« fouRty one - L. M »

892 158 32
                                    

Annyeong ~

DISARANKAN UNTUK MEMBACA PART SEBELUMNYA~ (di part.40) abis ITU BARU LANJUT :)

OKAY!

---- here the 41's ----

Ngeliat part dulu-dulu yang komennya bisa nembus di atas 50 komen, rasanya kangen :')

Bytheway, aku harap kalian masih enjoy cerita ini yap!

Happy baca 🍓




***

“Morning!”

Cup.

Kecupan lembut mendarat di kening Jungkook. Pagi yang hangat telah menyambut, dibumbui aroma embun yang menenangkan, presensi Lisa yang menyamankan, dan kecupan lembut tadi. Sempurna. Kebahagiaan sesederhana inilah yang ia idamkan.

“Pagi, sayang.” Jungkook membalas. Senyumnya tak kunjung pudar, memandangi Lisa yang duduk di sisinya yang masih berbaring. Luka semalam sudah diobati, dan sekarang Jungkook tinggal menunggu itu benar-benar sembuh.

“Kau bisa bersihkan dirimu, sedangkan aku akan menyiapkan sarapan. Okay?” Lisa pun beranjak, menuju dapur untuk menyiapkan sarapan seperti yang ia bilang. Meninggalkan Jungkook yang memang harus mandi terlebih dahulu.

Pintu tertutup. Jungkook sendiri di ruangan kamar Lisa itu. Semalam, setidaknya ia bisa benar-benar kembali merasakan bagaimana tenangnya tidur dalam pelukan seseorang yang disayang. Bayang-bayang akan perlakuan sang ayah masih terkadang terputar dalam ingatan, mengganggu setiap tidur Jungkook. Tapi, tidak untuk semalam. Ketika Lisa benar-benar merengkuh dan mengusapi punggungnya dengan pelan, memberikan ketenangan. Memberikan perasaan nyaman dan penekanan, ia takkan kemana-mana. Ya, Jungkook harap Lisa masih kuat berada di sisinya. Masih memilih untuk bertahan bagaimana pun keadaannya. Walau disini, justru dia lah yang merasa takut dan sering berpikir berlebihan.

"Hah," Jungkook menghela nafas pelan, lalu beranjak menuju kamar mandi dalam kamar tersebut. Menghabiskan beberapa menit untuk mandi, lalu bersiap menyusul Lisa ke dapur. Aroma roti panggang menyapa penciumannya begitu ia keluar kamar. Dengan segera, Jungkook menghampiri Lisa yang menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.

"Sudah selesai? Padahal aku ingin membantu." kata Jungkook, melihat Lisa tinggal membawa dua gelas susu hangat ke meja.

“Habiskan sarapanmu, maka itu akan sangat membantuku.” ucap Lisa, tersenyum dan menuntun Jungkook untuk duduk di salah satu kursi. Meremat dua bahu Jungkook, kemudian menyejajarkan wajahnya dengan sang kekasih, “jangan terluka lagi.” bisiknya. Dibubuhi kecupan sekilas di pipi kanan si pemuda. Membuatnya lagi-lagi merasa nyaman karena merasa inilah kebahagiaan sederhana yang sulit ia dapatkan di beberapa waktu terakhir.

“Unless you're mine.” balas Jungkook, menatap Lisa yang kini duduk berhadapan dengannya. Lisa kembali tersenyum dan mengatakan, "I always yours." 

Tidak ada yang bisa menghalangi senyum lebar Jungkook untuk terbit. Selera makannua tentu sangat baik, terlebih ia mendapatkan Lisa di hadapannya, untuk menambah penyemangat paginya. Apapun itu, memang Lisa-lah yang menjadi jatuh bangunnya. Percaya atau tidak, menyangkal atau tidak, kenyataan berkata demikian. Sebaik apapun gadis lain memperlakukannya, secantik, bahkan se-kaya apapun, rasanya tidak akan mampu menggantikan posisi Lisa sebagai pemicu kebahagiaannya.

“Hari ini kau bekerja?” tanya Jungkook, menggigit salah satu sisi roti.

Lisa yang tengah menyantap pun akhirnya berhenti sejenak. “Tidak, aku kosong hari ini. Ini jatah cutiku.” entah apa yang tengah Lisa rasakan saat ini, tapi gadis itu pun selalu tersenyum kala bicara, ataupun menjawab pertanyaan-pertanyaan Jungkook.

L. M 🍒 [Love too Much x Lalisa Manoban]Where stories live. Discover now