Namun kini, saat grup yang dulu begitu hangat layaknya keluarga. Saat grup yang dulu sudah selayaknya ia anggap akan selamanya, hancur didepan matanya, apakah hati Namjoon masih sanggup menahan rasa sakitnya?
Jawabannya adalah tidak! Ia tidak akan pernah bisa melihat keluarganya sendiri hancur apalagi didepan matanya. Rasanya untuk kali ini saja. Kali ini saja biarkan dia menjadi seorang Kim Namjoon, seorang adik yang bisa menangis saat berusaha mencegah salah satu kakaknya pergi lagi. Bukan seorang RM yang akan bertindak logis untuk grupnya. Kali ini. Biarkan Namjoon ikut menangis seperti yang lainnya saat merasakan sakit.
Kembali pada keadaan dimana Namjoon berpikir bahwa Yoongi yang menunduk menandakan hyungnya itu telah tersadar. Cengkramannya hampir saja melemah sebelum ia mendengar kekehan sang hyung. Yoongi masih menunduk, namun kedua bahunya naik turun dan tak lama setelah suara kekehan pelan itu, raut wajah dingin Yoongi terpampang nyata dihadapan air mata Namjoon. Membuat cengkraman tangan pada kerah Yoongi kian menguat.
"Kau pikir aku tidak sadar Kim Namjoon?"
"...Aku sepenuhnya sadar! Sekali lagi kutegaskan jika memang kau tak mendengar omonganku dengan jelas!" Yoongi melepas kasar cengkraman Namjoon pada kerah bajunya, "Aku," suara Yoongi terdengar penuh tekanan.
"...akan memutus kontrakku. AKU AKAN KELUAR DARI--"
*Bugh
Namjoon kembali melayangkan pukulannya pada wajah Yoongi. Kali ini pukulannya bahkan bisa jadi lebih kuat dari pada sebelumnya. Yoongi kembali tersungkur namun tak lama Namjonn kembali menerik kerah sang hyung hingga mereka kembali berhadapan. Air mata masih menggenang dipelupuk mata Namjoon namun sorot matanya tajam menatap Yoongi yang tak kalah tajam menyorotkan matanya tepat pada manik Namjoon.
“Baik jika itu memang yang kau mau” Suara Namjoon tak kalah dipenuhi berbagai tekanan. Suaranya dingin, tak gentar sedikitpun.
“...Tapi apa kau pikir itu jalan yang terbaik hah?”
“...Apa kau pikir dengan kau keluar dari BTS semuanya akan baik-baik saja?”
“...Alasanmu keluar dari BTS karena Jin hyung bukan?” Tubuh Yoongi menegang seketika saat mendengar nama sang hyung keluar dari bibir Namjoon.
“...Apa kau pikir Jin hyung akan senang?”
“...Apa kau lupa apa yang Jin hyung inginkan?”
“...APA KAU LUPA APA YANG SEOKJIN HYUNG INGINKAN DALAM SURATNYA HAH?!” Emosi Namjoon kini sudah benar-benar tak terkendali. Ia semakin erat mencengkram kerah kemeja Yoongi, namun lagi lagi air mata turut mengiringi setiap kata yang keluar dari bibirnya.
“Aku juga ingin mengakhiri ini semua andai aku bisa hiks,” Akhirnya lirihan itu terdengar. Namjoon menunduk dan kembali menangis tersedu-sedu dihadapan Yoongi.
“...Aku juga sudah tak sanggup melihat keluargaku sendiri tertimpa masalah satu persatu. Rasanya sakit. Hiks... Rasanya sangat sakit disini,” Satu tangan Namjoon terlepas dari kerah Yoongi dan menepuk dadanya keras. Merasa mungkin dengan begitu ia bisa mengurangi rasa sakit dan sesaknya.
“...Apa hyung pikir aku sanggup menahan semua ini?” Tubuh Yoongi bergetar hebat mendengar Namjoon memanggilnya hyung dengan suara yang sangat lirih. Sorot mata yang asalnya dikuasai emosi kini dapat Yoongi lihat terselubungi oleh rasa sakit. Tak ada lagi amarah dalam sorot mata adiknya itu. Dan itu tentu saja sukses membuat tubuh Yoongi kembali limbung.
“Aku juga sakit hyung. Aku sakit. Rasanya aku juga ingin lari seperti yang hyung lakukan kemarin,”
“Tapi apa aku bisa? Apa aku bisa lari seperti itu jika saat ini salah satu kakakku sudah tak ada? Apa aku bisa berlari saat adik terkecilku kini sangat membutuhkan aku? Membutuhkan kita? hiks...”
YOU ARE READING
형, 이렇게 아니야. (Hyung, It's Not Like This) √
Fanfiction[Completed] "Ahh hyung... kurasa hidup kita lebih tenang saat hyung tidak ada..." celotehan pagi Taehyung membuat Jin yang sibuk membangunkan member BTS lainnya terdiam sesaat. "Ya mungkin. Tapi sebelum hyung benar benar pergi dari kalian, hyung h...
