23. ️Aletta dan Ceritanya

138 14 0
                                    

Tidak terasa langit menjadi lebih gelap. Itu dikarenakan sekarang sudah pukul 21.10 WIB. Aletta masih menghabiskan waktunya ditaman bersama dengan Raihan. Disela-sela gurauan dan canda tawanya bersama Raihan, Letta teringat akan pesanan yang ia minta pada Bi Atik.

"Astagfirullah Han! Aku lupa tadi pesen cireng ke Bi Atik," Aletta menepuk jidatnya sendiri.

Sementara Raihan menautkan kedua alisnya. Tak mengerti apa yang Letta ucapkan.

"Bi Atik siapa, Al?"

"Haah..." Aletta menghembuskan nafasnya. "Bi Atik penjual cireng, yang suka aku ceritain itu loh Han," lanjutnya.

"Kamu pesen cireng sama dia? Waduuh kebetulan aku lagi laper banget nih."

"Iya nanti kita makan di rumah Nanday aja. Tadi dia belanja sayuran sama lauk banyak banget. Terus penutupnya, kita makan cireng Bi Atik deh."

Raihan hanya mengangguk, kemudian ia kembali fokus pada ponselnya.

"Kamu main apaan sih? Seru amat kayaknya. Sampe pacar sendiri di anggurin," rajuk Aletta.

Raihan terkekeh, kemudian ia menatap Letta yang sedang mengerucutkan bibirnya ke depan.

'Gemesin amat sih!' batin Raihan saat melihat tingkah Aletta.

"Kenapa liatin kaya gitu?" tanya Letta ketus.

Raihan menggeleng seraya masih menatap ke arah Aletta. "Suka aja liatin kamu yang lagi ngambek. Lucu!"

Blush!

"Elah. Bilang aja jelek kaya bebek!" cebik Aletta.

"Kaya bebek juga tetep cantik kok."

"Apaan sih Han..." ucap Letta seraya menepuk tangan Raihan.

"Cie blushing..." goda Raihan seraya mendekatkan wajahnya kedepan, berusaha melihat wajah Aletta yang memerah.

Cup.

Satu kecupan mendarat di pipi kanan Aletta. Membuat gadis itu terkejut dan menatap Raihan tajam.

"RAIHAAAAN!" pekik Letta.

Raihan hanya tertawa, "Iya..."

"Udah deh. Mending kamu ambilin pesenan cireng aku. Di kantin sekolah."

"Iya. Kamu mau ikut?" tawar Raihan, namun Aletta malah menggelengkan kepalanya.

"Yaudah kamu tunggu disini ya," ucap Raihan seraya menepuk pelan kepala Aletta. Sedangkan Aletta hanya mengangguk patuh.

Sepeninggal Raihan, Aletta hanya diam termenung seraya menatap langit dengan tatapan kosong. Sesekali ia mengecek ponselnya, yang tengah ia genggam.

"Ish, nih HP sepi amat sih!" gerutu Aletta, saat mengecek ponselnya namun tidak ditemukan satu notifpun untuk ia lihat.

Tidak sadar, bahwa sedari tadi, ada satu pasang mata yang memperhatikannya dari jauh. Alettapun hanya terlarut dalam permainan di ponselnya. Entahlah permainan apa,yang pasti itu sangat menguras konsentrasinya. Sehingga ia tak memperhatikan sekitar.

***

Raihan pergi meninggalkan Aletta untuk mengambil pesanannya sejenak. Sebenarnya, Raihan tak mau meninggalkan dia.

Raihan bersyukur, ia sudah bisa mengungkapkan semua isi hatinya pada Aletta. Meskipun nanti, Raihan akan meninggalkan dia selamanya. Raihan belum menceritakan tentang riwayat penyakitnya itu pada Aletta. Karena disini, Raihan dan Aletta sama-sama berjuang untuk kebaikan penyakit mereka, dan juga cintanya.

The Loves Haven't Faded [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang