44. Kembali untuk yang Seharusnya

76 6 0
                                    

Mohon maaf kalau kata-kata di bagian ini terkesan alay, lebay, tidak tepat.

Selamat membaca!

***


"Al," panggil Dinda. Ia mendapati Aletta sedang melamun. "Kenapa nggak tidur?"

Acara melamun Aletta nampak tidak terusik. Gadis itu masih enggan menatap ke arah Dinda. Membuat gadis itu akhirnya menghampiri Aletta. Mengusap pelan pundaknya. "Soal Raihan lagi?"

"Masalah gue emang itu semenjak pergi dari sini," jawabnya masih enggan menatap ke arah Dinda. Hanya keluar, dengan pandangan menerawang.

"Selain sabar lo bisa apa, Al?"

"Besok temenin gue ke rumahnya dia ya, Din?"

Tubuh Dinda berubah menjadi kaku. Dirinya bingung harus berkata apa pada Aletta. Menyembunyikan semuanya tidak baik. Namun Aletta juga pantas tau yang sebenarnya. Aduh, dirinya harus bagaimana ini? Menolak atau menerima?

"Gue salah apa, Din? Sampe Raihan nggak mau ketemu gue lagi. Bahkan komunikasi terakhir kita lewat surat."

Hati Dinda terasa dicubit. Perasannya mencelos tatkala mendengar lirihan suara Aletta yang terdengar pasrah. "Lo nggak salah apapun, Al."

"Tapi sekarang, gue ngerasain itu, Din."

Menangis, lagi-lagi Aletta menangis. Padahal tujuannya untuk pulang ke Indonesia untuk pergi berlibur. Menjernihkan pikiran terlebih dulu.

"Lo capek, Al. Sebaiknya kita tidur. Lo baru sampe di sini, Al. Kalo gue tau kejadiannya bakalan gini, gue nggak akan biarin lo pulang. Biar aja lo liburan di sana sampe bingung mau ngapain."

Aletta edikit menyunggingkan senyumannya. Ia lantas bangkit dan berjalan menuju ranjang yang ukurannya muat untuk tiga orang. Masing-masing tidur dengan Zelia yang berada di tengah.

***

Sebagian part dihapus untuk kepentingan penerbitan.

***

Siap membaca ending? Wkwk...

Jangan lupa vote dan berikan sarannya!

Terima kasih :)

The Loves Haven't Faded [SELESAI] Where stories live. Discover now