“Jimin...”

Masih sibuk menyendokan puding tanpa mengalihkan matanya dari layar ponselnya.

“Park Jimin!” sedikit berseru.

“Hmm...” dan hanya gumaman yang Taehyung dapatkan sebagai balasan.

Wahh sepertinya otak temannya ini sedang bermasalah karena sangat langka melihat seorang Park Jimin bisa sangat fokus pada ponselnya hingga mengabaikan panggilan seseorang. Taehyung menghela nafas bosan. Ia kembali mengedarkan pandangannya pada sekeliling green room. Tak ada lagi yang menarik yang bisa ia kerjakan.

Sebenarnya ia penasaran dengan apa yang membuat Jimin sampai mengabaikannya, tapi rasa penasarannya pada apa yang dibicarakan Namjoon dengan staff dan manager mereka lebih membuatnya penasaran. Ini sudah sangat lama sekali. Apa mereka tak menyadari jiwa-jiwa lelah yang kini terlelap di green room?

Ia bangkit dari duduknya. Sedikit melirik Jimin disampingnya berharap akan ada reaksi dari sahabatnya itu. Tapi miris... Jimin masih tak bergeming. Oke baiklah. Daripada ia kesal lebih baik ia mencari Namjoon.

***

Langit malam ini terlihat bersahabat. Taburan bintang memang tak sebanyak biasanya, karena malam ini sudah memasuki akhir musim gugur. Mungkin sebentar lagi ia dapat melihat rasi bintang Orion sebagai pertanda berakhirnya musim gugur dan awal musim dingin.

Ahh musim dingin. Sekilas pertanyaan-pertanyaan itu kembali membayanginya.

‘Bagaimana rasanya ia harus menghabiskan musim dingin di bulan Juni seperti ini?’

Di negaranya kini pasti orang-orang tengah menikmati indahnya musim semi. Menyusuri jalan-jalan kota  yang dipenuhi oleh jutaan warna pink yang beterbangan dari pohon-pohon disisinya. Belum lagi nuansa malam yang menyejukan dengan jutaan bintang yang mungkin menghiasi langit. Meski curah hujan akan sedikit meningkat pada musim ini.

Lamunannya kembali membawa dirinya pada nostalgia lama. Dulu biasanya disaat musim semi, ia akan makan Dagae-jjim bersama keluarganya. Jika memiliki waktu luang pasti ia yang akan memasakan makanan khas musim semi degan bahan dasar kepiting itu untuk adik-adiknya. Dengan bantuan Yoongi dan sedikit keributan dari Hoseok, makanan itu selalu menjadi makanan utama malam-malam dimana hujan deras turun.

Makanan itu menjadi makanan wajib mengingat leader mereka adalah pembenci seafood namun tergila-gila dengan kepiting. Samar senyumnya terbit membayangkan kenangan manis yang telah lama terlewat itu. Malam ini... apa disana sedang turun hujan? Apa musim semi tahun ini mereka memakan dagae-jjim lagi? Ahh ia hampir lupa. Perlahan senyum samar itu berubah mengandung sebuah kesakitan saat ia ingat, bahwa musim semi tahun lalupun mereka tak berhasil memakannya karena kekacauan yang ia buat.

Apa sudah cukup yakin kalian menebak siapa pria yang tengah meratap ini sebenarnya?

Tangannya meraih selembar foto yang ada disaku baju pasiennya. Menatap lirih keenam adiknya yang ada disana. Seokjin. Kim Seokjin. Sekarang ia hanya bisa memandangi mereka dari selembar foto seperti ini. Ia tersenyum miris melihat foto yang ada digenggamannya. Ia sadar itu hanya konsep. Ia tahu itu semua memang telah diatur. Tapi tetap saja hatinya sakit melihat ekspresi adik-adiknya disana.

TEAR

Adik-adiknya mengambil konsep itu untuk comeback pertama mereka setelah kepergiannya. Air mata. Bahkan dari foto yang kini Seokjin pandangi, kesedihan yang ia lihat pada mata adik-adiknya terasa begitu nyata. Terkadang bayangan bagaimana keadaan mereka saat ia tinggalkan hari itu sungguh menyiksa batinnya.

Meski tak melihat dengan matanya sendiri namun hati Seokjin secara tak langsung juga merasakan sesaknya saat mereka menunggu ia yang tak kembali ke ruangannya. Sakitnya mereka saat membaca deretan huruf yang ia tulis. Seokjin sungguh dapat merasakannya dan itu sangat menyakitkan. Sering terlintas dalam pikirannya,

Apakah mereka akan menerimanya lagi jika ia kembali?

Ahh bodoh! Bahkan seharusnya ia bertanya pada dirinya ‘apakah ia bisa kembali?’
Sedangkan untuk hidup lebih lama saja ia mendekati mustahil.

“Tuhan... apakah jika aku meminta untuk bertemu mereka yang terakhir kalinya kau akan mengabulkannya?” Pangandangnnya kembali teralih pada langit malam diluaran sana. Sekilas ia tersenyum kecut.

“Bodoh! Kenapa kau terlihat begitu egois Kim Seokjin!”

Tangannya kembali beralih, meletakkan foto itu dan membuka laci nakas disampingnya. Terlihat keraguan dari gerakan tangannya saat mengambil selembar kertas yang ada didalam laci itu.

“Mungkin untuk terakhir kalinya...” gumamnya lirih. Pandangannya kembali mengabur karena tertutup genangan air yang kembali menumpuk pada kelopak matanya.
“Untuk terakhir kalinya...” lirihnya lagi, “dan setelah itu aku bisa pergi dengan tenang...”



***
T to the B to the C
TBC
***

Wuhuuu chukhahhamidaaa
Chukhahamnidaaa
uri Seokjinie saengil chukahamnidaainggg

Happy Birthday Our Oldest Broooo
🎉🎉🎉

Wish you always be Happy wkwk
worlwide handsome

Don't be sick and please have a beautiful life after all the sad you hadWe always PURPLE U our dearest

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Don't be sick and please have a beautiful life after all the sad you had
We always PURPLE U our dearest

💜💜💜💜

And
KIM SEOKJIN THNK YOU VERY MUCH
TELAH BERSABAR JII SIKSA SELAMA INI
wkwk

#HAPPYJINDAY
# 석진생일ㅊㅋ

  💜I can't wait for MAMA today💜
😬Fighting our kings😬

The last but not least

As Usual Jii say
Big LoVe
Big BoraHaeng

-mrs.Jeon-
🌸Jiraa🌸

형, 이렇게 아니야. (Hyung, It's Not Like This) √Where stories live. Discover now