"Nabilla?"

4.1K 144 38
                                    

Maaf jika selama ini aku bukan tulang rusukmu yang baik. Aku terlalu rapuh untukmu yang menginginkan tulang rusuk terbaik. Terimakasih atas kesempatan yang selama ini kau berikan. Aku pamit.
Ana uhibbuka fillah.

Sebuah kertas ditemukan Dzaki di kamar Nabilla. Dan ia merasa sangat menyesal atas perlakuannya selama ini terhadap Nabilla. Sekarang tak ada lagi Nabilla yang selalu sabar akan sikap Dzaki.

Waktu seolah melambat bagi Dzaki, namun nyatanya semuanya berjalan semestinya. Dzaki yang terpuruk, kuliahnya, karir dan aktivitasnya terganggu. Kehilangan Nabilla membuatnya tak bergairah untuk hidup. Dia hanya makan sekali sehari. Tidak lagi masuk kuliah hingga sekarang dia dikeluarkan dari universitas tempatnya kuliah. Bersyukur dia masih ingat dia adalah seorang hamba, dia tetap menjalankan sholat wajib sebagaimana mestinya umat Islam.

Sekarang tepat satu tahun setelah kepergian Nabilla. Namun Dzaki semakin tak terurus dia terlihat kurus. Mitha dan Raka merasa prihatin atas apa yang menimpa Dzaki. Namun mereka tak dapat berbuat apa-apa. Sekarang mereka sedang mengembangkan bisnis mereka yang sekarang sudah memiliki 2 cabang di tempat lain.

Dzaki tidak seharusnya selarut ini, dia seharusnya ingat bahwa Allah tidak akan memberikan ujian melewati kemampuan hambanya. Namun Dzaki lupa akan hal itu. Semua yang ia lakukan seolah hambar penuh rasa penyesalan di dalam dada. Sesekali ia mengunjungi makam Nabilla.

Ketika hari itu dia memutuskan untuk berkunjung dan mendoakan Nabilla, dia merasa ada seseorang yang mengikutinya. Namun ia tak acuh. Seseorang mendekat, "Assalamu'alaikum, Dzak." sapa orang tersebut.

"Waalaikumussalam, ada apa?" tanya Dzaki.

"Sudah saatnya Dzak."

"Apa maksud lo?"

"Kembali ke jalan Allah, tidak baik larut dalam kesedihan, aku tahu kamu menyesal tapi ini semua sudah terjadi. Lihat semuanya, hidupmu berantakan Dzak. Ikut denganku, aku akan memberikanmu sebuah pekerjaan."

"Gue gak butuh belas kasian lo."

"Dengan cara seperti ini apa kamu kira bisa menebus kesalahanmu pada Nabilla? Ayo Dzak, bangkit. Nabilla menunggumu di surga, kalau kamu seperti ini bagaimana caramu meraih surga-Nya Allah dan bertemu dengan Nabilla?"

"Lo benar Ka, gue harus bangkit kembali ke jalan Allah buat nyusul Nabilla."

Dzaki akhirnya mau menerima tawaran Raka untuk bekerja di tempatnya. Dzaki memegang salah satu toko perhiasan milik Raka dan Mitha di cabang yang baru dibuka dan diresmikan.

*****

"Assalamualaikum, permisi," ucap seorang pelanggan ketika toko sudah mulai sepi karena waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam.

"Waalaikumussalam, toko sudah tutup, Mba."

Pelanggan yang tak lain adalah seorang perempuan itu tetap menunduk, melihat perhiasan-perhiasan yang tertata rapi di etalase perhiasan.

"Maaf, Mba. Toko sudah tutup," ucap Dzaki lagi.

"Saya, hanya ingin melihat dulu, Mas," jawabnya masih menunduk.

"Tapi, Mba. Besok masih ada waktu, sekarang toko kami sudah tutup."

"Siapa yang menjamin hidupku akan sampai besok? Aku hanya melihat-lihat dulu, karena aku belum punya uang untuk membelinya. Dan aku tidak mungkin datang di siang hari ketika toko banyak pengunjungnya," ucap wanita itu dan menghentikan kegiatannya melihat perhiasan.

Cinta di Sepertiga Malam (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang