Selagi Devonna terlihat fokus mengetik balasan kepada Olivia. Joey berdiri dengan kaki yang getir. Dia merasa seakan mendekati kematiannya sendiri. Kini gilirannya tiba, pikirannya terasa kosong seperti baru saja ada pemadaman listirk seketika. 

"Selamat pagi dan selamat datang di Denver International Airport. Hari yang indah untuk memulai perjalanan anda, kemana anda akan berkunjung hari ini?"

"Ah... ." Gumam Joey dengan nada ragu. Mata Joey melihat ke arah layar televisi yang ada di belakang petugas loket itu. "A.... a.... um.... Billings, Montana. Dua tiket." Jelas Joey.

"Baiklah, akan saya ulangi. Destinasi tujuan anda adalah Billings, Montana. Dua tiket. Apa informasi di layar sudah benar?" Tanya petugas loket itu mengarahkan tangannya pada layar kecil yang menghadap ke arah Joey. Mata Joey bergerak dengan cepat membaca tukisan tersebut. Dia kemudian mengangguk pelan "Bisa saya memeriksa  kartu identitas anda?"

Joey mengeluarkan kartu identitasnya dan juga milik Devonna dari saku jaketnya. Petugas itu segera mengambil dan mengetik seauatu di komputer sembari sesekali melihat kedua kartu identitas yang ada di tangannya. Setelah beberapa detik, petugas loket itu mengembalikan kedua kartu tersebut kepada Joey.

"Hari ini Alaska Airlines akan terbang menuju Montana pukul setengah sembilan." Jelas penjaga tersebut. "Totalnya tiga ratus dolar."

Joey menarik nafas panjang, tentu itu bukan sebuah nominal yang kecil, malahan dipikirannya dia sudah menyusun list makanan apa saja yang dapat ia beli dengan nominal sebanyak itu. Joey menoleh ke belakang, matanya menatap Devonna yang sedang duduk dan memainkan ponselnya.

"Wait." lirih Joey kemudian dia mengambil amplop pemberian kakaknya.

Joey membuka amplop tersebut, matanya sedikit terbuka lebar, dia merasa begitu terkejut melihat uang di dalam sana, dia tak menyangka bahwa akan diberikan uang sebanyak ini oleh kakaknya. Joey mengambil tiga lembar uang seratus dolar dan memberikannya kepada petugas loket tersebut. Setelah itu dia kembali menghampiri Devonna dengan dua tiket yang ada disaku jaketnya.

"Aku sudah dapat tiketnya." Jelas Joey begitu saja setelah dia duduk di sebelah Devonna.

"Wow... Congratulation i guess???." balas Devonna dengan nada bercanda. Joey memberikan salah satu tiket kepada Devonna. Mata Devonna segera melihat toket tersebut. "Aku tak sabar untuk kembali ke kampung halamanku. Kau akan terpukau dengan Montana!"

Joey menyandarkan tubuhnya pada sandaran. Kedua tangannya terlipat di depan perutnya, dahinya berkerit, salah satu alisnya terangkat, terluhat mimik wajahnya ragu akan perkaaan Devonna.

"Kita lihat saja nanti." Jelas Joey dengan senyuman sinis.

—oOo—

Suara pemberitahuan tentang persiapan keberangkatan pesawat mereka sudah menyeru tiga kali. Joey dan Devonna segera berjalan menuju gerbang ke-empat, di mana pesawat yang akan mereka naiki sudah menunggu. Antrian yang dipenuhi oleh orang lansia dengan pakaian kerja tidak begitu panjang, hanya memerlukan waktu lima menit sebelum akhirnya Joey dan Devonna bisa masuk ke dalam kabin pesawat. Joey menoleh ke arah jendela. Melihat para awak dan petugas lapangan bandara sibuk di bawah sana. Dia berimajinasi tentang adiknya yang pasti akan merasa bahagia melihat ini semua.

Di dalam kabin pesawat, mereka duduk pada barisan tengah. Joey memilih untuk dekat jendela setelah Devonna merekomendasikan padanya. Badannya yang tinggi itu membuat diri Joey menjadi awak kabin dadakan, dia membantu beberapa para penumpang untuk menaikkan tas yang mereka bawa ke bagasi atas. Devonna yang sudah duduk terkikih perlahan dan mengeluarkan ponselnya untuk mengambil moment langka itu.

"Aku mungkin akan meneruskan pendidikanku ke sekolah penerbangan suatu saat." Jelas Joey dengan nada bercanda dan kemudian dia duduk pada bangku.

"Well... I'm happy to hear that." Balas Devonna.

Mereka menunggu beberapa saat. Devonna menghabiskan waktunya dengan mendengarkan lagu dan membaca novel yang ia bawa, sedangkan Joey, dia sedari tadi seperti anak kecil yang terpukau  setelah melihat sesuatu yang baru. Pramugari dan Pramugara berdiri di depan sana dan memberikan sebuah peragaan tentang arahan-arahan untuk tindakan keselamatan ketika sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Joey mencondongkan tubuhnya miring sedikit ke Devonna, "Kau tahu, itu terlihat seperti di video youtube!" Lirih Joey.

Devonna mengeritkan dahinya dan menatap Joey, "Maafkan aku jika ini lancang, tetapi apa ini pertama kali kau naik pesawat?" Tanya Devonna dengan nada sedikit curiga.

"Apa bisa dibilang seperti itu, maksudku... aku mungkin saja pernah naik ketika aku kecil dan lupa ketika aku dewasa, kau tahu yang aku pikirkan bukan?" Jelas Joey.

"Tentu saja." Jelas Devonna. "Kau lebih baik memasang sabuk pengamanmu."

"Ini?" Lirih Joey sambil menundukkan wajahnya.

Joey segera memasang sabuk pengamannya dan setelah itu dia menoleh keluar jendela. Kedua alisnya terangkat ke atas melihat pesawat yang dengan perlahan meninggalkan landasan hingga akhirnya melayang di atas langit. Joey dengan mimik kagum itu menatap ke bawah, melihat pemandangan yang begitu indah dan menggumkan—juga sedikit aneh, dia tak pernah berpikir bahwa Denver terlihat seperti ini dari atas.

"Woah... ."ucap Joey sembari memegang dua sandaran tangan dengan kencang. "Mengapa pesawatnya bergetar?"

"Mungkin mereka ingin reka ulang sebuah adegan Final Destination." Jelas Devonna disertai dengan anggukan kecil.

"Shut up."

Devonna tertawa pelan, "Kau tak perlu khawatir, pesawat ini baik-baik saja."

Selama sisa perjalanan, Devonna tertidur. Terpasang penutup mata di kepalanya dan juga earbuds di kedua telinganya. Sedangkan Joey, dia tidak ingin melewati satupun dari ke indahan ini. Mereka sampai di Billings pada akhirnya, perjalanan beberapa jam itu berakhir juga. Joey mengambilkan tas Devonna dari bagasi tas dan langsung pergi karena tak ingin diminta tolog lagi oleh penumpang pesawat.

"Hey, aku tahu kau semangat but slow down. Kakiku tidak sepanjang kakimu." Jelas Devonna yang berjalan menyusul Joey di depan.

"Kau tahu, Dev... aku menarik kata-kataku lagi! Montana sangat luar biasa, aku menyukainya." Seru Joey dan Devonna hanya tertawa sambil menggeleng kepalanya.

Why Don't We? [alternative version NKOTS]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें