Babak Dua: Jamuan Makan Malam

Start from the beginning
                                    

"Hallo Joey

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Hallo Joey." sapa lelaki itu dengan senyuman.

Joey memiringkan sedikit kepalanya dan matanya menyipit, "Uh... aku tidak tahu bahwa Markus akan ada di menu makam malam kita hari ini." ucap Joey. 

"Joey!" ketus ibunya sembari membuka kedua matanya lebar. "Maaf jika mom tidak memberi tahumu sebelumnya." balas ibunya lalu dia melihat diriku yang berdiri di sebelah Joey. "Tapi mom, juga melihat kau membawa seorang teman."

Joey menoleh ke arahku dan dia menggaruk bagian belakang kepalanya, "Ah... ya. Aku mengajak Devonna makan malam dan aku yakin kau sudah tahu Devonna."

"Aku belum." Jelas Markus dan dia mengarahkan tangannya kepadaku. "Markus."

Aku tersenyum dan menjabat tangannya. "Devonna Lawrance, panggil saja Devonna." ucapku dengan senyuman dan kemudian beralih kepada ibunya Joey. "Hallo Mrs. Alexnader, kita bertemu lagi."

Ibunya Joey hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya pelan.

"Shut... up... ." ucap suara di sebelahku dengan begitu semangatnya. Aku langsung menoleh seketika dan saat itu juga, aku melihat seorang wanita muda dengan rambut panjang pirang dan mata yang tak kalah biru.

Kenapa banyak sekali orang yang bermata biru aku temui dalam satu hari ini?! 

"Ini pertama kalinya Joey membawa seorang perempuan setelah semua lelaki-lelaki aneh yang kau ajak ke sini!" serunya dengan antusias. "Dan yang kau bawa adalah... DEVONNA?!"

Joey mendelik ke arah perempuan tersebut. "Devonna, tolong kenalkan. Perempuan muda ini adalah adikku, Katie—adik angkat lebih jelasnya."

Aku tersenyum lebat dan merentangkan tanganku ke depan. "Devonna Lawrance."

Katie mematung melihatku. "Kau tahu, Joey sering bercerita kepadaku tentang perempuan pintar di sekolahnya." ucap Katie dan aku mengangkat kedua alisku kemudian melihat Joey yang tersenyum paksa di sebelahku. Katie kemudian mencondongkan tubuhnya. "Aku rasa dia sangat tertarik kepadamu dan jika pada akhirnya kalian pacaran... aku setuju, sangat setuju." lanjutnya dengan volume suara yang kecil.

Aku tertawa pelan. "Akan aku pikirkan itu, tetapi yang jelas untuk sekarang kami hanya teman baik saja."

"Okay baiklah, kita sudahi acara perkenalan ini. Aku dan Devonna akan ke atas. Jika kalian perlu bantuan, panggil kami saja." jelas Joey dan kemudian dia berlari ke arah tangga. Aku masih mematung di tempatku. Joey kemudian menoleh ke arahku. "Kau ingin ikut atau diam saja di situ?" tanya dia.

"Aku... aku... hanya merasa tidak sopan berada di kamar seseorang." jawabku.

Joey mengeritkan keningnya. "Well... aku mengizinkanmu, jadi kau tak perlu merasa sungkan. Terlebih kau ini hidup di era mana hingga mempunyai pemikiran seperti itu?" 

Why Don't We? [alternative version NKOTS]Where stories live. Discover now