33 | 🥀 Meet Daren ⚘

266 17 21
                                    

Beritahu Nata kalau ada typo dan pengulangan kata dalam satu paragraf jika dianggap tidak pas, atau perlu diganti❤

****

Suara ketukan pintu berkali-kali, membuat Megan yang sedang memakai sepatunya di ruang tamu langsung terbirit-birit menuju pintu. Kedua sudut bibir Megan melengkung membentuk sebuah senyuman, ketika otaknya menebak Sang pacar-lah yang pasti bertamu pagi-pagi begini. Sudah menjadi kebiasaan Bayu semenjak berpacaran dengan Megan, lelaki itu selalu menjemput Sang pujaan hati untuk berangkat sekolah bersama.

"Pacar gue pasti!" Ujar Megan sambil memutar knop pintu dengan senyuman yang tak kunjung luntur.

Pada awalnya Megan memang ragu dengan Bayu, tapi kini setelah menjalani hari-hari bersama Si mantan playboy, Megan mendadak yakin dan percaya bahwa Bayu benar-benar tak main-main, mengingat perubahan sikap lelaki itu yang kini tak pernah menggoda perempuan ataupun bermain dengan banyak wanita lagi. Selain itu Bayu juga sangat perhatian dengan Megan, tak jarang Bayu juga sering melontarkan gombalan-gombalan rongsokan--- kalau kata Nata, namun Megan justru tersipu dan bahagia dengan hal itu.

"Nah kan bener!" Kata Megan antusias begitu mendapati Bayu yang berdiri di hadapannya. Bayu menautkan kedua alisnya, terlihat bingung.

"Apanya yang bener?" Bayu mencubit pelan pipi Megan, membuat gadis itu menampilkan cengiran.

Megan terkekeh, lalu menyahut. "Hehe, itu--- kamu yang ketuk pintu barusan." Seakan terkena sihir, Bayu ikut menampilkan senyum lebar sambil mengacak rambut Megan sayang.

Merasa penampilan Bayu pagi ini tampak aneh, Megan langsung menelisik ujung hingga pucuk Sang pacar. Mata Megan sukses melotot begitu mendapati Bayu tak menautkan tali sepatu kiri dan kanannya. Kenapa lelaki ini mendadak seperti anak SD?

"Kok sepatunya gak ditaliin, sih? Gak biasanya kamu teledor kek gini, mana dua-duanya lagi." Megan bertanya sambil memperhatikan tali sepatu Bayu dengan perasaan heran.

Ikut menunduk mengikuti arah pandang Megan, Bayu menyahut dengan raut polos. "Aku lupa cara ngiket tali sepatu." Megan langsung mendongak sambil melongo.

"Hah! Mana ada orang lupa hal kayak begini?" Megan memukul pelan lengan Bayu saking herannya dengan jawaban lelaki itu.

"Ada lah, ini aku. Asal kamu tau ya, aku kayak gini juga gara-gara kamu." Bayu menunjuk Megan dengan dagunya masih mempertahankan raut polos yang sialnya terlihat imut di mata Megan.

"Lah! Kok bisa?" Megan sampai menggaruk pelipis saking bingungnya dengan tuduhan Bayu.

"Ya bisa! Kan aku lupa gara-gara terlalu sibuk ngiket kamu dihati aku." Bayu mencubit manja dagu Megan membuat gadis itu langsung tersipu.

Memukul pelan lengan Bayu, Megan mencoba menetralisir hawa panas yang menjalar di kedua pipinya. "Ish! Apa'an coba, receh tau gak?"

Mencubit kedua pipi Megan, Bayu benar-benar gemas dengan gadis yang kini menjadi kekasihnya itu. "Yaudah, besok aku kasih yang kertas deh! Biar gak receh lagi." Megan hanya mampu berpura-pura mencebikkan bibir. "Yaudah, berangkat sekarang aja, yuk! Aku gak mau pacarku telat sekolah," tambah Bayu.

"Emang kenapa?" Tanya Megan sambil melangkah beriringan dengan Bayu menuju motor lelaki itu.

Memakaikan helm pada Megan, Bayu menampilkan senyum lebarnya kemudian menyahut. "Selain kamu dihukum, kamu nanti bisa ketinggalan pelajaran dan hal itu bikin rugi masa depan kita." Bayu menaiki motornya, kemudian diikuti Megan yang juga mulai naik diboncengan Bayu dengan berpegangan pada bahu lelaki itu.

"Masa depan kita?" Tanya Megan bingung sambil membenarkan letak duduknya. Semenjak resmi jadian dengan Bayu, otak Megan mendadak lemot setiap berurusan dengan lelaki itu. Entah hilang kemana sifat galak dan juteknya dulu, Megan pun tak tahu.

Because I Love You (Completed)Where stories live. Discover now