30 | 🥀 Apes! ⚘

235 18 18
                                    

Sebelum baca vote dulu biar kagak lupa😥 Setelah baca langsung comen ya❤

Tenang, Nata gak maksa. Buat yg mau aja, kok😭

****

Masih di dalam angkutan umum, kini Nata semakin terpojok. Keringat mulai mengucur dari pelipis gadis itu akibat rasa takut yang semakin menjadi-jadi. Dua orang kekar dan sangar masih melayangkan tatapan membunuhnya, mereka berdua menatap Nata dengan sudut bibir terangkat mengisyaratkan ancaman.

Gimana nih nasib gue? Batin Nata bertanya-tanya.

Si kepala plontos mulai memajukan wajahnya dengan alis yang terangkat sebelah serta seringaian yang tak kunjung pudar. Sementara Si gondrong kini malah bangkit dan berpindah duduk di sebelah Nata. Perasaan campur aduk dengan jantung berdebar tak karuan melingkupi diri Nata, rasanya Nata ingin buang air kecil jika dalam posisi terpojok seperti ini.

Keadaan yang terlalu mencekam membuat Nata secepat mungkin harus putar otak, dia kemudian mengedarkan pandangannya menatap jalanan. Nata benar-benar tak punya nyali untuk saling beradu tatap dengan dua orang kekar dan sangar yang terus melayangkan tatapan tajam.

Seakan ada bola ajaib yang muncul di kepala Nata, langsung gadis itu menyentikkan jarinya sambil menyunggingkan senyum sumringah. Rejeki anak sholehah memang, batinnya girang.

Bagaimana tidak, sekitar limapuluh meter di depan angkutan umum ada sekelompok polisi yang sedang melakukan razia. "Kiri Bang!" Nata langsung menepuk pundak Sang sopir begitu sampai ditempat  barisan para polisi. Selesai membayar ongkos pada Sang sopir, terbirit-birit Nata keluar dari angkutan umum.

"Shit!" Umpat kedua lelaki berbadan kekar dan sangar bersamaan menatap kepergian Nata. Gagal sudah harapannya mendapat berlian di pagi cerah begini, sungguh hari yang sial.

Angkutan umum mulai melaju, dari tempatnya berdiri Nata melihat jelas raut kesal dua lelaki berbadan kekar dan sangar itu. "Bye!" Nata melambaikan tangannya bermaksud meledek kedua lelaki itu yang dibalas acungan jari tengah.

"Katannyyyaaaa maauuu nemenniiinnnn guueee? Gaakkk jaddiii?" Teriak Nata ketika angkutan umum mulai menjauh. Dari kaca belakang terlihat dua lelaki itu mendengus kesal membuat Nata terbahak.

Nata mengelus dadanya sambil menatap angkutan umum yang mulai menghilang di telan keramaian. "Huft, untung aja! Kayaknya lain kali gue garus bawa senjata nih, buat jaga diri biar terhindar dari mahluk-mahluk absurd kayak mereka."

Melirik jam tangan yang telah menunjukan pukul enam lewat empatpuluh lima menit, Nata langsung melanjutkan langkahnya. Sekolah yang mulai terlihat di depan mata, membuat Nata memilih jalan kaki untuk sampai disana. Si cantik cukup trauma dengan kejadian tadi, lelah sedikit saja tidak apa-apa asalkan dirinya aman sentosa.

Tinggal beberapa langkah lagi, Nata sampai di depan gerbang sekolah. Senyum bahagia merekah di bibir gadis itu, segera Nata mempercepat jalannya sambil sesekali melompat kecil menghindari jalanan berlubang yang dipenuhi air kotor. "Ini jalanan kenapa banyak air-nya gini, ya? Jadi was-was gue kalo kena nih air. Ya, moga-moga aja kagak ada mobil yang ngebut lewat sam----"

Byuurrr!

Genangan air kotor langsung menyembur Nata membuat Sang empunya menganga lebar-lebar dengan kedua tangan terangkat ke atas karena syok. Mobil sedan hitam yang baru saja mengotori baju Nata justru melaju dengan kencangnya mengabaikan gadis itu yang masih terbengong-bengong.

Nata menunduk, dia memandangi baju putih yang kini berbuah menjadi cokelat. Bukan itu saja, rok abu-abunya pun basah kuyup pada bagian tengahnya. Ini benar-benar buruk dan kesadaran Nata masih mengambang. Tiga menit Nata meratapi keadaan, baru dia sadar akan kondisinya. "Aaaaaaaaaa!!! Setaaaaannnnn!!!!" Teriaknya tak tanggung-tanggung dengan kepala mengadah.

Because I Love You (Completed)Where stories live. Discover now