9. Kesempatan

162 13 2
                                    

"LA!!" Teriak Rey didepan gerbang saat melihat Lala akan keluar untuk pulang.

"Putri mana? Kok lo sendiri?" Lanjutnya setelah didepan Lala

"Dia masih ada urusan" jawab Lala

"Gue anter yuk!" Lala seperti menimbang-nimbang "iya, Rey. Gue mau kok" lanjut Rey meniru gaya bicara Lala.

Lala tersenyum mendengar celotehan Rey. Tidak bisa disangkal dia jantungnya juga berdebar kencang saat Rey menggenggam tangannya.

Selama di perjalanan hanya Rey yang berceloteh ria. Sedangkan, Lala hanya menanggapinya singkat. Lala heran apakah Rey tidak lelah berbicara terus sedari tadi.

"La, lo dengerin gue ngomong ngga sih?" Sungut Rey.

"Hm"

"Laaaa" rengeknya lagi. "Sebenarnya lo ngasih gue kesempatan ga sih?" Lirihnya.

Lala masih bisa mendengarnya. Entah kenapa hatinya ikut sakit mendengar lirihan Rey barusan. Lala pun mempersempit jaraknya dengan Rey. Memeluk pinggang Rey agar lebih mendengar omongan Rey lagi.

"Gue denger kok, Rey. Ketaman yuk!" Ucapnya

"Aasiaap bosku" jawabnya. Rey memang mudah sekali mengubah ekspresinya.

♡♡♡♡

Sesampainya ditaman mereka mengambil duduk dibawah pohong rindang. Meskipun sedikit mendung, taman masih sepi di jam siang seperti ini.

Setelah mereka duduk berdampingan, "gue ngasih lo kesempatan kok, Rey. Cuma... gue belum terbiasa aja lebih dekat lagi sama orang lain" Lala memulai pembicaraan terlebih dahulu.

"Lo ga ada basa-basinya ya, La" kekeh Rey.

"Gue emang ga suka basa-basi" sahut Lala

"boleh gue minta sesuatu sama lo?" Tanya Rey

"Gausah basa-basi, Rey. Langsung ngomong aja" Lala memutar bola matanya malas.

"Jangan menghindar"

"Gue ga menghindar lagi"

"Jangan ngacuhin gue"

"Gue ga-"

"Tadi lo ngacuhin gue, La. Dan itu sakit" ucap Rey memotong perkataan Lala

"Ok. Gue ga gitu lagi" pasrah Lala.

Hening lagi diantara mereka.

"La!" , "Rey!" Ucap mereka berbarengan

"Lo dulu" ucap Rey

Lala menghembuskan napas, "Kalo lo mau tau apa aja tentang gue. Tanya sama gue langsung. Jangan dari orang lain. Karna yang tau gimana gue, cuma gue. Bukan orang lain" jawab Lala.

Rey tersenyum geli. Lala sangat menggemaskan, "jadwal mens lo kapan?" Ceplos Rey.

Lala melotot kaget mendengar ucapan Rey. Rey yang melihat reaksi Lala pun meledakkan tawanya. Lala memukul bahu Rey kencang untuk mengisyaratkan Rey berhenti tertawa.

"Becanda, La." Ucapnya sembari mencoba menghentikan tawanya. "Tapi, kalo lo mau ngasih tau juga gapapa. Biar entar gue ga kaget pas lo ngomel-ngomel gajelas" lanjutnya.

Lala menyubit pinggang Rey hingga Rey mengadu, "Emang gue ibu kost" sungut Lala.

"La" panggil Rey lagi.

"Hm" Lala masih kesal pada Rey yang tak bisa serius sedari tadi.

"Lo... pernah jatuh cinta?"

"Pernah. Lo?"

"Sedang"

"Sama gue?" Terka Lala

"Bener banget. Besok wisuda ya" canda Rey menepuk-nepuk kepala Lala

"Sa ae lo kripik singkong" sahut Lala. Rey pun tertawa mendengar perkataan Lala.

"La, lo... pernah jatuh cinta sama siapa?" Tanya Rey

"Namanya Kevin, dia 4 tahun diatas gue. Kita ketemu waktu seminar"

"Lo... cinta banget?"

"Tadinya"

"Sekarang?"

"Gatau"

"Kenapa?"

"Gue gapernah ketemu bahkan gue gapernah tau lagi kabarnya"

"Kalo dia balik lagi?"

Lala menatap Rey-

🐝🐝🐝🐝

Aku, Kamu dan Cinta Itu [SUDAH TERBIT] Where stories live. Discover now