11

12.2K 1.1K 3
                                    

Perempuan yang baru saja turun dari mobilnya itu kini sedang berjalan memasuki lokasi syuting serial romantic-commedy yang sudah mulai ditayangkan AdhiTV sejak satu minggu lalu. Studio milik Magenta Production yang berlokasi di daerah Kuningan itu disulap menjadi beberapa set yang dibutuhkan untuk mendukung kelangsungan proses pengambilan gambar. Set untuk interior rumah, halaman rumah, sampai set interior pendukung lainnya, seperti tempat publik ditata sedemikian rupa supaya terlihat nyata seperti aslinya. Lampu-lampu penerangan studio yang terpasang di langit-langit studio mendukung pencahayaan saat pengambilan gambar. Kamera-kamera pun sudah tertata dan siap mengambil gambar.

Sudah satu bulan terakhir ini, Syanin secara rutin datang ke studio untuk mengikuti perkembangan proses pengambilan gambar. Perempuan itu hanya ingin memastikan jika semuanya berjalan dengan semestinya karena serial ini cukup kejar tayang. Pihak AdhiTV sudah sepakat untuk menayangkan serial berjudul 'Tetangga Tapi Menikah' itu seminggu dua kali dengan durasi setiap episodenya empat puluh lima menit. Serial tersebut dipastikan akan berakhir pada episode ke-32 atau setelah empat bulan penayangan.

"Eh, Mbak Syanin dateng lagi," sambut Agnes menghampiri Syanin yang sedang mengawasi jalannya pengambilan gambar.

Syanin tersenyum. "Saya ada janji sama AdhiTV untuk proyek selanjutnya di deket sini."

"Janjian sama Pak Rafka, ya, Mbak?" tanya Agnes menatap Syanin penuh rasa ingin tahu.

"Rafka bakal liat proses syuting hari ini," balas Syanin yang kemudian melirik layar ponselnya memeriksa notifikasi pesan yang baru saja masuk.

"Oh, udah tukeran nomor telepon juga ternyata," celetuk Agnes yang memang sudah akrab dengan Syanin sejak bangku kuliah.

"Kerjaan, Agnes. Kalo saya nggak punya nomor Rafka, gimana saya mau bahas proyek sama dia?" jelas Syanin yang kedua matanya masih tertuju ke layar ponsel dengan jemarinya yang sedang mengetikkan sesuatu di sana.

Agnes mengangguk-angguk paham, namun wajahnya masih menunjukkan raut penasaran.

Merasa diperhatikan, Syanin akhirnya menoleh menatap Agnes dengan kedua alis terangkat. "Kenapa lagi?"

"Masa, sih, Mbak, cuma kerjaan?" tanya Agnes pada akhirnya, "Biasanya Mbak Syanin nggak pernah turun sejauh ini untuk ngurusin klien."

Syanin menarik napas kemudian membuangnya perlahan. "Magenta ada kontrak eksklusif sama AdhiTV. Saya harus lebih mengawasi untuk yang satu ini untuk sementara waktu. Dan, satu lagi, saya sama Rafka nggak ada hubungan apa-apa selain hubungan kerja. Dia lagi dekat sama adik sepupu saya."

Agnes terdiam sesaat. "Maksudnya sama Janne, Mbak?"

Syanin mengangguk.

"Emang nggak main-main, ya, kalo mau jadi pasangannya Pak Rafka," komentar Agnes yang mengetahui paras elok milik sepupu bosnya itu.

Tak lama, ponsel berwarna putihnya di genggaman Syanin bergetar menunjukkan nama Rafka. Syanin pamit ke tempat yang lebih sepi untuk mengangkat telepon. Sesampainya di tempat yang lebih sepi, panggilan masuk tersebut terputus. Kemudian ponselnya kembali berdenting menunjukkan notifikasi pesan masuk. Syanin menemukan pesan singkat dari Rafka yang memberi kabar bahwa lelaki itu sudah berada di lokasi. Membalas pesan Rafka, Syanin memberi petunjuk pada lelaki untuk masuk ke dalam studio.

"Udah lama nunggu di sini?" tanya Rafka begitu menghampiri Syanin.

"Lima belas menit or something," balas Syanin sembari melepas kacamatanya.

Memperhatikan gerak Syanin, Rafka bertanya, "Minus berapa?"

"Dua setengah," balas Syanin singkat sembari memasukkan kacamatanya ke dalam kotak kacamata dari dalam tasnya.

Deserve ThisOnde as histórias ganham vida. Descobre agora