☁ | 20 • Harap Tak Terucap

8K 1.5K 243
                                    

Happy sadnight(?)
Oh, mending
Happy reading🌈
Apresiasi dari kalian begitu berharga:)
Jadi, tahu maksudku, kan?
Loop you bebih💙
hilariousy
🎡

Happy sadnight(?)Oh, mendingHappy reading🌈Apresiasi dari kalian begitu berharga:)Jadi, tahu maksudku, kan?Loop you bebih💙hilariousy🎡

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.


[ c r i t i c a l o v e ]

Mimpi. Wujud lain dari harap yang turut dijadikan alasan untuk bertahan. Seringkali diperjuangkan juga seringkali terkubur kemudian karena terlalu sukar didapatkan.

Lalu manusia pura-pura lupa akan mimpinya yang dulu dan mencipta mimpi baru untuk diwujudkan.
Siklus bodoh yang masih sering dilakukan. Sialan.

Semilir angin yang berembus membawa rinai air dari langit. Kelopak mata yang semula terpejam perlahan mengerjap karena rintik air yang berjatuhan mengenai tubuhnya. Menyambar tas juga jas almamater yang sebelumnya ia gunakan sebagai bantal, kaki panjangnya melangkah lebar-lebar meninggalkan rooftop yang kini terbungkus gerimis.

Jadi kamu harus sekolah yang rajin.

Ada kenangan yang menyeruak begitu saja. Tanpa izinnya mengobrak-abrik hati, juga membuka luka yang masih baru. Tidak lupa pula rasa bersalah kini menggelayuti.

Hela napasnya terdengar berat. Mendadak saja ada luka yang terasa di dalam dadanya. Ia berhenti sejenak di tangga, mengambil napas dan berusaha menormalkan emosinya. Sesak ini menyerangnya tiba-tiba.

Bersandar pada tembok, Revian lalu menyugar rambutnya yang basah. Hari ini ia membolos dua mata pelajaran. Alasannya klise, ia tidak mengerjakan tugas yang ada. Namun mengapa, baru sekarang rasa sesal menyerangnya?

Hidup kamu masih panjang, juga mimpi-mimpi yang harus kamu capai.

Tangan Revian terkepal, hanya beberapa saat hingga kemudian melemah lalu terurai. Ia mulai bangkit dari posisinya. Berjalan tanpa minat menuruni tangga menuju koridor. Sia-sia saja ia menuruti rasa sesal yang menyelinap.

Lelaki itu berjalan sembari menunduk. Ia terus melangkah, hingga kemudian tiba-tiba berhenti. Tatapannya yang beranjak naik, tanpa sengaja menemukan sesosok gadis yang berdiri memandangi mading. Dengan ragu, kini yang dituju adalah sosok itu. Aruna, yang kini sudah ia terima dalam hidupnya. Sebagai teman, tentu saja.

Di hadapan gadis itu ada mading yang ramai. Aruna nampak sedang membaca karya-karya yang dipajang di sana. Terlihat begitu serius dan sesekali mengetuk dagunya.

Lelaki itu memilih berdiri di belakang Aruna dengan arah pandang yang berbeda. Revian melihat lapangan yang dibungkus hujan sore ini, sedangkan Aruna masih memandangi mading dan segala sesuatu yang bisa dibaca di sana.

Waktu berlalu, tidak ada yang berniat menyapa atau memulai percakapan ringan. Selain sibuk dengan pikiran sendiri, salah satu diantaranya tidak menyadari akan kehadiran manusia lain. Hingga kemudian, secara mendadak keduanya sama-sama berbalik. Terkejut satu sama lain dan menyebabkan kening Aruna yang membentur dada bidang Revian.

Criticalove [SELESAI]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu