26. ️[FLASHBACK] Upaya Raihan

159 8 2
                                    

Happy, reading!

***

"Al! Aletta! Al!" teriak seseorang memanggil siswi bernama Aletta.

Sedangkan yang dipanggil tak kunjung menengok sama sekali.

Ia mengacuhkan panggilan itu. Siapa yang tak mengenal Aletta? Siswi dengan nilai di atas rata-rata, terkesan cuek dengan sekitarnya, menatap datar siapapun yang berani mengusik ketenangannya.

Tidak jarang banyak anak yang memandang iri terhadap dirinya. Hanya karena ketenangan yang ia dapatkan, selama bersekolah di sana. Meskipun tak memiliki teman, nyatanya bukan temanlah yang mereka cari di sekolahnya, melainkan ketenangan. Mengapa? Karena seberapa banyakpun teman kita, mereka tidak akan bisa mendatangkan ketenangan.

Bullying.

Satu kata itu yang menyebabkan Aletta lebih memilih mengasingkan diri, dari pergaulan. Lebih memilih, agar dirinya tak bisa dikenali oleh orang-orang di sekolahnya, kecuali para guru.

"Al, gue manggil lo kali!" ucap seseorang seraya menepuk bahu Aletta setelah seseorang itu ada di sampingnya.

Aletta menengok, "apasih! SKSD banget!" ucap Aletta seraya menepis tangan seseorang itu.

Bukannya merasa takut, seseorang itu malah mengernyitkan dahinya. Tapi kemudian, kernyitan di dahinya segera hilang dan tergantikan oleh kekehan, "apaan elah? Bahasa anak sekarang ada-ada aja."

Tapi Aletta, tetaplah Aletta. Ia mengabaikan pertanyaan kurang bermutu dari Raihan. Ya, seseorang itu adalah Raihan.

Raihan yang telah menolongnya kemarin saat ia hendak mengambil buku paket di atas rak perpustakaan yang tinggi itu. Jika begitu, salah siapa? Apakah salah sekolah yang tak melengkapi sarana untuk perpustakaan? Ataukah, salah dirinya sendiri yang memiliki tubuh kecil? Ralat, pendek.

Ah entahlah. Inti dari semuanya ini adalah, karena Raihan telah menolongnya. Mau tidak mau, itu membuat Aletta terus berhubungan dengan Raihan. Dengan kata lain, Aletta jadi berurusan dengan Raihan.

Sial!

"Al, lo mau ke kantin 'kan?" tanya Raihan. Mengganti pertanyaannya dengan yang baru. Dan jelas, lebih tidak bermutu.

Bagaimana tidak? Seluruh siswa memang tak mengenal Aletta. Dan jika Aletta berkunjung ke kantin. Maka ia akan menjadi pusat perhatian para siswa-siswi di kantin sana.

Lagi, lagi Aletta hanya mengacuhkan pertanyaan dari Raihan. Ia terus melangkahkan kakinya menuju perpustakaan sekolah.

"Oh, atau kalo nggak ke kantin. Pasti lo mau ke perpus, kan?" tanya Raihan, lagi. Dengan terus mengikuti Aletta.

Entahlah, nampaknya Raihan memang benar-benar begitu penasaran dengan sosok gadis yang sedang berjalan beriringan bersamanya ini. Gadis ya, cantik, pintar, pendiam, muka datar? Oh, no! Opsi ke empat sepertinya kurang tepat. Aletta memang selalu menunjukan raut wajah yang datar setiap harinya. Namun, Raihan yakin, di dalam itu semua terdapat sebuah rahasia. The thousand secrets...

"Sini gue bantuin bawa bukunya. Lo pasti butuh bantuan gue kan?" tanya Raihan seraya menampakan cengiran khas miliknya, kemudian merebut buku yang sedang di pegang Aletta.

Menurut Raihan, buku yang di bawa Aletta, tadi. Dan, dibawa olehnya sekarang adalah buku yang kemarin ia ambilkan untuk Aletta. Yang membuat Raihan memiliki urusan dengan Aletta. Pasalnya, saat selesai membantu, Aletta tak mengucapkan kata Terimakasih sedikitpun. Membuat Raihan semakin penasaran pada sosok gadis itu.

The Loves Haven't Faded [SELESAI] Where stories live. Discover now