- ABOUT THEM - 19

277 14 2
                                    

"Yang mana? Yang ini bukan? " Tanya Satya sambil menunjukkan sebuah buku yang ia ambil asal dari rak buku yang ada di sampingnya.

Difa mendecak, "Heh! Itukan buku Resep Masakan! Kita kesini tuh cari novel, Satya! Novel! " Jawab Difa kesal sambil melotot ke arah Satya yang membuat Satya langsung termundur kaget.

"Slow, elah! Gue kan nanyanya baik-baik! " Balas Satya ikut kesal.

Difa mendengus, mencibir kesal, kemudian kembali melangkah dan mengedarkan pandangannya ke rak-rak buku yang ada di sana. Sedangkan Satya hanya memutar bola matanya malas sembari melangkah mengikuti Difa.

Difa berhenti di salah satu rak yang berisi kumpulan buku novel remaja, ia menjelajahi satu persatu buku itu dengan mata berbinar.

"Wah, gila! Banyak banget! " Serunya kagum tanpa sadar, membuat Satya ikut tersenyum samar.

"Namanya juga toko buku, ya banyaklah bukunya. " Cibir Satya sambil terkekeh geli melihat keantusiasan Difa itu.

Difa tak mempedulikan cibiran Satya, dengan cepat ia meraih satu persatu buku novel itu dan membaca blurb-nya.

"Sat— "

"Satya! Bukan Sat! " Sambar Satya cepat saat Difa memanggilnya, membuat Difa kembali mendengus kesal.

"Ck, ribet lo, kunyuk! " Balas Difa tanpa mengalihkan pandangannya dari buku-buku novel itu.

Satya mencibir kesal, kemudian seulas seringai jail tercetak di bibirnya. "Terserah deh ... " Ucap Satya.

"Jadi, ada apa gerangan adinda Difa memanggil Kakanda Satya, hm? " Lanjut Satya dengan nada yang dibuat selembut mungkin.

Seketika itu juga gerakan tangan Difa yang ingin mengambil buku novel selanjutnya jadi terhenti di udara dengan tubuh yang menegang.

Adinda? kakanda? Sial, kenapa seperti ada jutaan kupu-kupu yang beterbang di dalam perutnya? Desiran-desiran hangat itu muncul hingga menimbulkan rona merah di kedua pipinya.

"Ish, apaan sih lo, Sat! " Kesal Difa salah tingkah sambil memukul lengan kanan Satya menggunakan buku novel yang ia ambil asal dari rak yang ada di depannya itu.

"Sakit, anjay! " Umpat Satya sambil mengelus bekas pukulan Difa. Difa mengerucut sebal, "Lo nyebelin, Sat! " Umpatnya balik sembari mengalihkan wajahnya.

Satya yang melihat itu jadi terkekeh geli, kemudian ia mendekat ke arah Difa, berdiri tepat di belakang Difa dengan jarak yang hanya beberapa senti saja.

"Nyebelin, tapi ngangenin kan? " Tanyanya berbisik lembut di samping telinga Difa. Membuat Difa menegak seketika, bulu kuduknya meremang saat napas hangat Satya menerpa lehernya.

"Ck, paan sih, Sat! " Decak Difa sambil mendorong wajah Satya menjauh, ia mengalihkan wajahnya, berusaha menyembunyikan rona merah yang tergambar jelas di pipinya.

Satya mencibir, ia menoleh ke rak buku samping kanannya. Ia meraih buku novel yang menurutnya sudah tak asing lagi di penglihatannya.

"Ini kan bukunya? " Tanyanya sambil memandang Difa yang tengah sibuk memilah dan memilih buku-buku yang ada di sana.

"Jangan asal ambil buku lagi, keburu malam ini. " Jawab Difa tanpa menoleh ke arah Satya, membuat Satya merengut sebal.

Ia mendekat ke arah Difa dan menarik bahu Difa hingga membuat Difa tersentak dan menatap ke arahnya dengan tatapan terkejut.

