M. P. B. 2. 9. KABAR GEMBIRA.

7.8K 409 94
                                    

Haii, double update nih...
Senang tidak?

Mau triple update?
Boleh, tapi ramein lapak ini dulu ya .. mwhehehe...

Happy reading guys😚😚😚

Vania berdiri, menyenderkan tubuhnya dengan pasrah pada dinding rumah sakit. Bibirnya terkunci rapat dengan mata yang tak bisa berpaling sedikitpun dari sosok laki-laki yang menjadi pujaan hatinya.

Hati Vania gelisah. Sedari tempat kejadian di mana ia hampir dilecehkan lelaki brengsek yang tak dikenalnya sampai ke rumah sakit, ia terus saja memperhatikan Alka dalam diamnya.

Mengamati ekspresi cemas bercampur takut cowok itu saat perempuan yang ia dengar bernama Lovika pingsan. Memperhatikan bagaimana kacau dan tidak tenangnya Alka selagi menunggu dokter memeriksa keadaan Lovika.

Hingga seorang dokter wanita memanggil Alka berbicara empat mata, barulah Vania bisa melihat ada sedikit kelegaan di wajah cowok itu. Bahkan Vania bisa melihat terselip sorot kebahagian di balik wajah yang sedari tadi nampak frustrasi.

Sebenarnya Vania ingin bertanya, namun ia cukup tau diri. Alka masih belum sepenuhnya tenang. Cowok itu masih saja terduduk lemas di samping ranjang, menggenggam tangan perempuan yang Vania terka adalah pacarnya dengan protective. Raut cemas masih tercetak jelas di wajah tampannya. Ia tampak tak sabar menunggu Lovika sadar dari pingsannya, walaupun dokter bername tag 'Sakhi Alessa' sudah mengatakan bahwa Lovika dalam keadaan baik.

"Al."

Suara lirih Lovika berhasil menyita perhatian Vania yang sedari tadi larut dalam pikirannya sendiri.

Alka menghembuskan napasnya panjang. "Alhamdulillah, akhirnya kamu sadar, Yang."

Melihat sisa-sisa khawatir di wajah suami bocahnya, Lovika mengulas senyum lantas membelai pipi Alka dengan sebelah tangannya. "I'm fine," katanya, berusaha menenangkan.

Alka mengangguk, lantas mencium punggung tangan Lovika bertubi-tubi. Sementara Vania hanya terdiam di tempatnya dengan rongga dada yang terasa semakin sesak.

Hari ini tuhan benar-benar sedang mengujinya, menjungkir balikkan perasaan miliknya. Setelah merasa putus asa karena hampir dilecehkan, merasa bahagia karena lagi-lagi Alka sang pujaan hati datang sebagai pahlawan, dan sekarang ia harus merasakan ngilu di dalam hati karena harus mengetahui kenyataan bahwa lelaki yang selama ini menjadi dambaan hatinya telah memiliki seorang kekasih.

"Temen kamu mana?"

"Ada, itu dia," sahut Alka seraya menoleh pada Vania.

Vania balas tersenyum kaku, saat Lovika melemparkan senyuman seterang bulan miliknya.

"Al, aku kenapa? Kok bisa di sini?" Lovika kembali menatap Alka, meminta jawaban pada suami bocahnya.

Bukannya menjawab, Alka hanya membisu di tempatnya.

"Al, Aku sakit apa?" tanya Lovika lagi, sedikit resah.

Mendesah berat, Alka menatap sayu wajah Lovika yang tampak sedikit pucat. Ekspresinya datar tak terbaca membuat Lovika mulai diselimuti perasaan takut, namun sejurus kemudian bibir Alka merekah memekarkan senyuman.

"Kamu hamil, Yang."

"Apa?" tanya Lovika tak percaya, "A - aku ... aku hamil?"

Alka mengangguk dengan semringah, sementara Lovika membekap mulutnya. Terharu, bahagia, speechles. Bercampur aduk menjadi satu.

Lovika terisak, ini sangat mengejutkan. Keduanya tidak menyangka, secepat ini tuhan memberikan anugerah terindah dalam hidup mereka. Secepat inikah tuhan memberi kepercayaan pada keduanya untuk merawat dan menjaga titipan paling istimewa dalam hidup mereka.

M.P.B. 2 [Suami Bocah] 17+Where stories live. Discover now