14. Kevin

140 11 1
                                    

"Sebenarnya kamu dimana sih, Ta? Udah berhari-hari aku nyari kamu" lirih Kevin. Pandangannya menyisir lingkungan sekitar. Kota ini luas ia hanya mendatangi tempat-tempat yang biasanya dikunjungi mahasiswa.

Tak terasa hari sudah beranjak petang. Ia berniat pulang kerumahnya. Ia tak boleh putus asa untuk menemukan orang yang ia cintai. Ia yakin gadis itu masih mencintainya juga

Kevin mampir ke supermarket untuk membeli minuman guna mengurangi dahaganya. Sesampainya dikasir ia tak sengaja meninggalkan dompetnya di mobil.

"Dompet saya ketinggalan mbak"

"Terus ini gimana mas? Antriannya sudah panjang loh"

"Gimana kalau mbak ikut saya ambil dompet. Saya sedang buru-buru mbak gamungkin kalo saya kembali antri lagi"

"Saya juga buru-buru ini mas" sahut ibu-ibu dibelakangnya.

"Biar saya saja yang bayar mbak" mendengar suara itu, Kevin membalikkan badannya

~~~~~~~~~~

"Terimakasih ya," ujar Kevin pada seseorang yang sudah membantunya.

"Sama-sama" sahutnya, saat gadis itu beranjak pergi Kevin menahan pergelangan tangannya.

"Tung-"

Drrrttt... drttt... drrtrrt

Mama is calling...

"Ya, Ma?"

"..."

"Kevin makan diluar aja, Ma"

"..."

"Urusan Kevin belum selesai, Ma"

"..."

"Iyaa"

Setelah Mama Kevin memutuskan sambungannya, Kevinpun kembali menatap gadis di depannya yang masih ia tahan.

~~~~~~~

"Gimana, Ma?"

"Abang kamu mau makan diluar katanya, urusannya belum selesai" sahut Mamanya

"Yasudah, kita mulai saja makan malamnya" ujar sang Papa

Rey dan kedua orang tuanya pun menikmati makan malamnya dengan khitmat

~~~~~~~

"Sampai sini aja, Kev" ucapnya

"Sekali lagi makasih, Putri"

Setelah menganggukkan kepalanya Putri pun keluar dari mobil Kevin tentu setelah berterimakasih pada Kevin karena telah mengantarkannya sampai depan gang kost nya.

Kevin hanya memajukan mobilnya perlahan hingga dirasa putri sudah memasuki gang kostnya tersebut. Kevin menghentikan mobilnya, lalu turun. Kevin mengikuti langkah Putri dari belakang.. entah mengapa ia yakin Putri sedang bersama seseorang yang ia cari.

Ia melihat Putri memasuki tempat kostnya. Tak ada. Ia tak menemukan orang yang ia cari, saat hendak berbalik tak sengaja ia menubruk seseorang dengan berbagai barang bawaan ditangannya.

"Maaf, Bu. Saya tidak sengaja mari saya bantu." Ucapnya meminta maaf dan membantu ibu-ibu yang ia tubruk

"Tak apa, Nak. Tak perlu"

"Gapapa, Bu. Mari"

"Terimakasih"

Kevin yang tak enak hatipun membantu ibu-ibu mengangkat  barang-barangnya.

Tok... tok... tok...

"Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam" sahutan dari dalam sembari terbukanya pintu menampilkan salah satu penghuni rumah tersebut.

"Mana yang lain? Ini ibu bawakan makanan untuk kalian karna ibu habis mengadakan syukuran tadi sore"

"Wahhh... makasih loh, Bu" sahutnya

"WOYYY KELUAR LO PADA. BU WATI BAWA MAKANAN NIH"

Ibu-ibu yang bernama Wati itupun hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat kelakuan anak-anak kostnya. Mereka sudah dianggap seperti anak Bu Wati sendiri. Bu Wati tak bisa mempunyai anak maka dari itu ia menyayangi anak-anak kostnya.

"Bu Wati, itu siapa? Keponakannya lagi?" Celetuk salah satu gadis yang melihat Kevin di belakang Bu Wati

"Huss, dia bantuin ibu tadi" kata Bu Wati. "Mari, Nak. Masuk barangnya letakin aja dimeja" imbuhnya

"Pada rebutan apa sih"

Deggg

Pandangan Kevinpun bertemu dengan gadis yang baru saja menampakkan diri.

"Ke... vin" lirihnya meyebut nama yang mungkin masih tersimpan rapih dalam ingatannya

"Tata" Kevin juga melakukan hal yang sama

Untuk sepersekian detik waktu terasa berhenti hanya terfokus pada dua anak manusia yang saling melayangkan tatapan rindunya.

♡♡♡♡♡♡♡♡

"Kamu... apa kabar?" Tanya Kevin memulai pembicaraannya dengan gadis yang masih dicintainya tersebut

"Baik"

Kini mereka sedang duduk berhadapan di sebuah caffe. Kevin sudah meminta ijin kepada ibu kost tadi. Ia tidak ingin membuang kesempatannya berbicara dengan gadisnya.

Gadisnya

Masih pantaskah ia menyatakan kepemilikan pada gadis didepannya saat ini.

"Ta" , "Kev" ujarnya bersamaan

"kamu dulu," ucap Lala mengalah

"Aku kangen" Kevin menatap Lala dengan sejuta kerinduan. Ia ingin menegaskan pada Lala lewat tatapannya bahwa perasaannya masih sama seperti dulu. Masih sama saat ia lebih memilih pergi

___________

Rey keluar dari caffe tempatnya menunggu Amel untuk menyerahkan tugas mereka pada Amel. Ia memilih pergi dan membatalkan janji temunya pada Amel.

Ia mendengar semuanya. Ia mendengar pernyataan dua orang yang sangat ia sayangi. Ia juga tidak buta untuk mengetahui tatapan yang kakaknya berikan pada gadisnya.

Gadisnya. Miliknya. Lalanya

Tak ayal ia merasakan sakit hati. Ia tak menyangka bahwa gadis dimasa lalu abangnya sama seperti orang yang mencuri hatinya pada pandangan pertama.

Ia juga sempat mendengar jawaban Lala yang membalas pernyataan abangnya dengan hal yang serupa. Maka dari itu ia memilih beranjak pergi. Ia tak ingin semakin menyakiti hatinya lagi.

Ia hanya ingin memberi waktu pada dua insan yang saling merindu. Ia tak ingin melepaskan Lala. untuk kali ini saja ia ingin egois. Ia bukan penganut kepercayaan 'cinta tak harus memiliki'. Menurutnya orang yang mengatakan cinta tak harus memiliki hanya pengecut. Karna pada dasarnya cinta adalah hasrat untuk memiliki.

Setelah ia menenangkan pikirannya. Ia membasuh wajah dan beranjak tidur.

Drrrtt... drrrtt... drrtt

Princess is calling....

🐝🐝🐝🐝🐝🐝🐝

Aku, Kamu dan Cinta Itu [SUDAH TERBIT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang