Bab 33

24.9K 1.4K 37
                                    

"Pagi, pagiiii!" sapa Kinara dengan semangatnya menuruni tangga

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

"Pagi, pagiiii!" sapa Kinara dengan semangatnya menuruni tangga.

"Mam--" ucapannya terpotong seiring dengan matanya yang menangkap sosok yang sedang asik berbincang dengan kakaknya di meja makan.

"Pagi juga," balasnya menyapa Kinara.

"Adek gue udah cantik aja," puji Didit ketika melihat Kinara dengan balutan seragamnya.

"Cantiklah. Gebetan gue!" sahut Aldo setengah berbisik kepada Didit membuatnya tertawa kecil.

"Ngomongin apa lo?!" tanya Kinara menyelidik.

"Kepoo.." sahut Didit dengan tatapan jengkelnya membuat Kinara mengumpat kesal.

"Mama ke mana?" tanya Kinara mengalihkan pembicaraan sembari menggigit rotinya.

"Oh, tadi ke rumah temennya," jawab Didit yang masih mengunyah makanannya.

"Pagi amat."

"Katanya sih mau jenguk temennya gitu. Sakit. Gak tau jugalah," jawab Didit lagi membuat Kinara mengangguk-angguk paham.

"Kalau gitu, gue cabut duluan ya. Ada pertemuan di kampus." Didit bangun dari duduknya dan menggendong tasnya pada sebelah pundak.

"Terus? Gue?" tanya Kinara sambil beridiri.

"Lo gak lihat? Atau lo gak anggap gue?" celetuk orang yang ada di sebelah Kinara sembari mengangkat sebelah alisnya memandang Kinara dengan sedikit mendongak karena posisinya masih duduk.

"Jaga adek gue," pesan Didit sebelum dirinya benar-benar menghilang dari pintu.

"Udah selesai?" tanya Aldo membuat Kinara kembali duduk dan melanjutkan makannya yang belum selesai.

"Kenapa lo gak bilang kalau mau jemput? Tumben juga," jawab Kinara balik bertanya tanpa menatap Aldo yang masih duduk di sampingnya.

"Emang kenapa? Kalau gue bilang mau jemput, lo mau dandan? Atau milih baju? Atau..." ocehnya panjang lebar dan seketika terhenti dengan tatapan tajam dari Kinara.

"Kalau lo bilang, gue bakal berangkat duluan. Jangan kepedean!" sahutnya jutek membuat Aldo mengangkat bahu acuh.

"Lo mau terus duduk?" tanya Kinara dengan datar saat ia melihat Aldo masih duduk sedangkan Kinara sudah berdiri.

"Oke. Kita jalan sekarang," jawabnya sembari berjalan mendahului keluar.

Sesampainya di dalam mobil, suasana masih hening. Hingga Aldo membuka pembicaraan.

"Lo sama temen-temen lo boleh juga ngerjain guenya kemarin," celetuknya dan sukses membuat Kinara menoleh.

"Lo-nya aja yang bego. Nurut-nurut aja," sahut Kinara dengan tawanya yang masih tertahan bila mengingat kejadian kemarin.

"Gue pikir kan itu beneran. Lagian muka lo juga anteng-anteng aja. Jadi gue gak curiga," jawabnya membela diri.

"Sama aja. Bego. Gampang dibohongin," sahut Kinara membuat Aldo berdecak.

Ketos VS Waketos [SUDAH TERBIT]Där berättelser lever. Upptäck nu