"Ap— "

Ucapan Difa terhenti saat Satya dengan cepat menarik tangannya menuju ke kasir.

"Sat, lo— "

"Berapa, mbak? " Tanya Satya sambil menyodorkan dua buku novel ke penjaga kasir, tak mempedulikan Difa yang sedang menahan kekesalan karena merasa diabaikan.

Setelah penjaga kasir memberitahu berapa yang harus dibayar dan Satya membayarnya. Satya langsung mengambil plastik yang berisi buku novel yang sudah ia beli dan menarik tangan Difa berlajan keluar dari toko buku itu.

Langkah Difa terseok-seok mengikuti langkah Satya yang tak bisa dibilang pendek itu.

"Sat, bisa pelan-pelan nggak?! Sakit nih kaki gue! " Seru Difa kesal sambil mencoba membebaskan tangannya dari genggaman Satya.

"Nggak usah bacot, katanya keburu kemalamen nanti. " Jawab Satya santai sambil mempercepat langkahnya, membuat Difa kini semakin terseret di belakangnya.

Dengan sekuat tenaga, Difa menyentakkan tangannya hingga membuat tangan Satya terlepas dari tangannya. Langkah mereka terhenti dengan Satya yang langsung menoleh ke belakang, ke arah Difa.

"Bisa lembut dikit nggak sih?! " Bentak Difa, ia menatap Satya dengan mata yang berkaca-kaca. Entah kenapa hari ini ia begitu perasa. Mungkin karena tamu bulanannya baru saja datang.

"Apaan sih? " Tanya Satya bingung, tak merasa bersalah sedikitpun.

"Lo kira gue karung apa yang bisa diseret-seret gitu?! Lo kalau ngerasa waktu lo jadi sia-sia karena nganterin gue ya nggak usah gini juga kali! Gue bisa kok pulang sendiri! " Kesal Difa dengan air mata yang sudah jatuh di pipinya, membuat Satya tersentak begitu saja.

"Lo kenapa sih? Kok nangis? Gue kan nggak ngapa-ngapain. " Bingung Satya sambil mendekat ke arah Difa yang sekarang sedang menundukkan kepalanya, menahan isakan tangisnya.

"Nggak ngapa-ngapain lo bilang? " Tanya Difa lirih, "Lo itu kenapa sih, Sat? Bentar-bentar lo perhatian, bentar-bentar lo nggak pedulian. Sedetik lembut, detik kemudian kasat. Maksud lo apa sih?! Dikira gue nggak punya perasaan gitu apa? " Lanjut Difa yang sudah terisak.

"Nih anak kenapa sih? " gumam Satya pelan sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Bingung harus berbuat apa.

Ia menghembuskan napasnya, menarik tubuh Difa ke dalam pelukannya, tak tega juga melihat gadis itu menangis di hadapannya.

"Ck, iya deh iya, maaf. Nggak usah nangis lagi, kek anak kecil, cengeng. " Ucap Satya mencoba menenangkan sambil mengelus kepala Difa, tapi hal itu justru membuat Difa semakin terisak.

"Tuh kan! " Kesal Difa sambil memukul pelan dada Satya. Membuat Satya jadi kebingungan sendiri karena isakan Difa yang semakin kencang menarik perhatian orang-orang yang berlalu lalang di area parkir itu.

"Dif, diem deh! Kalau lo masih nangis ... " Jeda beberapa saat, "Gue bakal jadiin lo pacar. " Lanjut Satya berbisik pelan di telinga Difa.

__________________________________________________________

Cie ... yang lagi senyam-senyum sendiri. Hehe ... Dah, lanjut nggak nih?

Tim DiSat jadian mana dong? Angkat kaki, eh, angkat tangan!

Jangan lupa VOTE and COMMEN ya!
Follow my IG : @alungputri_06

💞HAPPY READING💞

ABOUT THEMWhere stories live. Discover now