« L. M- tWelVe »

3K 459 69
                                    

20. Oktober. 2k19
10.51 WIB. 아녕!💛

Aku berterima kasih banget buat kalian yang nyempetin baca author note di bawah ini 🙂

This is..

Author note:

Percayalah, setiap dukungan kalian adalah mood nulis terbesarku. Entah dalam bentuk vote ataupun komentar, aku sangat sangat berterima kasih. Karena kalau ga, aku gatau apa otak ini masih lancar nulis. Jujur aku sempet kehilangan mood nulis, sampe mikir apa aku harus HIATUS dulu. Aku takut malah bikin part yang mengecewakan karena moodku gada. Tapi lihat komen demi komen masuk dan kasih opini tentang cerita yang aku tulis, aku seneng banget. Mood nulisku balik lagi. Kalian pasti tahu, kebahagiaan seorang penulis adalah pembaca. Respon dan antusiasme pembaca. Walaupun aku bukan penulis handal dan masih banyak kekurangan, seenggaknya ceritaku bisa di apresiasi. Semakin banyak dukungan, semakin besar juga keinginan aku buat kasih yg terbaik buat kalian. Thank you, guys. You all, are in love 💗

Terima kasih semuaaaa!! 💛💛💛

Special thanks to @Lisa07010 yang gapernah absen buat kasih komentar. Just stay like that, truly helped for my mood 💛

-oke, sekian. Silakan lanjut.. -

⭐️⭐️⭐️

Lalisa berjalan dengan lesu begitu keluar dari lift apartment, kini kaki jenjangnya melangkah menuju salah satu diantara beratus-ratus ruang di gedung itu.

Apartment nomor 629 di lantai sebelas.

Apartment sewa yang sudah menjadi tempat tinggalnya selama tiga tahun terakhir. Dengan sejumlah uang peninggalan orangtuanya, ia bersyukur bisa menyewa tempat untuknya tinggal, juga membiayai sekolah walau hanya sebatas satu tahun.

Ya, cukup sampai ia menemukan pekerjaan yang bisa menyambung hidupnya kedepan.

Berkali-kali Lisa bersyukur. Ini adalah apartment yang bagus. Dan salah satu target-nya kedepan adalah membeli apartment yang sudah menjadi tempat ternyamannya. Menjadikan tempat itu 'rumah' dan miliknya seutuhnya. Bukan lagi sewa.

Lalisa tersenyum. Mengingat targetnya itu membuat ia lebih bersemangat. Tentu saja, itu adalah tempat ia menghabiskan hari-harinya. Walau tinggal sendiri, namun Lisa tetap merasa nyaman.

Sampai di depan pintu apartment-nya, ia menekan password lalu pintu itu terbuka dengan mudah.

Gadis itu masuk ke dalam setelah sebelumnya menutup pintu kembali. Ia berjalan ke dapur, tempat pertama setiap kali menginjakkan kaki di sana. Sekadar mengambil segelas air putih untuk membasahi tenggorokannya.

Membuka kulkas setelah melempar tasnya ke sofa.

Omo!” itu pekikan Lisa. Tepat saat netra bulat itu menemukan keberadaan Jungkook di meja makan— dengan ekspresi wajah super datar.

Yak! Kau mengejutkan aku. Sejak kapan kau disitu?

Masih dengan wajah datarnya, ia menjawab. “Sejak kau dan si bantet itu bergandengan tangan.”

Dia punya nama, Jungkook-ah..

Park Jimin si bantet dari WINGS High School.”

Lisa tertegun. Mata bulatnya melebar saat Jungkook menyebutkan nama Jimin lengkap dengan asal sekolahnya.

“Bagaimana kau tahu?”

L. M 🍒 [Love too Much x Lalisa Manoban]Where stories live. Discover now