- ABOUT THEM - 1

827 33 0
                                    

Jam 22.05 PM

Empat gadis itu masih larut dalam perbincangan tentang kakak kelas mereka yang sedang disukai oleh Lisa.

Mereka mendengarkan cerita Lisa mengenai bagaimana cara Lisa mencaritahu tentang kakak kelasnya itu hingga tak terasa waktu berjalan lebih cepat.

"Hoam... " Qila menguap.

"Ngantuk nih gue. " lanjutnya.

"Iya sama, tidur yuk! Besok pagi jogging bareng, gimana? " usul Difa yang diangguki oleh semuanya.

Akhirnya mereka memutuskan untuk mengakhiri pembicaraan mereka, mencari posisi tidur yang nyaman, dan mulai masuk ke dalam alam mimpi mereka masing-masing.

'Good night Satya-ng galak. ' gumam Difa sebelum benar-benar memasuki alam mimpinya.

***

Difa dan Qila sedang bersiap-siap untuk jogging di depan rumah Lisa, mereka menunggu Lisa dan Fita yang masih berada di dalam.

"LISA, FITA CEPETAN NAPA?! INI UDAH KESIANGAN LOH KITA. KATANYA MAU JOGGING. "

Difa menjitak kepala Qila dengan kesal, "Kalau teriak jangan di telinga gue! Budeg nih lama-lama! " Kesalnya. Sedangkan Qila hanya menyengir saja tak merasa bersalah sedikitpun.

"IYA, IYA, INI JUGA MAU KELUAR KOK. BENTAR ELAH. " Teriak Lisa dari dalam yang membuat Difa dan Qila mengerucut sebal.

"Huh! 'Bentar' kalau menurut Lisa tuh satu jam! " Gerutu Difa.

"Lama amat sih?! " tanya Difa kesal saat melihat Lisa dan Fita yang keluar dari rumah.

'Eh? ' Difa mengernyit bingung saat pandangannya tak sengaja menangkap keberadaan lelaki bermulut pedas itu—Satya—berjalan di belakang Lisa dan Fita.

Difa sedikit tertegung saat melihatnya, wajah bantal khas orang bangun tidur, rambut acak-acakan, dan mata yang sedikit tertutup, mampu membuat lelaki itu terlihat lebih tampan di mata Difa.

"Apa? " Tanya Satya tanpa suara saat matanya bertemu dengan mata Difa yang juga sedang menatapnya. Ia memberikan Difa tatapan malas.

Difa tak menjawab, ia justru memalingkan wajahnya, dan berjalan menyusul Lisa yang ada di depannya.

"Kenapa Satya ikut sih?! " tanya Difa sambil berbisik di samping Lisa. Lisa hanya mengedikkan bahunya, "Tanya aja sendiri! " ucap Lisa setengah berteriak, berniat mengerjai sahabatnya itu.

Difa memberi tatapan kesal ke arah Lisa, sahabatnya satu itu memang tak bisa diajak kerjasama.

"Eh, eh, Dif, lo tanya apa sama Lisa? Kok bisik-bisik sih? " tanya Fita sambil menyela di antara Lisa dan Difa.

"Nggak nanya apa-apa, Lisa aja tuh yang sok tau. " Ucap Difa ketus.

Lisa memelotot tak terima, "Gue nggak sok tau, tapi gue emang tau. Kan tadi lo tanya kenapa bfffth ... " Sebelum Lisa menyelesaikan ucapannya, Difa dengan cekatan membekap mulut sahabatnya itu.

"Nggak usah dengerin Lisa ya, Lisa lagi kumat. " ucap Difa yang membuat Lisa tambah kesal, Lisa memukul-mukul tangan Difa yang membekap mulutnya hingga terlepas.

"Gue nggak bisa napas elah! " ucap Lisa kesal sambil mengusap-usap mulutnya dengan tangan, "Tangan lo bau! " ketus Lisa yang dijawab tatapan kesal oleh Difa.

Lisa menoleh ke belakang, ke arah Satya yang sedari tadi diam memperhatikan. "Bang, urusin tuh bini lo! " ucapnya dengan nada ketus sambil menunjuk Difa menggunakan dagunya.

