27

11.3K 1.1K 11
                                    

Rafka berhenti mengejar Syanin. Banyak keanehan yang ditemukan teman-temannya sejak sampai di Chara. Lelaki yang siang bolong meminta teman-temannya menemaninya ke Chara itu, belum memesan apa pun di meja yang ia tempati. Arya yang datang bersama Evan langsung bergabung dengan Rafka. Ethan yang sudah beristri tentu akan lebih sulit meminta izin untuk datang ke klab seperti Chara walaupun di siang hari.

"Lo kenapa, Bro?" tanya Arya mendapati wajah mengerikan Rafka yang duduk di sebelahnya.

Dengan tatapan kosongnya, Rafka menjawab, "Ga tau."

Arya menatap Evan yang duduk di seberangnya dengan gelengan.

"Gue berhenti ngejar Syanin." ucap Rafka yang duduk menyandar di balik kemeja kerjanya yang sudah berantakan.

"Terus lo mau apa?" tanya Evan yang prihatin dengan kondisi Rafka.

Rafka menggeleng, matanya masih menerawang, "Gue rasanya mau mati aja."

"Anjing! Ngomong sembarangan banget lo." Arya langsung memukul lengan Rafka.

Rafka mengaduh, "Sakit, bego."

"Cewek banyak kali, Raf. Ga cuma Syanin. Atau enggak lo balikan aja, deh, sama Janne." celetuk Arya.

"Jadian aja kagak, Bro." tambah Evan.

Rafka menyugar rambutnya, "Gue disuruh berhenti sama Syanin malah makin suka aja, anjir."

Berhenti mengejar Syanin bukan berarti rasa sukanya akan berhenti pula. Selama ini ia mengejar Syanin supaya mendapatkan hati perempuan itu. Dan Rafka tidak tahu bagaimana memenangkan hati Syanin supaya bisa membalas perasaannya. Tapi kini Rafka sudah tahu caranya. Rafka merasa tertarik dengan Syanin pada awalnya karena hanya tertantang karena perempuan itu terus menunjukkan penolakannya. Namun sejak pertemuan di negara revolusi industri itu, Rafka punya rasa baru pada perempuan berhijab yang sama sekali bukan tipe perempuan yang akan ia pacari. Rasa untuk mengerti Syanin dan membuat Syanin mengerti dirinya.

"Sakit lo emang." Evan mengatai temannya itu.

Menungu Ethan datang, kembarannya memesan wine untuk mereka nikmati. Arya bahkan meminta Evan memesan minuman beralkohol tinggi untuk sahabatnya yang sedang patah hati itu. Seakan tidak memerhatikan sekitar, Rafka terlalu malas untuk menolak. Tak lama, Ethan akhirnya memunculkan batang hidungnya. Rafka bernapas lega karena Ethan adalah satu-satunya kawan yang waras. Walaupun Evan lahir berbeda lima menit dengan Ethan, mereka tidak berbagi otak yang sama.

"Lo berdua ngasih Rafka alkohol ga bakal nyelesein masalah." ujar Ethan saat pelayan menaruh satu botol wine dan satu botol vodka di atas meja kaca di tengah-tengah kursi yang ia dan teman-temannya duduki.

"Lah, dia yang minta kita dateng ke sini." balas Arya membuka botol minuman keras itu kemudian ia tuangkan ke gelas kaca di genggamannya.

Kebiasaan Rafka ketika merasa pikirannya berantakan memang datang ke tempat yang menjual minuman beralkohol kemudian menegaknya. Maka bukan hal yang asing lagi jika Rafka mendatangi Chara sebagai pelariannya. Dan tugas teman-temannya itu adalah meladeni permintaan Rafka untuk menjadi teman sampai ia hilang kesadaran.

"Lo kenapa, sih, Ka?" tanya Ethan duduk berhadapan dengan Rafka, "Syanin?"

Bukannya menjawab, Rafka malah balik bertanya, "Lo waktu deketin Gina gimana caranya, sih?"

