☁️ | 36 • Bahagia Beriring Luka

4.1K 1K 368
                                    

Hai!
Siap baca Criticalove meski sub judulnya demikian?
Btw, ini hari ke berapa sejak kita marathon, ya?

Oh, iya aku jualan kanebo, loh!
Hayu dibeli buat lap apa, gitu😆

Apa mimpi terbesarmu?

Termasuk orang yang suka begadang atau enggak?

Makanan kesukaan?

Hayu, yang belum pernah komen ayo komen dari sekarang!
Jangan ragu, jangan takut, aku enggak gigit. Siapa tau kita bisa ngobrol banyak hal xixixi.
Nggak perlu komen tepat waktu (ketika part baru saja di-up) mau seminggu, sebulan, setaun kemudian juga enggak masalah😆 soalnya aku suka banget baca-baca komen kaliyaaan❤️

Baca cerita ini harus rileks ya!
Tarik napas, embuskan, tarik napas, embuskan ....

Selamat membaca! ❤️
Masih perihal basket ... koreksi jika aku salah, ya❤️

Now playing :: Louis Tomlinson - Two of Us

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Now playing :: Louis Tomlinson - Two of Us

I will be the best of me, always keep you next to me
I'll be living one life for the two of us


[ c r i t i c a l o v e ]

Kesalahan mendasar manusia adalah mencari bahagia melalui manusia lainnya. Padahal bahagia selalu ada pada diri sendiri juga pada apa yang telah dilakukan.

☁️

Hari yang dinanti akhirnya tiba. Hari di mana tim DHS menemui lawan terakhir sebagai grand final. Memperebutkan gelar juara se-DKI Jakarta. Sebelumnya mereka telah berusaha keras di delapan besar. Menghadapi lawan dari beberapa region lainnya yang tidak kalah tangguh juga mempunyai skill yang tidak bisa dianggap remeh.

Tentu, hari ini akan menjadi hari penting dalam hidup Revian. Dia sudah berusaha sejauh ini untuk mimpinya yang sempat terkubur dalam-dalam. Bukan perkara mudah mengalahkan segala rasa ingin menyerah, belum lagi rasa takut akan tidak dihargai atas apa yang sudah ia capai dengan susah payah.

Lelaki itu memandang kamarnya yang sempit. Ada rasa rindu mengingat masa kecilnya yang terbilang masih sedikit beban yang ia pikul. Masih membekas secuil ingatan tentang luka fisik yang ia terima bahkan kecupan hangat sebelum mata terpejam.

"Ibu ... Revian mau berangkat." Lelaki itu menemui Yuli yang ada di teras rumah untuk berpamitan. Ibunya memang sudah pulang ke rumah dari seminggu yang lalu. Menjalani hari dengan banyak beristirahat sedangkan Revian bekerja seperti biasa. Kehidupan 'normal' Revian masih terulang. Namun, kali ini ayahnya lebih sering tidak berada di rumah. Entah ke mana, Revian pun tidak ingin peduli.

Criticalove [SELESAI]Where stories live. Discover now