Difa dan Satya membelalakkan matanya, bersiap untuk menghajar Lisa. Tapi sebelum itu terjadi, Lisa sudah berlari menjauh dari mereka sambil tertawa-tawa.

"LISA!!! ... "

Dan akhirnya mereka hanya bisa berteriak kesal ke arah Lisa yang sudah jauh di sana.

Difa dan Satya saling pandang, "Apa lo?! " Ketus mereka dan saling membuang wajah ke arah lain.

Mereka kembali berjalan menuju taman, Difa yang ada di belakang Satya hanya bisa menggulum bibirnya saja sambil menatap punggung tegap Satya.

'Kapan gue bisa bersandar di punggung itu? ' tanyanya dalam hati.

Kemudian jadi meruntuk sendiri saat tali sepatunya lepas. Ia berhenti melangkah, berjongkok, dan membenarkan simpul sepatunya.

Setelah selesai ia berdiri dan mendongak, mendengar keributan di depan sana. Ia melihat seseorang yang sedang memperhatikan Lisa. Ia memicingkan matanya, mencoba melihat wajah orang itu lebih jelas.

Ia tanpa sadar membelalak saat mengetahui siapa orang itu, "Itukan kakak kelas yang disukai sama Lisa? " Gumamnya.

Tatapannya beralih ke arah dua orang yang sedang saling rangkul, eh, ralat, lelaki itu saja yang merangkul pundak Lisa tapi Lisa mencoba melepaskan diri dari rangkulan lelaki itu.

Difa mencebik, "Enak banget sih si Lisa! Pake dirangkul Satya lagi! Kapan gue bisa kek gitu sama Satya?! " Gerutunya merasa kesal sendiri.

Difa berlajan ke arah mereka dengan perasaan dongkol, ia bahkan meremas-remas jemarinya sendiri. Rasanya tangannya itu gatal untuk menghantam wajah Satya dan mengeluarkan uneg-unegnya.

'Dasar! Satya curut! Cowok nggak peka! ' umpatnya dalam hati.

Langkahnya terhenti saat teriakan Satya terdengar menggelegar.

"Oh ... Jadi kamu habis jatuh yang? "

Difa mengerutkan dahinya, Satya bicara dengan siapa? Sama Lisa? Tapi kok pake 'yang' sih?!

"Ada yang sakit? Mana? Apa perlu aku gendong kamu? "

Oh, Difa sekarang mengerti. Satya ingin membalas dendam ke Lisa karena Lisa udah membuatnya kesal tadi dengan membuat Lisa malu di depan orang yang dia suka.

Difa hanya mengangguk dan terus memperhatikan mereka dari tempatnya. Ia bisa melihat Lisa yang sedang berusaha melepaskan dirinya dari rangkulan Satya.

"Aw ... " Pekik Satya nyaring saat Lisa menginjak kakinya. Difa membelalak, ikut merasa nyeri di kakinya saat ia melihat Satya yang melompat-lompat memegangi kakinya yang diinjak Lisa.

Difa berjalan cepat ke arah mereka saat Lisa berlari menjauh, "LISA! TUNGGUIN KITA! LO MAU KEMANA?! " teriak Difa yang tak digubris oleh Lisa.

"Woy! Kalau teriak lihat-lihat! Ini kuping orang! " Ketus seseorang yang ada di samping Difa.

Difa tersentak, ia menoleh ke sampingnya dan menemukan Satya yang sedang memasang wajah pongah.

"Maaf! Emang situ orang? " Tanya Difa santai, setelah itu ia melanjutkan langakahnya menyusul Lisa.

"DIFA ONTA! AWAS LO! " Teriak Satya kesal.

Diam-diam Difa menahan senyumamnya, ia sangat suka jika melihat Satya kesal seperti itu. Katanya sih ...

"Satya itu tambah lucu kalau lagi kesal. " Gitu. Tapi ia terlalu gengsi untuk mengakui itu di depan Satya.

________________________________________________________

Moga kalian suka, maaf kalau ceritanya pendek. Dan maaf kalau masih banyak typo-nya.

Dan semoga aku bisa lanjutin cerita ini sampai selesai. Amin...

Jangan lupa VOTE and COMMEN ya!
Follow my IG : @alungputri_06

💞HAPPY READING💞

ABOUT THEMWhere stories live. Discover now