25. Makan Malam (II)

179 12 0
                                    

Sehabis mandi tadi Lala menghubungi Putri, mengabarkan bahwa ia akan pulang terlambat.

Setelah itu, disinilah Lala sekarang. Didepan cermin, mempersiapkan mentalnya agar tak menangis dihadapan Rey nanti. Menarik nafas kemudian menghembuskannya lagi. Terus mengulangi hal itu hingga ia rasa sedikit lebih tenang.

"Huft... gue pasti bisa," lirihnya

*****

Rey menuruni tangga perlahan ia memang tak bersemangat untuk makan. Nafsu makannya hilang sebab sedari tadi ia memikirkan Lala.

Budi dan Dyka tadi mendatanginya waktu dia tengah berdiskusi dengan kelompoknya di perpustakaan. Mereka menceritakan tentang kejadian di kantin saat Lala menceritakan Rey. Dari sana Rey tahu bahwa Lala sedang tidak baik-baik saja.

Rey sempat mencari Lala dikampus namun hasilnya nihil Lala tidak ada. Mungkin ia sudah lebih dulu pulang. Rasa bersalah menyelimuti Rey karna membuat air mata Lala menetes dengan deras.

"Loh Mama mana, Pa?"

"Masih manggil tamunya," jawab Papanya saat ia melirik ke arah Kevin, Abangnya itu hanya mengedikan bahu seolah berkata 'mana gue tahu.'

*****

Tok ... tok ... tok ...

"La?"

Panggilan dari luar memecah khayalan Lala tentang Rey yang tengah menari-nari dalam pikirannya

Ceklek

"Iya tante."

"Ayo makan malam dulu semua sudah siap."

"Iya tante"

Mama Rey menggiring Lala ke arah ruang makan milik keluarga Pratama ini.

Semua mata dimeja itu melihat ke arah Mama Rey dan saat mereka tahu siapa yang dibawa sang Mama. Kevin dan Rey melotot kaget.

"LALA?!" Ucap mereka serentak

Lala melotot tak percaya. Kenapa Kevin bisa disini? Bukankah ini rumah Rey?

Lala menoleh menatap Mama Rey dengan pandangan bingung. Mama Rey tersenyum sembari mengajak Lala duduk disebelah Rey bersebrangan dengan Kevin dan Mama Rey, sedangkan Papa Rey duduk di ujung meja makan sebagai kepala keluarga

"Kenalin, La. Ini Kevin Kakak Rey," Lala yang mendengarpun melongo tak percaya. Ia mengalihkan pandangannya pada Rey.

"A-Abang kamu?" Tanya Lala pada Rey. Rey tersenyum tipis dan mengangguk.

Astaga kenapa Rey tak pernah mengatakannya bahwa Kevin adalah Kakaknya. Pantas saja sewaktu Kevin mengantarkannya ke kampus Rey terlihat mengenalinya.

Hening mendera meja makan keluarga Pratama Mama Rey terlihat bingung. Mengapa semua menjadi diam? Mengapa Rey tampak biasa saja saat bertemu Lala, tidak seperti di supermarket beberapa waktu yang lalu. Papa Rey yang mengerti situasi pun berdehem memecah kesunyian diantara mereka.

"Mari makan semua"

Mereka yang tengah sibuk dengan pikiran masing-masingpun tersentak sadar dan bersiap menyantap makan malam.

Lala menatap Mama Rey yang tengah melayani suaminya dengan menyiapkan makanan. Mama Rey yang sadar Lala memperhatikannya tersenyum lembut.

"Lala nanti juga kaya tante kok kalau sudah punya suami"

Lala hanya tersenyum tipis. Ia yang sadar tingkahnya juga diperhatikan oleh lelaki didepannya yang tak lain dan tak bukan adalah Kevin hanya melirik sekilasnya sekilas lalu menunduk tanpa melepas senyum tipisnya.

Rey yang mengira Lala masih berharap pada Kevin membuang wajahnya dan mendengus. Tanpa sadar bahwa Lala diam-diam mencuri pandang ke arahnya.

Lala ingin sekali mengambilkan Rey nasi sama seperti Mama Rey namun ia mengurungkan niatnya menawarkan bantuan itu pada Rey, ia tak ingin ditolak lagi seperti tadi pagi. Rasanya akan lebih menyakitkan pasti.

Disela-sela makan mereka yang hanya di isi keheningan dan dentingan sendok yang sesekali menjadi nada makan malam mereka, Mama Rey tiba-tiba menyeletuk.

"Oh iya Kevin sampai lupa Mama. Lala ini satu kampus dengan adik kamu."

"Kevin tahu, Ma."

"Oh ya? Berarti kamu juga tahu dong kalau Rey sama Lala pacaran?" Tanya Mama antusias.

Semua yang berada dalam meja makan tersedak kecuali Mama Rey yang menatap mereka bingung.

"Kalian tersedak berjamaah?"

'Yaampun, Mama kenapa bilang sekarang didepan Papa lagi.' Batin Rey

'Duh tante Lala kan jadi malu.' Batin Lala sambil tertunduk malu

'Astaughfirullah istri saya.' Papa Rey hanya bisa beristighfar dalam hati

'Re-Rey dan Lala apa tadi? Pa-pacaran?' Kevin tampak syok mendengar penuturan Mamanya.

"Mama kita lagi makan," Jawab Papa Rey tenang.

"Ish Papa, Mama kan cuma nanya," gerutu Mama Rey pelan.

"Kevin sudah selesai. Lala bisa saya bicara sama kamu?" Tanya Kevin

Lala menatap Mama Rey bingung namun Mama Rey juga menatapnya bingung. Mengapa anak sulungnya ingin berbicara dengan Lala? Lala beralih melirik Rey. Rey yang tahu Lala tengah bimbang hanya menganggukkan kepalanya tanda ia mempersilahkan Lala.

Rey bertingkah seolah-olah tidak terjadi apa-apa antara ia dan Lala. Ia hanya tak ingin orang lain tahu bahwa hubungannya dan Lala sedang merenggang termasuk keluarganya sendiri.

Lala beranjak dari duduknya dan mengikuti Kevin menuju dekat kolam renang dirumah keluarga Pratama.

Setelah sampai Lala langsung menerima pertanyaan-pertanyaan dari Kevin yang telah ia perkirakan sebelumnya.

"Bilang, La. Bilang kalau yang aku dengar dari Mama tadi bohong. Bilang aku tadi salah dengar. Kamu ga pacaran sama Rey kan, La? Bukan adik aku yang jalin hubungan sama kamu. Jawab, La jawab."

Kevin terdengar seperti orang yang tengah frustasi. Ia terlalu syok dengan kenyataan yang ia dapat. Kini ia hanya menuntut jawaban dari bibir cantik Lala; gadis didepannya yang tengah meringis karena cengkraman Kevin pada lengannya.

Tanpa mereka sadari ada seseorang dibalik pintu yang memasang telinganya untuk mendengar pembicaraan mereka berdua.






___________________

Tbc.

Siapa tuh kira-kira?

Siapa tuh kira-kira?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



Aku, Kamu dan Cinta Itu [SUDAH TERBIT] Where stories live. Discover now