M.P.B. 2. 6. Jealous

8.1K 437 56
                                    

"Sudah selesai!"

Lovika berseru riang. Tangannya bergerak membuka resleting ransel Alka dan memasukan kotak bekal ke dalamnya.

Alka tersenyum, ini adalah bagian terfavorit dalam paginya. Melihat Lovika tersenyum seterang bulan ketika selesai menyiapkan bekal untuknya, dilanjutkan dengan adegan Alka yang mengucapkan kata terima kasih seraya mengecup pipi dan kening Lovika dengan lembut, dan tentu saja dengan bonus ciuman mesra di bibir seksi istrinya yang sering kali membuat Alka selalu lupa diri jika saja Lovika tidak menghadiahi cubitan sayang di atas perut. Sudah dapat dipastikan saat menjelang siang hari datang, bukannya Alka berada di kampus, malah berakhir di ranjang.

"Awss ...." Alka meringis, lagi-lagi ia harus mendapat pelintiran maut di atas perut. "Sakit, Yang."

"Kebiasaan!" Lovika mendelik, "Pagi - pagi udah modus. Dasar mesum!" cibirnya dengan wajah yang tampak kesal.

Alka nyengir, menampilkan gigi gingsulnya yang selalu membuat dirinya terlihat manis berkali-kali lipat. "Mesumin istri sendiri mah, dapet pahala kali, Yang. 'Kan udah halal."

Seperti biasa Alka selalu membela diri saat Lovika protes dengan kelakuannya yang makin hari semakin menjadi. Bahkan Lovika terkadang kewalahan mengimbangi suami bocahnya yang hampir tanpa absen meminta jatah malamnya.

"Udah siang, ayo berangkat, Al."

Lovika merapikan bajunya, meraih tas lantas melenggang keluar meninggalkan Alka yang mencebik di tempatnya. Tak lama, cowok itu ikut berlari menyusul Lovika setelah meraih kunci kotak mobil dan mencangklongkan tas ransel secara asal, lalu mengunci pintu apartemen mereka.

"Yang, aku temenin aja ya belanjanya."

Lovika yang sedang sibuk memasang seatbeltnya menoleh, melihat Alka yang kini menatapnya dengan wajah memelas andalannya.

"NO," ucap Lovika tegas penuh penekanan, kepalanya menggeleng ke kiri dan ke kanan, "kamu harus kuliah. Aku bisa kok belanja sendiri."

Alka mendesah, "Terus nanti pulangnya siapa yang jemput? " tanyanya cemas.

"Al, aku bukan anak kecil yang setiap pergi harus di antar jemput, aku bisa naik taksi atau kendaraan umum lainnya."

"Iya, aku tau kamu bisa, tapi ...," Alka mengusap wajahnya frustrasi, "aku yang nggak bisa biarin kamu pergi sendiri. Aku khawatir, aku takut terjadi apa-apa sama kamu, Yang. Apa lagi ...." Alka melirik Lovika yang hari itu memakai t-shirt putih dan celana jegging abu-abu yang terlihat ketat dan membingkai tubuh lovika dengan sempurna dengan ekor matanya, "you look so pretty and sexy," desahnya lirih.

"Alka ... aku cuma pake kaos oblong sama celana jegging. Nggak pake mini dress atau atasan sabrina yang mengekspos bahu ke mana-mana. Nggak usah lebay deh."

"Iya ... tapi kaosnya ketat banget gitu, Yang. Celananya juga." Alka menghempaskan kasar punggungnya pada sandaran jok mobil. Kakinya yang hendak menginjak pedal gas, ia urungkan. "Potong kuping aku, kalau di sana nggak ada cowok yang jelalatan ngeliatin kamu."

Kali ini giliran Lovika yang mendesah mendengar ucapan suami bocahnya, ia benar-benar tidak pernah menyangka akan terjebak dengan brondong super protective seperti Alka.

Alka menegakkan tubuh, tangannya bergerak membuka resleting jaket, melepaskannya lantas memberikannya pada Lovika. "Pake ini ya, please."

Lovika terdiam selagi Alka menatapnya penuh harap. Dalam hati ingin menolak, tapi apalah daya, ia selalu luluh dengan mudah jika Alka sudah menatapnya dengan puppy ayes andalan cowok itu. Entah mengapa, jika sudah begitu Lovika merasa wajah Alka seribu lebih manis daripada anak kucing anggora milik momynya.

M.P.B. 2 [Suami Bocah] 17+Where stories live. Discover now