☁ | 10 • Pesan Pertama

9.4K 1.6K 54
                                    

Skuy follow ig
@/rev.nalendra
@/_arunaaaa
@/brth.raka
@/ar.syalalalala
Selamat membaca beib!💕

🎡

🎡

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

[ c r i t i c a l o v e ]

Masalah. Seringkali menjatuhkan, mencipta kesedihan. Namun di sisi lain, ia akan mengajari cara bangkit, melawan sakit, serta mendatangkan orang yang akan membantumu tetap berdiri menghadapi hal tersulit.


Koridor kelas duabelas sepi. Hanya ada sepasang kaki yang mencipta derap lirih karena bertubruk lantai keramik. Sesekali ia menoleh, melihat kelas yang kondusif ketika KBM sedang berlangsung.

Matanya melirik buku berisi tugas yang—kali ini— dikerjakannya secara penuh. Lantas tanpa diduga seseorang menubruk lengannya. Langkah kakinya sempat terhuyung ke belakang.

Sepasang kaki lain berhenti, memutar tumit lalu senyum remeh tersungging padanya.

"Eh, Revian!" Tangan cowok itu terangkat, seakan mengajak beradu tos tapi tidak diacuhkan Revian.

"Apa?" Bahkan, tanpa basa-basi terlebih dahulu, Revian sudah tahu betul apa yang diinginkan cowok itu.

Cowok itu terkekeh, sedetik setelahnya senyum licik tersungging di bibirnya. "Bagi duit, lah! Utang bokap lo masih banyak."

Revian menyugar rambutnya. Tatapannya berubah tajam. "Hutang bokap gue kenapa lo urusin? Nggak ada kerjaan lain?" ujarnya ketus.

Johan otomatis menggeram. Tangannya sudah terkepal kuat, bersiap menghajar Revian. Namun dia mencoba menarik napas panjang untuk sedikit meredam amarah yang siap berkobar karena perkataan Revian. "Ada," ucapnya seraya mendekat, "gebukin lo misal."

Kerah Revian dicengkeram erat lalu didorongnya lelaki itu hingga terapit dengan dinding dan badannya. "Gue lagi kesel sebenernya. Lo muncul di saat yang tepat. Tinju gue perlu dilampiaskan."

Baru saja sebuah tinju hendak melayang ke arah Revian, bogem lain malah mendarat ke wajah Johan.

"Lo kalo mau marah nggak usah dilampiasin ke orang lain, dong!"

Bukan, tentu saja itu bukan Revian. Lelaki itu terlalu malas untuk melakukan apa-apa. Bahkan sekadar melawan demi melindungi diri.

Johan menyentuh pipinya yang sempat terkena pukulan. Lalu dengan cepat ia membalas, mengirim balik beberapa tinju tanpa ba-bi-bu. "Berani-beraninya lo mukul gue!" ujarnya marah.

"Lo kira gue takut sama lo? Gue juga berani, tau!" ucap sosok itu seraya berusaha menutupi sebagian tubuhnya agar tidak terkena pukulan Johan yang membabi-buta.

Criticalove [SELESAI]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن