Ketika Alika berulah

12.3K 2.3K 206
                                    






Jam lima ketika gue sampai rumah tumben banget lampu depan masih mati. Waktu masuk rumah pun lampu masih pada mati.

Apa alika masih tidur siang?

"Dek?" Gue ngetuk pintu kamarnya dan mendapati dia lagi mainan hp sambil tiduran.

Dia kelihatan kaget dan panik waktu gue muncul. Udah bisa dipastikan dia lagi nyembunyiin sesuatu.

"Ay-yah?"

Jelas banget, ada sesuatu yang nggak beres. Firasat orangtua nggak akan salah.

"Kok lampunya masih mati?" Gue bertanya seperti biasa.

"Ah iya Yah maaf." Katanya pelan.

Gue berjalan menuju saklar lampu di sudut kamar Alika. Dari jauh gue menatap Alika sejenak untuk melihat raut wajahnya.

Kikuk.

Gue memilih untuk memberi dia waktu dengan mundur dan berjalan ke arah pintu.

"Yaudah Ayah bersih-bersih dulu ya. Ayah bawa cheese cake nak." Kataku pamit buat mandi.

***

Gue tunggu-tungguin kok anaknya gak cerita apa-apa. Sampai dengan gue dapet cerita dari Jaerend, kebetulan dia bapak masjid-an juga nih.

"Gue kasih tau tapi lo jangan ngomelin Alika ya."

"Alika kenapa?"

"Janji dulu."

"Iya buruan. Dari tadi anaknya diem aja, aneh."

"Tadi Alika, Calvin sama dua temennya masuk BK."

Kaget lah gue, perasaan tadi atribut sekolah Alika lengkap. PR juga rajin ngerjain.

"Berantem."

"Seriusan?? Terus?"

"Biasa anak muda, jadi ada dua orang pacaran. Yang cowok ini naksir Alika, terus anak lo dilabrak sama si cewek itu. Nah pas dipisahin sama pacarnya yang cowok, si cowok ini malah bilang mau sama Alika aja. Yang cewek makin panas dan ngamuk.  Terus cowoknya malah ngotot bilang naksir Alika."

"Calvin ngapain terus?"

"Nah iya, habis itu si Calvin malah ngedorong cowok yang naksir Alika. Ngebilangin gitu kalau lagi ada pacar nya ya jangan bawa-bawa Alika. Cowoknya gak terima dan nyerang Calvin. Terus lucunya si pacarnya itu malah ngajak Alika berantem, sama Alika juga dibales."

Duh, Ya Tuhan, anak SMA jaman sekarang ya.

"Tadi istri gue yang ke sekolah. Alika mana berani ngabarin lo." Lanjutnya.

"Pantes diem aja. Padahal ya gak bakal gue apa-apain" Kata gue.

"Yaudah gue balik ya, tanyain Alikanya sakit apa enggak."

"Calvin gimana?" Tanya gue.

"Bonyok lah." Jawabnya santai.


***


"Dek?" Panggil gue dari ruang TV.

Alika ngebuka pintu kamarnya masih dengan wajah yang canggung.

"Mau makan apa? Mau Ayah yang masak atau beli?"

Gue gak mau tanya masalah tadi, biar anaknya yang cerita langsung aja kalau keberanian nya udah kekumpul.

"Terserah Ayah aja."

Alika berjalan ngedeket kemudian duduk di samping gue dengan wajah yang muram.

"Yah."

"Hmm?" gue berekspresi santai.

Satya and His Daughterحيث تعيش القصص. اكتشف الآن