Bab 53

18.2K 1K 15
                                    

Dering ponsel yang berbunyi membuat Kinara melepaskan pelukannya pada Didit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Dering ponsel yang berbunyi membuat Kinara melepaskan pelukannya pada Didit. Ketika itu juga Didit beranjak bangun darit empat tidur. "Aldo tuh. Selesain masalah lo, ya. Masa lagi ulang tahun sedih-sedihan terus. Gue ke kamar." Kinara ragu. Ia ragu untuk mengangkat telepon itu. "Oh, iya. Satu lagi. Jangan lupa nanti ada makan malem keluarga." Kinara mengangguk seraya tersenyum singkat.

Setelah Didit keluar dari kamar, Kinara mulai meraih ponsel yang masih terus berdering sejak tadi. Ia menatapnya sejenak. Bingung. Mengangkat panggilan itu, atau tidak. Sampai pada akhirnya, ia memutuskan untuk mengangkat telepon dari Aldo. Mungkin Kak Didit ada benarnya, dia harus menyelesaikan masalahnya dengan Aldo.

"Haloooo! Kinara? Ya ampun, Kin. Aku khawatir banget sama kamu, tadi ditelepon gak diangkat. Di-chat cuman dibaca. Kamu kenapa sihhh?? Aku khawatir niih.." Kinara masih diam. Satu tetes air mata meluncur di pipinya, membuatnya segera menyekanya.

Tidak mendapat jawaban dari Kinara membuat Aldo kembali gelisah. "Kin? Kamu sakit? Kok diem aja? Kamu kenapa? Tadi aku ke rumah Kak Didit bilang kamu tidur. Kamu sakit, Kin? Aku ke rumah kamu ya.."

"Gak usah." Satu jawaban singkat dari Kinara sukses membuat Aldo diseberang sana mengernyit.

"Kamu kenapa, Kin? Padahal ini kan hari ulang tahun kamu. Tadinya aku mau ajak kamu pergi, lho. Sekarang aku jemput kamu, ya?" Kinara memejamkan matanya sejenak. Sulit rasanya untuk tidak mengingat foto itu lagi.

"Kamu mau kasih aku hadiah?" Seketika, di seberang sana Aldo bingung.

"Ya.. Iya.. Kan kemarin aku udah bilang."

"Makasih hadiahnya. Udah aku terima kok." Kinara tersenyum miris tanpa Aldo ketahui.

Jawaban dari Kinara membuat Aldo mengernyit tak paham. Bagaimana bisa? Sedangkan hadiah yang seharusnya ada padanya. "Kin, kamu ngomong apa deh? Hadiahnya masih sama aku.." Kinara lagi-lagi memasang senyum mirisnya.

"Mungkin aja kamu lupa, kan? Atau emang pura-pura lupa kalau kamu udah kirim hadiah spesial buat aku..." Aldo semakin bingung dengan penjelasan Kinara.

"Kin. Sumpah, aku gak ada kirim apa-apa ke kamu. Emang apaan sih?"

"Jangan pura-pura, Do. Jujur aku kecewa sama kamu. Aku coba untuk percaya sama kamu, Do. Tapi gak bisa."

"Kin. Sumpah aku gak ngerti ini. Kamu ngomong apa sih?" Tanpa sadar Kinara tertawa sumbang. Tawa yang seketika membuat Aldo merasa sakit. Entah kenapa sakit rasanya mendengar tawa itu.

"Aku juga gak ngerti kenapa kamu bisa setega itu sama aku." Kinara lagi-lagi tersenyum miris. Entah kenapa nasibnya semiris ini.

"Tega? Tega apa sih, Kin?" Aldo semakin dibuat bingung oleh perkataan Kinara. Tega? Tega apanya? "Gini, gini. Aku ke rumah kamu seksrang, ya. Aku yakin pasti ini salah paham. Aku bener-bener gak ngerti apa yang kamu omongin." Aldo segera mematikan sambungan telepon yang membuat Kinara langsung menghela nafas singkat.

Ketos VS Waketos [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now