"Nanya juga lo. Dulu aja lo maki-maki gue karena udah ga asik sejak deket sama Gina." Ethan menatap malas Rafka.

"Gue rasa gue lagi rasain apa yang lo rasain ke Gina waktu itu." balas Rafka menanggapi kalimat Ethan.

"Lo sebenernya deketin Syanin buat apa, sih? Secara lo sama Janne hampir jadi gitu." tanya Ethan.

"Gue mau Syanin jadi istri gue." balas Rafka yang langsung membuat Arya menyemburkan vodka dari mulutnya.

"Anjing lo." umpat Arya mengelap kemejanya yang basah dengan sapu tangan.

Evan menggelengkan kepalanya, "Pantes aja lo deketinnya cewek macem Syanin. Udah dijamin menantu idaman orang tua lo, sih."

Ethan tersenyum, sahabatnya akhirnya mendapat pencerahan juga, "Lo ga lagi main-main, kan, Ka?"

"Anjing! Kenapa, sih, semua orang nanya gue main-main sama Syanin apa enggak." umpat Rafka frustasi, "Gue serius sama Syanin, ya Tuhan."

"Gue ga bisa bantu banyak, Ka. Lo cuma perlu lebih kenalin Syanin. Mungkin temen-temen Syanin bisa bantu lo dapetin informasi." saran Ethan.

Saran Ethan ada benarnya juga. Selama ini Syanin membentengi dirinya supaya tidak dikenali dari dalam. Arsyad juga tidak membantu banyak karena adik Syanin itu mengetahui bahwa dirinyalah penyebab kekacauan yang dilalui kakaknya itu. Janne juga tidak bisa diandalkan karena perempuan itu masih perlu waktu untuk sembuh. Membuka aplikasi instagramnya, Rafka seperti diberi jalan yang sangat luas untuk mencoba mengenal Syanin dari sahabat-sahabat perempuan itu. Syanin baru saja mengunggah fotonya bersama sahabat-sahabatnya di resepsi pernikahan Luna dan Fahri. Rafka dengan mudah mendapatkan aksesnya mengenal Syanin.

"Gue pengen kenal Syanin dari sudut pandang kalian. Jadi menurut kalian, Syanin orangnya kayak gimana?" tanya Rafka di hadapan ketiga sahabat Syanin yang berhasil ia kumpulkan, Tatiana, Fayra, dan Fahira.

Fayra tersenyum, "Syanin ga pernah deket sama lelaki mana pun. Kalaupun ada yang suka sama dia, ga ada yang berani deketin langsung kayak lo. Gue bakal cerita tentang Syanin karena gue tau perasaan lo sama Syanin. Lo ga main-main sama dia. Tapi lo terlanjur sakitin dia. Lo bisa simpulin sendiri kalo dia ga akan biarin orang asing kayak lo merusak kehidupan yang udah dia impikan sejak dulu."

"Waktu awal gue kenal Syanin jujur gue takut deketin dia. Well, ternyata hati dia baik. Gue harap laki-laki yang jadi pendampingnya nanti sebaik dia." jelas Tatiana sedikit sarkas.

"Syanin selalu punya impiannya sendiri, termasuk hidup bahagianya sama seseorang spesialnya. Karena impian sempurnanya itu, Syanin selalu berusaha menjadi lebih baik. Dan gue bisa bilang kalo Syanin adalah perempuan impian setiap laki-laki di balik sikap antipatinya itu." jelas Fahira.

Dari percakapan panjangnya dengan ketiga sahabat terdekat Syanin, Rafka mulai bisa mengerti pribadi Syanin yang ternyata begitu kompleks. Rafka tahu Syanin adalah perempuan baik-baik dan Rafka tidak memaknai kata baik itu. Kini ia tahu maksudnya. Dan Rafka tahu apa yang harus ia lakukan. Memperbaiki kehidupannya yang berantakan seperti Syanin yang selama ini menata hidupnya sendiri.

See you on the next chapter!

Enjoy!

Love, Sha.

Deserve ThisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang