M. P. B. 2. 7. Jealous part 2.

7.5K 482 61
                                    

Alka berusaha menahan diri untuk tidak melakukan hal yang bisa mengakibatkan dirinya menjadi pusat perhatian. Cowok itu lebih memilih masuk dan duduk di pojok restaurant, memperhatikan Lovika dari jauh dengan emosi yang makin naik ke ubun-ubun.

Hingga Alka melihat laki-laki yang duduk di hadapan Lovika dengan lancangnya membelai rambut istrinya tanpa izin. Hati Alka bergemuruh, panas dan penuh amarah. Kesabaran sudah sampai di ambang batasnya.

Dengan kepala yang sudah mengepul terbakar api cemburu, Alka bangkit, berjalan tergesa menghampiri Lovika dan seseorang yang Alka belum tahu identitasnya.

Alka berdeham dan sukses mengalihkan perhatian Lovika dan seseorang di hadapannya.

"Alka?!" seru Lovika, terkejut, namun beberapa detik kemudian wajahnya kembali santai walaupun Alka menatapnya dingin.

"Kamu kok di sini?"

"Iya, kenapa? Nggak boleh?"sahut Alka datar, sejurus kemudian tersenyum sarkastis. "Takut ke ganggu?"

Alis Lovika beradu, menatap suami bocahnya dengan bingung. "Apaan sih, Al?"

Alka melengos, dadanya bergemuruh menahan kekesalan dalam hatinya.

"Dek ... nggak usah cemburu gitu sama gue, lagian kita di sini nggak sengaja ketemu tadi," ucap Reyhan seraya menepuk bahu Alka, lantas terkekeh setelahnya karena melihat wajah masam Alka  yang semakin menjadi.

"Tadinya sih mau gue anter balik, kasian 'kan, masa cewek cantik dibiarin jalan sendiri ," kata Reyhan lagi masih ingin menggoda adik kesayangannya.

Alka mendengkus. "Sekarang suaminya udah datang,  kenapa masih di sini?"

Reyhan tergelak. Bukannya kesal, Ia malah semakin gemas pada adik bungsunya itu. Selain labil dan protective, ternyata adiknya adalah seorang pencemburu kelas berat.

"Iya ... iya ... gue balik." Reyhan mengalah, pandangan cowok itu beralih menatap lovika. "Vik, aku pulang ya."

Lovika mengangguk sembari melempar senyum seterang bulan miliknya pada Reyhan yang sukses membuat alka semakin menekuk wajahnya.

"Bye suami bocah!" Lagi-lagi Reyhan menggoda Alka, mengacak rambut cowok itu dengan gemas. Ia terkekeh puas, dan bergegas pergi selagi Alka menggeram kesal karena ia memperlakukannya seperti anak kecil.

Lovika tertawa menyaksikannya.

"Kenapa ketawa?" tanya Alka dingin.

Seketika tawa Lovika terhenti, menggelengkan kepalanya perlahan seraya menggigit bibir. Ia berusaha menahan tawa saat Alka melirik sinis denga  ekor matanya.

Menghempas napasnya kasar, Alka berjongkok,  meraih tas belanja milik Lovika lantas bergegas pergi keluar dari restaurant.

" Lho, Al?" Reflek Lovika berlari mengejar suaminya, "Mau ke mana?" tanyanya, berusaha mengimbangi langkah Alka yang lebar.

"Pulanglah, lo pikir mau ke mana?" jawab Alka ketus, "Reuni sama mantan?"

Lovika terdiam, jawaban sekaligus pertanyaan Alka sungguh mengesalkan baginya, namun ia paham, sekali lagi keadaan menuntut dirinya untuk lebih bersabar lagi. Alka masih butuh waktu untuk berproses menjadi dewasa.

"Kamu udah makan?" tanya Lovika mengalihkan, berniat mengabaikan pertanyaan nyelekit suami bocahnya.

Alka tidak menjawab, cowok itu masih saja terus berjalan dengan wajah tengilnya.

"Al, kita makan pizza yuk!" Lovika merayu, ia tahu suaminya itu sangat menyukai makanan siap saji dari negara Italia tersebut,  dan jarang sekali bisa menolak pesona dan rasanya yang menggiurkan mata dan juga lidah. Bahkan Alka mampu menghabiskan satu kotak pizza ukuran besar seorang diri dalam keadaan lapar. "Meat monsta anget-anget enak deh."

M.P.B. 2 [Suami Bocah] 17+Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin