[Completed]
"Ahh hyung... kurasa hidup kita lebih tenang saat hyung tidak ada..." celotehan pagi Taehyung membuat Jin yang sibuk membangunkan member BTS lainnya terdiam sesaat.
"Ya mungkin. Tapi sebelum hyung benar benar pergi dari kalian, hyung h...
Bagaimanapun, dimanapun dan kapanpun hari itu pasti akan tiba. Hari dimana ia tak lagi bisa membuka mata, hari dimana ia tak bisa lagi merasakan duka bahkan suka. Hari itu pasti akan tiba bukan? jadi untuk apa ia mencoba kembali menghindar dan membuat orang-orang yang menyayanginya selama ini merasakan sakit penolakannya?
"Aku akan melakukannya" putus Seokjin dengan suara parau dibalik masker oksigen. Menundang tatapan kaget dari ketiga orang yang berdiri mengelilinginya. "Aku akan melakukan operasi itu"
Meski sedikit ia bisa melihat raut lega tergambar samar dari wajah orang tuanya. Meski sakit ia bisa melihat tatapan haru kedua orang tuanya.
Dan kini... saat mata itu akhirnya tertutup perlahan akibat pengaruh anestesi, ia hanya berdoa agar semua orang yang menyayanginya akan terus bahagia setelah ini apapun yang terjadi.
***
Mereka berjalan dengan cepat saat pintu mobil yang mereka tumpangi terbuka. Bahkan teriakan sang manager yang meminta mereka berhati-hatipun tak sedikitpun dihiraukan. Yoongi dan Namjoon yang saat itu mobilnya sampai pertama di pelataran parkirpun kini telah sampai di depan pintu masuk Rumah Sakit Peter MacCallum.
Sedang di belakang sana Hoseok, Jimin, Taehyung dan Jungkook juga megejar mereka dengan berlari tanpa mempedulikan sekitar mereka. Namjoon segera menghampiri salah satu perawat yang berjaga disana. Menanyakan dimana letak Cancer Centre rumah sakit ini.
Petunjuk yang Namjoon dapatkan tak sia-sia. Dan bahkan kali itu untuk pertama kalinya Namjoon benar-benar mensyukuri kemampuan bahasa inggrisnya melebihi apapun. Ia juga dapat menemukan dengan cepat gedung yang mereka cari.
Victorian Comprehensive Cancer Centre Building. Langkah mereka terheti sebentar saat akhirnya membaca plang gedung dihadapannya. Tempat ini. Benar tempat ini. Mereka telah menanti lebih dari dua minggu hingga akhirnya bisa menghirup udara dari negara yang sama dengan-nya. Mereka telah dengan sabar menahan rasa rindu yang menggebu semakin parah selama dua hari mereka syuting untuk bisa menginjakan kakinya di gedung ini.
Malam setelah konser saat itu manager Sejin bukan hanya membicarakan mengenai jadwal mereka untuk syuting ini. Namun managernya juga mengatakan bahwa ia menemukan tempat dimana Seokjin dirawat. Sahabat manager Sejin yang menetap di negara kangguru ini memberitahunya bahwa ia tak sengaja melihat Seokjin di taman rumah sakit ini lengkap dengan baju pasien dan selang infus di tangannya.
Manager Sejin sempat ragu akankah memberitahukan kebenaran ini pada member akan membawa dampak baik atau buruk. Ia ingat betul bagaimana Seokjin dan keluarganya tiba-tiba menghilang dari rumah sakit hari itu tanpa ada kabar sama sekali. Satu-satunya petunjuk yang mereka yakini adalah bahwa hyung tertua Bangtan itu dibawa oleh keluarganya ke Australia.
Karena bagaimanapun juga kedua orang tua Seokjin cukup lama menetap di Australia dan lagi, mereka tahu bahwa rumah sakit kanker terbaik di seluruh duniapun ada disana. Jadi bukan hal yang sulit untuk menebak bahwa keluarga Seokjin membawa Seokjin pergi ke negara ini.
Namjoon dan Yoongi kembali memimpin langkah mereka berenam memasuki gedung yang didominasi dinding kaca di hadapannya. Kendala bahasa akhirnya membuat Namjoon kembali menjadi yang terdepan berlari menuju meja resepsionis rumah sakit ini.
"Excuse me, I would like to ask about petient Seokjin Kim's room"
"Of course sir. Wait a minute" Mereka menunggu dengan cemas saat suster yang Namjoon tanyai tadi mulai mencari data pasien rumah sakit ini dikomputer dihadapannya. Ohh Tuhan.. semoga kali ini mereka benar-benar bisa mengakhiri siksa rindu ini.
"I'm sorry sir" wajah suster itu akhirnya terangkat kembali menghadap pada Namjoon dan yang lainnya. "Tapi pasien atas nama Tuan Seokjin Kim telah meninggal dunia kemarin"
Bagai kembali terhempas sekali tebas. Detak jantung yang sebelumnya berpacu cepat karena berlari harus terhenti paksa saat ucapan sang suster mengalir menembus indra pendengaran. Yoongi menggeleng kuat. Ia tidak bisa menerima hal seperti ini lagi.
Sudah cukup ia di tikam belati pernyataan kepergian sang hyung di Korea sana. Ia tak ingin kembali mengalaminya lagi. Dirinya masih yakin. Hatinya masih sangat yakin bahwa sang hyung tak mungkin meninggalkannya lagi kali ini. Seokjin hyung nya tak akan pernah meninggalkannya.
"Namjoon-ah," Yoongi menepuk pelan bahu Namjoon, "Itu.. itu tidak mungkin bukan? itu kesalahan kan?" Namjoon memandang sendu wajah Yoongi sebelum kembali beralih menatap suster yang tadi berbicara.
"I'm sorry, but are you sure? Could you please check it one more time?" Suster itu terlihat kembali berkutat dengan komputernya. Namun tak lama ia kembali mengahadapkan wajahnya pada mereka dan mengangguk mantap. "I'm sorry to say that. But it's true,"
Kaki Yoongi seketika melemas, tubuhnya hampir saja jatuh andai saja Jungkook tidak dengan cepat menahan tubuh namja Min itu.
Tidak...
Kenapa hal seperti ini harus terjadi lagi?
*** T to the B to the C TBC ***
Sedikit lebih panjang dari biasanya ya kann hehee...
1 sampai 2 part lagi akhirnya tamat kawan kawanku sekaliaann
Terima kasih karena sudah mau mengikuti alur absurd bin ajaib dari cerita mengenaskan ini
💜Borahe buat semuanyaaaa💜
Aduhh ini belom end tapi kenapa kerasa sedihnya :")
As Usuall Big LoVe Big BoraHae Big HuG
-mrs.Jeon- 🌸Jiraa🌸
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Siapapun ortunya saya izin menculik dia pokoknyaa 😂😂