Tak ada senyuman khas yang selalu menyambutnya. Tak ada suara lembut yang selalu menyapanya. Kedua netra itu terpejam. Bibir merah yang telah berubah menjadi begitu pucat itupun terkunci rapat. Dan semakin menyesakkan hati, ia terlamat untuk mencegah mereka membawa hyung nya pergi.
Didepan matanya sendiri. Ia kehilangan sang hyung.
Hingga tanpa ia sadari, akhirnya Yoongi kehilangan kesadarannya.
***
Semuanya tertunduk lesu. Tak ada satupun yang membuka suaranya. Terlalu terkejut? Mungkin saja. Terlalu kecewa? Rasanya ini memang kenyataan yang harus mereka terima.
Tapi apa harus sesakit ini?
Apa harus sekejam ini?
"Jungkook sudah diizinkan untuk kembali beraktifitas satu minggu lagi. Cedera Jimin pun sudah mulai membaik dan bisa kembali beraktifitas kurang dari 1 minggu lagi. Jadi mulai besok kita bisa memulai perencanaan untuk album baru kalian. Ada pertanyaan?"
Semua terdiam. Entah tak menaruh perhatian atau memang pemikiran mereka terlalu kalut. Tak ada satupun yang memberikan respond pada apa yang telah atasan tertinggi BigHit entertaiment itu paparkan. Bahkan Yoongi yang biasanya melawanpun kini hanya terdiam. Mungkin memang tak ingin menanggapi atau ia tak menaruh minat sama sekali pada apa pembahasan mereka malam ini.
Baik manager mereka maupun Bang PD-Nim, kini kembali menghela nafas untuk kesekian kalinya melihat tak ada respond sama sekali dari para member. Jungkook yang memang belum diizinkan meninggalkan rumah sakit hanya duduk terdiam di atas ranjangnya. Bersama Yoongi yang sebenarnya baru sadar dari pingsannya beberapa jam yang lalu.
Yoongi tak sadarkan diri di bandara tadi dan langsung dilarikan kerumah sakit yang sama dimana Jungkook dan member BTS lainnya berada. Dan akhirnya diketahui juga bahwa Yoongi dehidrasi. Bisa kalian bayangkan, saat tubuh kalian sama sekali tidak mendapatkan cairan namun air mata tak pernah sekalipun berhenti membasahi kedua netra. Yoongi mengalaminya. Saat paru-paru dengan jelas membutuhkan oksigen namun seakan jalur pernapasan dihentikan secara paksa. Menghantarkan sesak yang terlampau menyiksa.
Pandangannya kosong. Seakan hidupnya telah benar-benar berakhir. Bahkan saat semuanya mulai membubarkan dirinya masing-masing satu persatu Yoongi masih bergeming. Semuanya pergi. Menyisakan dirinya beserta rasa sakit yang berhasil melemahkan pertahanannya lagi.
Sebenarnya Jungkook masih ada disana. Tentu saja. Demamnya belum bisa dikatakan sembuh. Bahkan bisa jadi demamnya sekarang kembali meninggi. Keterlaluan memang. Kenapa agensi tetap memaksakan membahas agenda mereka saat ini? apa mereka tak berpikir? Jungkook saja masih demam dan cederanya belum bisa dikatakan sembuh total. Jimin memang sudah lama bisa beraktifitas seperti biasa. Namun tetap saja dia juga baru diizinkan untuk kembali menari beberapa hari lagi. Namjoon, Hoseok dan Taehyung. Apa agensi juga tak memikirkan kondisi mental mereka yang benar-benar sangat terguncang? Mereka memang sehat. Tapi hanya secara fisik. Apa mereka tak menyadari luka batin yang begitu kentara nampak pada ketiganya?
Dan Yoongi. Ia bahkan baru saja sadar dari pingsannya. Selang infuspun tertancap rapi pada pergelangan tangannya. Tubuhnya baru saja bisa kembali menerima cairan. Apa secepat itu pula ia harus kembali mengeluarkan air dari matanya? Fisiknya saja sudah menyerah untuk menerima semua ini, apakah tak ada yang sadar dengan seberapa lemahnya jiwa seorang Yoongi? Apa tak ada yang bisa sedikit kembali memperdulikan seberapa rapuhnya seorang Min Yoongi?
Lagi hatinya seakan tertampar keras. Hanya hyungnya. Iya. Hanya Jin hyung nya yang bisa mengerti dirinya.
"Min Yoongi sampai kapan kau akan terus seperti itu eoh?"
"Ayolah! Hyung tidak akan pergi secepat itu Yoongi-ah..."
"Aku tidak---"
"Kemarilah! Hyung tahu kau memang tak sekuat apa yang terlihat. Jika kau ingin menangis maka menangislah. Jangan kau pendam Yoon. Kau memang menjadi kakak bagi member kita yang lain. Tapi kau akan menjadi adik saat bersama hyung. Tak usah terlihat sok kuat saat bersama hyung. Kau bisa bebas menunjukan kelemahanmu pada hyung. Hyung akan-"
Seketika itu perkataan Seokjin terhenti karena tiba-tiba saja Yoongi memeluknya begitu erat. Menumpahkan semua sesak yang menghimpitnya semenjak ia menemukan sang hyung dengan baju berdarah dikamar mandinya. Ia lelah. Yoongi lelah berpura-pura bahwa dia baik-baik saja melihat hyungnya dengan pakaian pasien dan berbagai jenis infus yang menempel pada tangannya. Hingga malam itu akhirnya Yoongi kembali menunjukan kelemahannya. Ia menangis semalaman dalam dekapan Seokjin yang tak henti terus membisikan bahwa tak apa dia menangis. Dia juga manusia yang bisa terluka. Ia memiliki darah dan air mata.
Dan sayangnya itu hanyalah tinggal sekelibat memori dalam ingatan. Kini tak ada lagi yang bisa menjadi sandaran baginya. Tak ada lagi tangan yang memeluknya saat menangis. Tak ada lagi suara lembut yang membisik padanya bahwa orang itu akan selalu ada untuk kembali membantunya bangkit.
Dia telah pergi. Hyungnya... telah benar-benar pergi. Kemana janji Seokjin yang mengatakan tak akan pernah pergi? Kemana janji hyung nya yang mengatakan akan selalu bersamanya? Kenapa... kenapa hyung nya pergi begitu saja? Kenapa ia tak menyadari apa yang Yoongi lakukan demi mempertahankan dirinya? Kenapa... kenapa hyung nya tak pergi membawa luka pada hatinya juga?
*Brakk
"JUNGKOOK!!"
***
T to the B to tye C
TBC
***
Yuhuu maafkan karena telah menghilang begitu lamaa
Terlalu banyak hal yang menghalangi Jii untuk menulis akhir akhir ini..
Jadi sekali lagi maafkaann 😭😭
Semoga kalian masih mau menunggu book ini hingga menemui kata *end* 😢😢
Big LoVe
Big HuG
Big Borahae
💜Jiraa💜
YOU ARE READING
형, 이렇게 아니야. (Hyung, It's Not Like This) √
Fanfiction[Completed] "Ahh hyung... kurasa hidup kita lebih tenang saat hyung tidak ada..." celotehan pagi Taehyung membuat Jin yang sibuk membangunkan member BTS lainnya terdiam sesaat. "Ya mungkin. Tapi sebelum hyung benar benar pergi dari kalian, hyung h...
