17. Kesempatan Kevin?

143 12 0
                                    

"Maksud kamu, Hani? Dia sepupu aku, Sayang. Emang namanya Hani. H-A-N-I. Bukan Honey panggilan sayang yang biasa dipakai pasangan-pasangan alay, La" jelas Rey sembari menahan tawanya.

Lala menganga tak percaya dengan kenyataan yang ia dapatkan.

"Kamu cemburu?" Tanya Rey, terkekeh melihat mimik wajah yang jarang sekali ia lihat dari seorang Lala yang biasanya tenang.

"Eng-" gelagapan sendiri ucapannya terputus oleh pekikan Rey

Rey yang melihat Hani celingukan memanggilnya untuk ia kenalkan pada Lala; kekasihnya.

"Han, Woy. Disini" pekiknya

Hani yang melihat Rey dan Lala pun menghampiri mereka

"Sorry, La. Lo pasti salah paham. Gue Hani sepupunya Rey" ucapnya 

"Lala" singkatnya sembari mengulurkan tangan. Hani membalas uluran tangan Lala, tetapi membalasnya dengan pelukan. Ia yakin Lala orang yang tepat bagi Rey.

"Gue minta maaf banget ya. Udah bikin lo salah paham. Pake nangis lagi. Tapi jujur kalian itu keren tadi"

Rey yang mendengar penuturan Hani tersenyum malu. Ia juga tak menyangka melakukan hal seperti itu. Yang ia tau hanya, ia harus menghibur Lala.

"Rey, La gue duluan ya. Masih mau ketemu tunangan gue dulu kasian dia kalau harus nunggu. Entar di pepet cabe-cabean lagi" pamit Hani sembari becanda

"U-udah punya tu-tunangan?" Tanya Lala dengan suara parau dan masih tersendat-sendat.

"Udah mau nikah malah" Rey membantu menjawab pertanyaan dari kekasihnya itu

Hani yang malu-malu tapi mau, mencubit pinggang Rey gemas. Rey mengadu sembaru terkikik geli.

"Kalian kalau ada masalah omongin baik-baik ya. Gue pergi dulu. Daahh" melambaikan tangan Hani beranjak kemobilnya.

"Ada yang mau aku omongin, Rey" ujar Lala cepat menghapus sisa-sisa air mata dipipinya

"Kita ngomong dicaffe itu ya?" Pinta Rey

"Engga ihh. Ditaman aja. Aku malu kalau harus balik lagi kesana" Rey terkekeh mendengar gerutuan Lala. Sembari mengacak puncak kepala Lala, Rey pun menyetujui permintaan Lala.

Rey melajukan motor kesayangannya dengan membonceng orang tersayangnya menuju taman.

"Kenapa ?" Tanya Rey, saat ini mereka tengah duduk dikursi taman memperhatikan orang-orang berlalu lalang menikmati sore.

"Kamu ingat aku pernah berkata tentang seseorang dimasa lalu ?" Rey hanya mengangguk

"Kemarin malam aku bertemu dengannya. Kita sempat berbincang. Maaf Rey, aku gabilang apa-apa dulu sebelumnya sama kamu. Tapi bisa ku pastikan kalau-" ucapan lala terputus mendengar pertanyaan yang Rey lontarkan

"Kamu merindukannya?" Lirihnya. Tatapannya masih mengarah ke depan

"Rey?" Lala menampilkan raut kebingungannya

"Kamu merindukannya?" Ulang Rey

Lala terdiam memikirkan jawaban apa yang akan diberikannya pada Rey

"La?" Rey mengalihkan tatapannya pada Lala yang masih bungkam

"Bohong kalau aku bilang tidak rindu"

Tepat setelah mendengar jawaban Lala Rey berniat beranjak meninggalkan tempat itu.

Namun

"Rey aku belum selesai ngomong" ujarnya menarik kembali pergelangan tangan Rey

Namun bukannya kembali duduk, Rey melepas genggaman tangan Lala

"Aku mau beli minum sebentar, nanti aku kembali lagi, oke. Jangan kemana-mana. Aku sayang kamu" ucapnya setelah mengelus pipi Lala sebentar ia pun beranjak mencari minum

Bukan tanpa alasan Rey mengatakan alibi mencari minum ia hanya ingin kembali mempersiapkan hatinya sejenak. Ia tak ingin setelah Lala menceritakan tentang Abangnya ia malah dikuasai amarah kecemburuan. Ia tak ingin lepas kontrol di depan Lala. Saat dirasa siap ia kembali lagi menuju Lala, menguatkan hatinya dan terus merapalkan kata-kata yang diucapkan Hani; kakak sepupunya tadi.

'Semua akan baik-baik saja, jika dalam suatu hubungan selalu ada keterbukaan dan kepercayaan' batinnya mengulang perkataan Hani tadi

Saat akan sampai Rey memberhentikan Langkahnya saat dilihat seseorang menghampiri Lalanya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Tata?"

Mendengar suara yang ia kenali Lala menolehkan kepalanya ke asal suara tersebut

"Kev. Sedang apa disini?" Tanyanya ramah memasang senyum kecilnya. Sebenarnya ia sedikit tak enak dengan kehadiran Kevin yang tiba-tiba

"Kebetulan lewat. Kamu sendirian? Mau aku temani?" Tawarnya

"Maaf tapi tidak perlu. Aku sedang menunggu seseorang"

Mereka tak sadar bahwa ada seseorang yang sedang mencuri dengar percakapan mereka.

Rey orang itu. Ia kembali memaku dirinya ditempat semula setelah tadi ia sempat ingin beranjak meninggalkan dua insan yang terlibat hubungan dimasa lalu. Namun setelah mendengar penolakan Lala, ia memilih diam ditempat dan melanjutkan aksi curi dengarnya sampai selesai. Ia ingin tau bagaimana perasaan Lala pada Abangnya; Kevin.

"Apakah orang itu kekasih yang kamu ceritakan semalam?" Tanya Kevin dengan tatapan sendu.

Rey ditempatnya tersentak. Ia telah salah menduga Lala. Ia mengira Lala tak akan mengakui kehadirannya pada Kevin. Namun, yang terjadi malah sebaliknya. Lala menceritakan tentang dirinya pada Kevin

Lala menganggukan kepalanya tanpa menatap Kevin. Ia bingung mengapa Rey lama mencari minum

"Apa benar tidak ada kesempatan untukku lagi, Ta?" Tanya Kevin sendu

Lala mengalihkan tatapannya pada pria mapan didepannya pria yang sempat ia cintai dengan sangat. Pria yang sempat membuatnya berkubang dalam ruang nostalgia. Pria yang sempat membuatnya hampir mati menahan rindu tanpa temu. Pria yang meninggalkannya demi cita-cita dan ambisinya

"Kev-"


🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝

Aku, Kamu dan Cinta Itu [SUDAH TERBIT] Onde histórias criam vida. Descubra agora