M.P.B.2.21. Awal Masalah

4.6K 327 57
                                    

Lovika mengerjapkan kedua matanya seiring dengan kesadaran yang perlahan kembali. Ia terdiam menatap langit-langit kamar. Pikirannya melayang, perlahan namun pasti mencoba menyusun kembali kepingan bayangan peristiwa yang dilaluinya. Lovika ingat betul, semalam setelah puas menangis ia tertidur di atas sofa di ruang TV bukan di atas tempat tidur seperti saat ini.

Ada perasaan hangat yang tanpa permisi menjalari hati Lovika saat mengetahui Alka yang melakukannya,membayangkan Alka menggedong tubuhnya ala bridal style ke kamar mereka. Sangat manis dan tentu saja berhasil membuat pipi Lovika merona saat memikirkannya. Senyum-senyum sendiri seperti orang gila.

Lovika meringis, sedikit merasakan ngilu dan pegal pada tubuhnya. Kehamilan yang sudah mencapai trimester ketiga membuatnya mudah lelah dan sedikit malas. Namun jatuh cinta sepertinya membuat pagi ini sedikit berbeda, kandungan endofin dan dopamine dalam cinta menghasilkan antusiasme yang cukup tinggi sehingga rasa malas yang mendominasi berhasil terkikis habis.

Lovika melirik jam yang menunjukan pukul tujuh tepat, dan menyesal adalah perasaan pertama yang dirasakan karena tanpa sengaja telah melewatkan kewajibannya kepada Sang pemilik kehidupan. Ia bergegas menuju kamar mandi untuk sekadar membersihkan diri. Mencuci wajah dan menggosok gigi sepertinya adalah pilihan yang paling tepat karena saat ini perutnya terasa perih, dan sikecil penghuni lambung sudah tak bisa diajak kompromi lagi,seakan meronta-rota meminta segera diberi asupan.

Aroma bawang goreng bercampur telur langsung menyeruak menyambut kedatangan Lovika tatkala membuka pintu kamarnya. Rasa lapar berbanding lurus dengan insting naluriah. Kaki lovika secara impulsif melangkah menuju sumber rasa nikmat itu berada. Ia tersenyum saat mendapati sepiring nasi goreng, segelas susu coklat dan setangkai bunga mawar lengkap dengan sebuah note di sampingnya.

[Nasi goreng istimewa untuk perempuan istimewa. Resepnya tetep pake cinta walaupun lagi ngambek.
I love you!]

Bibir Lovika semakin merekah, ucapan cinta suami bocahnya begitu sukses memengaruhinya. Hanya tulisan memang, tapi efeknya luar biasa. Cukup membuat perasaan Lovika ambyar dalam sekejap.

Terkadang Alka memang menyebalkan,manja, keras kepala dan over protective membuat Lovika kesal bukan kepalang dibuatnya. Namun hebatnya si pecemburu kelas berat itu sangat manis dan romantis, ia sangat tau bagaimana cara meluluhkan hati perempuan. Bahkan hanya dengan hal kecil sekalipun. Seperti saat ini hanya dengan hal sederhana, dengan mudahnya Alka mencairkan gunung kemarahan dalm diri Lovika.

Sekali lagi Lovika harus mengakui, jerat cinta suami bocahnya terlampau hebat,Lovika seakan tak mampu lagi untuk melepaskan diri. Mengikat hatinya begitu kuat. Tak sedikitpun memberikan celah untuk hatinya pergi.

Lovika meraba pipi, lantas mencubitnya. Ia tersenyum seterang bulan menikmati rasa sakit yang timbul seiring dengan keyakinan dalam hatinya. Yakin jika semua yang terjadi bukanlah mimpi.

☆ Suami Bocah☆

"Kenapa sih ngga mau?"

Alka kembali menatap Ega sahabatnya yang kini tengah berkunjung. Wajahnya bertambah masam kala Ega hanya terkekeh merespon kekesalannya.

"Lo aja sih, Ga. Kenapa harus yang lain? Lo sama cewek lo itu pasangan serasi."

"No, Al." Ega kembali menolak,"Gue pulang mau liburan, bukan mau kerja. Datang ke sini juga mau ketemu lo sekalian nengokin R2B. Lagian Renata juga nggak akan mau."

Alka mendesah,sahabatnya ini benar-benar keras kepala. Saat ini keduanya sedang berada di kantor R2B. Usaha kecil-kecilan yang sekarang cukup maju sejak 4 tahun lalu dirintis bersama oleh Alka dan Ega. Hampir setengah jam mereka berdebat, namun belum juga mendapatkan kesepakatan.

M.P.B. 2 [Suami Bocah] 17+Where stories live. Discover now