« FoUrty twO - L. M »

Ketiduran, checkkk~ 😭
(maap, maap)

****

Jungkook mengerjapkan matanya. Berusaha untuk mendapatkan penglihatan secara jernih secepatnya. Karena jantungnya bertalu cepat, karena hatinya berdenyut sesak. Karena ... Lisa menghilang dari pandangannya.

Atau ... mimpinya.

Karena Jungkook tak bersama Lisa. Nyatanya ia tidak bersama Lalisa-nya. Apalagi kala ia menyadari, bahwa dirinya berada di sebuah ruangan besar. Sebuah kamar dengan fasilitas medis yang menunjang perawatan untuk kesembuhannya.

Tunggu, apa yang terjadi?

Jungkook mencoba mengingat.

Terakhir kali, ia pergi ke unit apartemen Lisa. Memeluk tubuh yang dicintainya. Menenangkannya menangis. Ia terluka malam itu. Lebam dan sobekan di bibir yang dia dapat karena melawan sang ayah. Lalu, bagaimana bisa ia berakhir di sini?

Kamar tidur yang Jungkook tahu jelas bukan berada di rumahnya.

Jungkook memang pernah bermalam di sana. Dan ia sadar jika di kediaman Rosé-lah sekarang ia berada.

Dalam keadaan lemah dan tak berdaya.

Bersuara pun rasanya tidak mampu ia lakukan. Sekecil apapun pergerakan, Jungkook kesulitan.

Jadi, dia hanya diam. Tubuhnya seperti membeku.

Hanya napas dan kerjapan matanya yang menjadi pergerakan tubuh kekar yang kini lemas itu.

“Sayang, kau tunggu sebentar. Aku akan panggilkan dokter.”

Tak menyahut, Jungkook hanya mendengar langkah kaki yang menjauh.

Persetan.

Jungkook sedang memutar memorinya sekarang. Berusaha keras mengulang adegan demi adegan dan menghubungkannya dengan keadaan ia sekarang.

Malam itu ...

Jelas, Jungkook masih berada di apartemen Lisa. Lisa menyuruhnya menginap dan berkata akan mengobati lukanya. Tetapi, seseorang tiba-tiba datang. Memisahkannya dari tubuh Lisa.

Jungkook terkejut, melihat ayahnya datang dan menariknya pergi. Berteriak di hadapan wajahnya. Menyerukan kemarahan yang memuncak. Menemukan anaknya bersama gadis lain, selain Rosé, membuatnya naik pitam. Bagaimana kalau salah satu keluarga Park mengetahuinya? Bisa habis dan hancur posisinya. Ia tidak bisa mempertaruhkan jabatan karena kecerobohan Jungkook.

Tapi di sisi lain, Jungkook menanti ini.

Saat ketika ayahnya melihat dia bersama Lisa. Bukan hanya sebatas teman, tetapi lebih. Tak berharap bahwa ayahnya akan mengerti, karena itu percuma. Tapi setidaknya ia tidak perlu menutupinya lagi. Bebannya berkurang, namun lebamnya bertambah.