6. Kalian kenapa?

328 14 2
                                    

Setelah Rey mengantar Lala pulang, kini dia sedang di ruang keluarga bermain PS.

Pluk!!

Rey pun menoleh melihat siapa pelaku yang melempar bantal sofa ketempatnya.

"Papa jangan jadi papa durhaka dong. Gangguin Rey mulu." Sungut Rey tak terima ditimpuk bantal sofa tadi.

"Dasar kamu. Ganti seragam kamu dulu baru main."

"Nanggung, Pa. Bentar lagi juga mau mandi"

"Dari tadi kamu belum mandi?"

"Belum. Rey baru pulang jam 4 tadi"

"Dari mana aja? Bukannya kelasmu hari ini cuma sampai siang?"

"Nongkrong sama temen tadi, Pa"

'Gue ga bohongkan ya? Emang tadi gue nongkrong sama Lala' batin Rey bermonolog ria.

"Yaudah cepat mandi, ganti baju"

"Siap Pak Boss!" Dengan gaya hormatnya yang ala-ala, Rey pun beranjak ke kamarnya untuk mandi dan berganti pakaian.

♡♡♡♡♡

"Tadi lo balik sama Rey lagi, La?"

"Iya" Lala masih asik dengan bacaannya saat Putri bertanya.

"Kemana aja tadi, La"

"Kepo"

"Ihhh serius oneng"

"Makan es krim doang pinggir jalan"

"Berdua? So sweet banget"

"Biasa aja"

"Lo gimana sih, gaada excited nya sama sekali"

"Hmm"

"La, berenti dulu kek bacanya"

"Ya gue kudu gimana, Put?" Sembari menutup bukunya.

"Lo harus lupain masa lalu lo, La. Ini demi kebaikan hati lo juga"

"Terus, lo mau gue bikin Rey sebagai pelarian? Gue ga sejahat itu, Put"

"Ya jangan gitu juga. Lo buka hati dong, La. Kasih kesempatan buat Rey."

"Nanti gue pikirin lagi."

"Dasar lo. Yuk ah cari makan"

"Bilang aja lo laper"

"Iyalah gue waras. Ga kaya lo"

"Emang gue kenapa"

"Buku mulu lo pikirin ampe lupa makan kalo ga gue ingetin"

Lala yang mendengar celotehan Putri pun hanya bisa cengengesan karna itu memang kenyataan. Ia memiliki maag akut, tapi untuk urusan makan harus diingatkan orang terdekatnya.

♡♡♡♡

Tin...tin!!

Putri yang asik berceloteh dijalan pun terkejut dan berjalan semakin kepinggir. Baru saja hendak memaki pengendara mobil yang memainkan klakson seakan ngajak berantem.

"Kalian ngapain malam-malam diluar gini?" Dyka yang lebih dulu keluar dari sisi penumpang pun bertanya

"Habis beli makan tadi" Putri mengulas senyum

"Eh... ada neng Lala" sapa Budi yang menyusul Dyka turun dari mobil. Lala yang di sapa hanya tersenyum tipis.

"Kumat gilanya" Putri memutar matanya malas

"Apasih? Lo iri ga gue sapa. Bilang aja" sahut Budi.

"Gausah nyolot bisa kali" Putri masih santai menjawab

"Ngeliat lo bawaannya nyolot mulu. Gimana?"

"Hilih bilang aja lo salting"

"Gaguna gue salting depan lo"

"Lo kenapa sih? Ada dendam kesumat sama gue?" Putri pun tersulut amarahnya.

"Lo duluan yang mulai"

"Enak aja. Elo lah!"

"Lo"

"Lo"

"Lo"

"Lo"

"El-"

"STOP!!!" Ucap Lala dan Dyka bersamaan

"Kalian kenapa sih ya kaya tom&jerry. Malu diliatin orang. Lo juga, Bud. Sama cewek ngalah napa?"

Budi yang dapat semprotan dari Dyka pun melotot.

"Kok lo belain nih cewek tengil sih? Lo suka ama nih anak?" Ketus Budi

"Bukan gitu. Dia kan cewek. Ini pinggir jalan. Udahlah, ayo balik. Kalian ikut gue, kita bareng aja."

"Gamau. Males. Gue masih bisa jalan sendiri"

"Ini udah malem. Sedikit jauh dari kost an kalian. Udah ayo" Dyka memang lebih sabar dan dewasa antara Rey dan Budi.

"Ayo. Gue mesti belajar buat kuis besok"

Lala yang tak ingin berlama-lama pun menarik tangan Putri mengikuti Dyka dan Budi masuk kedalam mobil.

Mobil pun berjalan ke arah kost an Lala dan Putri dengan Dyka yang menyetir karna Budi tiba-tiba malas menyetir.

Saat diperjalanan pulang mobil pun hening, karna memang Lala yang irit sekali bicara. Sedangkan Putri yang biasanya lebih banyak berceloteh juga memilih bungkam dan menatap jalanan yang mereka lewati sama seperti Budi. Dyka hanya menghela napas.

"Kalian sebenarnya kenapa?" Dyka yang selalu ingin tau menyangkut sahabatnya itu pun mulai membuka obrolan.

"Lo nanya siapa?" Sahut Lala

"Putri sama Budi"

"Gak papa" sahutnya bersamaan mereka pun saling menatap dan Putri lebih dulu menghentikan aksi saling tatap tersebut dengan membuang muka.

🐝🐝🐝🐝

Aku, Kamu dan Cinta Itu [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang