*
*
*
*
"Bagaimana? Apa sudah ada kabar?" Namjoon hanya bisa menggeleng lemah untuk menanggapi pertanyaan yang Hoseok lontarkan. Membuat namja bermarga Jung itupun kini hanya bisa menghela nafasnya. Rasa khawatir, takut, dan mungkin sedikit rasa kesal pada hyungnya itu kini berkecamuk menjadi satu dalam benak keduanya.
Namjoon melangkahkan kakinya mendekati pagar pembatas balkon. Pandangannya menatap jauh pemandangan sungai Han yang bisa dilihat dari atas sini. Hening cukup lama diantara keduanya. Mereka sama-sama terlarut dengan pikirannya masing-masing.
"Hoseok-ah..."
"Wae?" Hoseok menanggapi panggilan Namjoon tanpa menoleh. Ia tahu, Namjoonpun masih memandang jauh hamparan air disana.
"Menurutmu... apa yang membuat Yoongi hyung tiba-tiba menghilang seperti ini?"
"Aku juga tidak tahu. Tapi aku yakin Yoongi hyung bukanlah tipe orang yang akan lari dari masalah. Aku yakin ada alasan kuat mengapa Yoongi hyung seperti ini,"
"Tapi menururtmu apa itu? Sebesar apa masalahnya hingga jalan itu yang harus dipilih Yoongi hyung?" Kini Namjoon sepenuhnya memusatkan perhatian pada sosok Hoseok disampingnya. Hoseokpun ikut refleks berbalik mengahadapnya saat dirasa percakapan mereka kali ini akan mengarah pada percakapan yang serius.
"Seperti yang kau bilang Yoongi hyung bukanlah tipe orang yang lari dari masalah. Tapi ini, apa sebesar itu masalahnya hingga Yoongi hyung memilih menghilang seperti ini? Ini sudah hari keempat Hoseok!"
Hoseok menggeleng pasrah. Benar-benar tak ada sedikitpun petunjuk yang terlintas dalam benaknya. "Mungkin Yoongi hyung hanya ingin menenangkan dirinya dulu Namjoon-ah. Kita harus tetap percaya padanya,"
"Apa harus selama itu?" Namjoon masih tetap dengan opininya yang mempertanyakan apa sebenarnya tujuan Yoongi. "Kita beruntung karena agensi belum mengetahui hal ini. Tapi bagaimana jika nanti—"
"Namjoon-ah..." suara lembut Hoseok berhasil menyela perkataan Namjoon. Ia menunjukan senyum yang sejujurnya susah payah ia ciptakan. "Kita hanya bisa mempercayai Yoongi hyung saat ini. Tak ada pilihan lain,"
Hoseok menepuk bahu Namjoon dan meremasnya erat, "Kita harus yakin Yoongi hyung pasti akan kembali secepatnya,"
"Hhh" Namjoon menghela nafasnya lagi dan kemali berbalik menghadap pemandangan didepannya. "...mungkin kau benar. Yoongi hyung hanya---"
"Bagaimana jika itu salah hyung?" satu suara yang begitu mereka kenali berhasil mengalihkan atensi keduanya. Namjoon dan Hoseok seketika membalikan badannya dan betapa terkejutnya mereka melihat presensi Jungkook yang kini sudah berderai air mata.
"Jungkook..."
"Bagaimana jika dugaan hyung itu salah?" Jungkook mengulang lagi pertanyaannya. Tangannya yang terbebas dari gips tanpa Namjoon dan Hoseok sadari kini sedang meremas selembar kertas.
"Apa maksudmu? Kenapa kau disini? Disini berangin dan kau masih demam Jungkook" Hoseok berjalan mendekekati Jungkook dan menempelkan punggung tangannya pada kening Jungkook. Ia bisa merasakan suhu panas tubuh Jungkook saat ini ternyata semakin meninggi.
Semalam Jungkook tiba-tiba saja terserang demam setelah dokter memberinya obat. Mereka sedikit tenang saat dokter bilang itu hanyalah efek obat dan akan segera turun esoknya. Tapi kini, Hoseok dan Namjoon jelas khawatir saat mengetahui bahwa demam Jungkook justru semakin tinggi.
YOU ARE READING
형, 이렇게 아니야. (Hyung, It's Not Like This) √
Fanfiction[Completed] "Ahh hyung... kurasa hidup kita lebih tenang saat hyung tidak ada..." celotehan pagi Taehyung membuat Jin yang sibuk membangunkan member BTS lainnya terdiam sesaat. "Ya mungkin. Tapi sebelum hyung benar benar pergi dari kalian, hyung h...
