14. ️Bodyguard

118 19 0
                                    

Selamat membaca!

***

"Raihan bangun!" Aletta membangunkan Raihan yang ada disebelahnya. Setelah itu ia sedikit mencondongkan badannya ke arah jok belakang, berupaya membangunkan Aga yang sama-sama tertidur seperti Raihan.

"Aga Banguun!"

"Raihaaaan! Agaa! Bangun!" teriak Letta dalam mobil. Biar saja orang luar pun tak akan mendengarnya.

Aga mengerang, meregangkan otot punggungnya yang terasa pegal karena perjalanan yang lama. Belum lagi pantatnya yang terasa panas karena terlalu lama duduk.

"Eh, Ta? Udah nyampe mana nih?" tanya Aga dengan suara khas orang bangun tidur.

"Baru nyampe daerah baratnya nih. Ini udah maghrib. Mending sholat dulu deh, sekalian istirahat," ucap Aletta.

Aga hanya mengangguk-nganggukkan kepalanya.

"Udah jangan nguap terus. Mending bantuin gue bangunin Raihan. Dia dari tadi gue bangunin, nggak bangun-bangun. Gue baru tau kalo dia kebo."

"Iya, iya. Coba ambil botol minum di atas dashboard dong. Gue haus nih, Ta," pinta Aga.

Aletta pun mengambilkan botol air mineral itu kepada Aga. "Tapi ini bekas gue. Nggak apa-apa?"

Aga hanya menganggukan kepalanya. Kemudian meneguk air itu hingga setengah. Saat hendak menutupkan kembali, terlintas ide jahil muncul dalam otak Aga.

'Mending gue kerjain si Rai-rai. Keenakan amat dia dari Indramayu tidur sampe sini.'

Aga menumpahkan air itu ke wajah Raihan yang tertidur. Membuat Aletta yang melihatnya sangat terkejut. Dan Raihan yang terkena siraman itupun terlonjak bangun.

"Argh ... apa-apaan sih, Ga?!" tanya Raihan kesal sambil mengusap wajahnya yang terkena siraman.

"Bangun makanya. Dari tadi dibangunin sama Aletta, gue. Lo malah nggak bangun-bangun," semprot Aga.

"Tapi nggak pake cara itu juga kaliiii," ucap Aletta sambil menjewer telinga Aga.

"A ... ampun, Ta. Lagian dia keenakan banget tidur, sementara gue dibangunin," ucap Aga sambil cemberut dan mengusap-ngusap telinga yang tadi terkena jeweran Aletta.

"Udah, udah. Mending sekarang kita shalat maghrib. Tuh di mesjid sana," ucap Aletta sambil menunjuk ke luar jendela ke arah mesjid yang ada di sebrang jalan raya.

"Iyaudah deh," ucap Aga.

"Sekalian isi perut ya, Ta?" tanya Raihan.

"Boleh," setuju Aletta.

Akhirnya setelah mereka melaksanakan shalat maghrib dan istirahat sejenak. Mereka kembali melanjutkan perjalanan.

"Letta, mending gue yang nyetir aja deh," pinta Raihan. Ia tak tega jika harus melihat Aletta menyetir selama 2 jam perjalanan tadi.

"Nggak usah. Lagian gue nggak bisa nentuin jalan kalo gue nggak nyetir," ucap Aletta sambil terus fokus menyetir.

"Udahlah ... kita 'kan masih punya mbah google maps. Jadi mudah nentuin jalannya kan?" timpal Aga.

"Iya, tapi daerah gue itu nggak kayak Bandung ataupun Jakarta yang punya banyak signal, di sini terbatas banget."

"Yaudah. Lo udah minum obat Al?" tanya Raihan.

The Loves Haven't Faded [SELESAI] Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu