EMPAT BELAS

517 47 5
                                    

"Maling?" Bik Yuyun menatap Rey intens. Sedangkan Rey, sudah waspada apa yang akan terjadi selanjutnya. Dia pasrah, jika seandainya Bik Yuyun akan membawanya ke kantor polisi.

"Ehm ... Non, masuk dulu, yuk!" ajak Bik Yuyun yang di balas anggukan Zavia. Zavia segera memasuki rumahnya. Dan kini, hanya ada Rey dan Bik Yuyun.

Keringat terus bercucuran membasahi pelipis Rey. Dia takut jika Bik Yuyun benar-benar akan membawanya ke kantor polisi.

"Den, maafin Non Via, ya? Non Via emang suka kayak gitu," ujar Bik Yuyun sambil terkekeh.

Akhirnya Rey bisa mengembuskan napas lega. Ternyata, dia selamat. Untung saja Zavia itu gadis polos.

"I--iya, nggak apa-apa," ujar Rey seraya tersenyum canggung.

"Sekali lagi maaf, ya. Ya udah, Bibi tinggal masuk dulu, ya?" Rey mengangguk, lalu Bik Yuyun segera masuk ke dalam rumah.

"Selamat," gumam Rey. Rey pun hendak pergi untuk mencari taksi, tapi langkahnya terhenti kala Zavia memanggilnya.

"Rey," panggil Zavia membuat Rey menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Zavia. Alisnya mengangkat.

"Apaan?" tanya Rey malas.

"Kamu pulangnya di antar sama Mang Jono aja. Tapi ...." Baru saja Rey senang uangnya aman. Namun, mengapa harus ada kata tapi?

"Tapi apa?" tanya Rey tak sabar.

"Tapi, kamu nggak boleh maling lagi, itu dosa," jawab Zavia. Lagi-lagi Rey harus bersabar. Ternyata Zavia masih menganggapnya maling.

"Oke," sahut Rey yang pasalnya ingin segera pulang. Dia lelah ingin mengistirahatkan tubuhm

"Mang Jono!" seru Zavia. Terlihat seorang pria setengah baya berlari menghampiri Zavia.

"Iya, Non, ada apa?" tanya Mang Jono.

"Anterin temen aku," jawab Zavia, lalu segera masuk ke dalam rumah.

"Mari, Mas," ujar Mang Jono serambi berjalan menuju mobil yang diikuti Rey.
__________

Seorang wanita sedang berjalan dengan gaya anggunnya membuat kaum adam terkesima melihatnya. Banyak yang memuji dirinya, membuat dia semakin sombong.

"Siapa tuh? Cantik banget."

"Murid baru kayaknya."

"Semoga sekelas."

"Hai cantik."

Wanita itu terus berjalan tanpa mendengarkan pujian mereka. Namun, langkahnya terhenti kala melihat seorang gadis yang dikenalnya. Senyum tipis tercetak di bibirnya.

"Akhirnya kita ketemu lagi."
_________

Zavia kini sedang berada di kelasnya. Hari-hari sekolahnya terasa membosankan tanpa adanya seorang teman. Ya, dia kesepian. Meskipun banyak yang mengajaknya berkenalan, tapi tak ada satupun orang yang menarik perhatian Zavia selain Rey di sekolah ini.

'Ting tong'

'Sekarang, jam istirahat'

Akhirnya bel berbunyi juga. Zavia segera berlari keluar kelas untuk menghampiri Rey. Dia tak peduli pada tatapan orang-orang yang melihatnya dengan aneh.

"Re--" Perkataan Zavia terhenti kala dia melihat Rey sedang bersama seorang wanita. Wanita itu cantik, kulitnya putih, wajahnya blasteran. Keningnya mengerut, mengingat-ingat siapa wanita itu. Sepertinya, dia kenal wanita itu. Tapi, siapa?
________

TBC
Huft, keknya revisinya gak jadi, deh😂
Aduh, emang dasar aku😂
Aku itu mageran, daripada ini terbengkalai, mending post ulang, 'kan?

Fiuh, jadi, ini bakal langsung update semua part😂

FOR YOU [✔]Where stories live. Discover now