Bab 56

18.3K 977 57
                                    

Pagi di hari Minggu yang seharusnya bisa dilewati dengan tidur sepuasnya, dan bangun kapanpun sebebasnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pagi di hari Minggu yang seharusnya bisa dilewati dengan tidur sepuasnya, dan bangun kapanpun sebebasnya.

Namun, tidur Kinara pagi ini malah terganggu dengan gedoran di pintu yang entah sejak kapan mulai terdengar di telinga Kinara, dan membangunkan dirinya hingga ia tidak bisa kembali tidur dengan tenang.

"Siapa, sihhhhhh???!!!!" gumamnya malas, namun dengan suara yang cukup kencang hingga terdengar sampai keluar pintu kamar.

"Buka, Kinnnn!!" Nampaknya sang pelaku benar-benar tidak bisa membiarkan Kinara tidur dengan tenang, karena sesudahnya, gedoran kembali terdengar. Kali ini disertai teriakan yang terus menyebut namanya.

Kinara masih asik dengan kasurnya yang pagi ini terasa dingin. Dengan malas, ia menutup telinganya dengan bantal. "Berisikkkk!!"

"Kin. Ada Aldo ini di bawahhh!" Oke sekarang Kakaknya mencoba membujuknya dengan hal seperti ini? "Kin! Kalau lo masih gak mau bangun, gue suruh Aldo yang masuk kayak waktu itu, ya?!" Spontan Kinara langsung terbangun dari tidurnya, takut kalau Kakaknya akan benar-benar melakukan ancaman itu. Bagaimana tidak. Ia tidak mau kejadian saat itu terulang lagi. Sedangkan saat ini ia mengenakan baju yang sama seperti biasa ia kenakan untuk tidur.

"DIEM DI SITU! GUE KELUAR!" sahut Kinara sangat tidak santai. Dengan cepat ia berlalri ke arah kamar mandi membasuh wajahnya, menggosok gigi, lalu mengganti pakaiannya.

Setelah selesai mengganti pakaian, Kinara memutuskan untuk keluar dari kamar. Mencegah sebelum nanti Kakaknya akan nekat benar-benar menyuruh Aldo yang masuk ke dalam kamar.

Ketika membuka pintu, alangkah kagetnya Kinara menemukan kakaknya tengah bertingkah seperti sedang berpidato. "Inilah dia. Mari kita sambut Kinara. Cewek yang baru aja bangun, cuman karena diancam cowoknya dateng. Dan ternyata dia cuman dibohongin. Oke, teman-teman mari kita...." Didit menatap Kinara yang tengah mengangkat sebelah alisnya, nampak sedang berpikir. "KABURR!"

Baru tersadar kalau ternyata ia hanya dibohongi, Kinara dengan susah payah mengejar Kakaknya yang kini sudah berlari menuruni tangga. Hingga sesampainya di bawah, ia menemukan Aldo yang baru saja masuk ke dalam rumah dengan Mama, yang sepertinya membukakan pintu untuk Aldo tadi.

"Eh. Do?" Kinara jadi celingukan sendiri. Mencari Kakaknya yang sekarang entah kemana.

"Hai, Kin. Udah bangun ternyata." Ada kekehan kecil diujung kalimatnya. "Aku mau ajak kamu pergi. Bisa?" Mama mengangguk ketika Aldo menatap seolah meminta ijin lewat tatapan itu.

"Mau ke mana, Do?"

Aldo tersenyum sejenak. "Mau kenalin kamu ke mama. Belum pernah ketemu, kan?" Kinara cukup kaget. Dikenalkan? Ke Mamanya? Apa itu artinya Aldo seserius itu?

Kinara jadi bingung sendiri ingin menjawab apa, hingga Mamanya menyeletuk, "Udah, Kin. Biar cepet ketemu calon besan mama, nih.." ujar Mamanya meledek.

Ketos VS Waketos [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now