32

3.6K 323 62
                                        

Gateun goseul hyanghae georeosseossneunde igosi uriui majimagi dwae
Kita berjalan menuju tempat yang sama, tapi tempat ini jadi tempat terakhir milik kita
Yeongwoneul malhadeon uriyeossneunde gachaeopsi seororeul busune
Biasanya kita membicarakan tentang selamanya, tapi kita saling menjatuhkan juga
Gateun kkumeul kkwossda saenggakhaessneunde geu kkumeun biroso kkumi doeeossne
Aku pikir kita punya mimpi yang sama, tapi mimpi itu ternyata benar-benar menjadi mimpi
Simjangi jjigyeojyeo charari bul taewojwo gotonggwa miryeon geu mueosdo namji anhgekkeum
Hatiku yang robek, tolong bakarlah saja, agar tak ada lagi rasa sakit, penyesalan, atau apapun yang tersisa

BTS - Outro : Tear

***

Dulu mereka berpikir mereka akan selamanya. Dulu mereka berpikir, setelah semua rasa sakit yang mereka rasakan saat debut akan terbalaskan dengan semua prestasi mereka dimasa depan. Dulu mereka yakin, setelah semua hal yang mereka lalui, ikatan diantara mereka akan terjalin sangat kuat. Mereka saling mengerti satu sama lain. Terlampau mengerti malah. Mereka menyayangi satu sama lain. Grup yang menaungi mereka perlahan berubah menjadi keluarga. Dorm yang mereka tinggalipun telah berubah menjadi rumah.

Rumah dimana mereka bisa beristirahat. Rumah dimana mereka melepas penat. Rumah dimana mereka... berbagi rasa sakit dan obatnya.

“Ahh hari ini Jungkook sudah bekerja keras. Jadi hyung harus menolong maknae kita yang sedang sakit ini” Jin tiba-tiba saja mengambil alih kursi roda Jungkook yang sebelumnya didorong oleh sang manager. Jungkook sedikit tersentak dan berbalik tersenyum saat melihat Jin yang kini mendorong kursi rodanya.

“Eoh hyung terima kasih”

“Eyy tentu saja. Kau bisa mengandalkan hyung. Kita saling mengandalkan.”

“Aku akan selalu mempercayai Seokjin hyung.”

“Tentu saja. Kita harus saling mempercayai karena kita akan bersama selamanya”

Hoseok yang saat itu berjalan disamping Seokjin dan Jungkook hanya bisa tertawa geli mendengar ucapan Seokjin yang sepertinya terlalu manis untuk saat itu. Kata-kata yang dulu mereka semua sepelekan namun sekarang mencoba mereka percayai.

‘Kita akan selamanya’

Kemanakah kata-kata manis itu pergi sekarang?

Dimanakah namja dengan bahu lebar yang mengatakan kata-kata itu sekarang?

Apakah hyung yang mereka percayai itu baik-baik saja sekarang?

Kapan... kapankah semua pertanyaan itu mendapat jawaban?

Yoongi mengehela nafasnya pelan. Untuk kesekian kalinya diantara keramaian disekelilingnya, Yoongi merasakan desakan sepi disudut hatinya. Dulu biasanya Seokjin hyungnya yang akan menjadi orang paling semangat mengobrak-abrik semua makanan dihadapan mereka. Dulu... pasti akan ada bertubi-tubi lelucon garing dari sang hyung yang akan menambah ramai suasana makan malam. Dulu, dulu, dan hanya dulu.

Kerinduan yang selama setahun ini tertumpuk tanpa disadari telah mencapai batas sakitnya. Terlalu sesak rasanya kini. Saat sebuah waktu yang lalu yang menjadi dasar kerinduan, adakah obat lain yang bisa menyembuhkan?

Banyak yang bilang bahwa obat sebuah kerinduan adalah sebuah pertemuan, namun... saat mengetahuinya saja sudah menjadi suatu kemustahilan, adakah hal lain yang bisa dijadikan obat penawar bagi rasa sesak yang kini Yoongi rasakan?

형, 이렇게 아니야. (Hyung, It's Not Like This) √Where stories live. Discover now