[Completed]
"Ahh hyung... kurasa hidup kita lebih tenang saat hyung tidak ada..." celotehan pagi Taehyung membuat Jin yang sibuk membangunkan member BTS lainnya terdiam sesaat.
"Ya mungkin. Tapi sebelum hyung benar benar pergi dari kalian, hyung h...
Yuhuuu kaget ngga? Kaget dong soalnya Jii sendiri kaget ternyata yang masih sayang universe ini banyak bangett!! 🔥🔥
Oke, So, berita baik yang akan Jii bawa kali ini sepertinya judulnya yah kawandeul
Buat yang mau bangett peluk Seokjinie dan enam sayapnya
Yang dari kemarin dm Jii tanya-tanya stock buku
Here You Go!!
Yang follow ig Jii pasti udah tahu karena dari kemarin ada spoiller dikit dikit disana hehe
Link ada di bio ig Jii dan nanti akan Jii sertakan juga di akhir ocehan ini.
Sebelumnya, lagi lagi Jii mau ucapin terima kasih banyak buat yang udah dukung universe ini 😭😭
Ngga nyangka banget bahkan sekarang bisa tembus 206k Readers 😭😭💪
Sebagai sedikit ancang-ancang dan perayaan 200+K readers... Ada secuil sebongkah sedikit starter pack dari novel ver dan bonus pdf buku ini.
So, LET'S GET IT 💜 HAPPY READING 💜
***
"Bagaimana kabarmu pagi ini?"
'Selalu buruk'
Andai Seokjin punya keberanian mungkin akan ia ungkapkan jawaban itu dengan lantang. Namun sayang, ia hanya bisa menjawab pertanyaan perawat pendamping terapinya itu dengan senyuman dan anggukan.
Sejak dua minggu yang lalu, dokter Morand menugaskan Jae untuk mendampingi terapinya. Sosok pemuda itu memiliki pembawaan lembut seperti Jimin namun juga bisa berubah hyperactive seperti Hoseok, bahkan terkadang ia selalu bersikap konyol layaknya Taehyung jikalau melihat Seokjin sudah mulai lelah dengan terapi yang ia jalani.
Ini baru minggu ketiga, tapi rasanya progres yang Seokjin alami cukup signifikan. Waktu komanya selama tiga bulan tidak bisa dibilang sebentar, tapi tidak selama itu pula hingga menyebabkan ia kehilangan banyak fungsi tubuhnya.
Ia hanya harus memantapkan langkahnya yang sebulan ini masih terus dibantu.
"Baiklah, sekarang kita coba latihan di taman. Bagaimana?"
Seokjin sedikit terkekeh mendengar pelafalan bahasa Korea Jae yang masih berantakan. Yah... mau bagaimanapun, meski Jae mengaku ia memiliki darah Korea, tapi ia lahir, tumbuh dan besar di Australia sini. Jadi memang sedikit susah memahami bahasa Koreanya.
"Aku akan bekerja keras. Karena... kau juga sudah bekerja keras dengan bahasa Koreamu."
Jae mendelik sedikit kesal. Selalu seperti itu. "Jangan meledekku, Jin." Jae menghentak kesal kursi roda yang kini ia dorong dengan Seokjin diatasnya.
"Kau harus segera pulih agar bisa kembali pada keluargamu."
Seokjin sedikit mengernyit akan penuturan sosok di belakangnya itu. "Maksudmu? Keluargaku ada disini semua kalau kau lupa."
Jae tersenyum simpul. Ia segera memapah Seokjin menuju bangku sesaat mereka sampai di taman. Seokjin masih memperhatikannya bingung, Jae tahu itu. Tapi rasanya ia masih enggan untuk menjelaskan apa makna 'keluarga' yang ia maksud tadi.
"Jae—"
"Adik-adikmu."
"... aku yakin mereka masih menunggumu, Jin."
***
DDU DDUM (dengan nada opening netflix) wkwk
So, bagi yang udah baca bab OPEN PO pasti udah tahu ada apa didalam buku ini. Termasuk, apa yang sebenarnya terjadi pada Seokjin lewat sudut pandang Seokjin.