Confu.sed

282 37 7
                                    

Thanks a lot atas 7 votenya. Apresiasi yang sungguh luar biasa hari ini. Ini serius btw ♡.

ㄱㄱㄱ

Fyi, gue ngetik ini di kelas. Gak ada guru, dan lapar setengah mati. Padahal gue bawa bekal.

Bingung itu banyak faktornya. Dan kayaknya nih, gue tidak menjelaskan secara rinci dari kata yang gue tetapkan sebagai judul. Beberapa detik yang lalu gue bingung dan merasa berdosa. Karena sampai detik ini, gue gak tahu apa yang mesti gue lakukan kedepannya.

Of course, remaja problematic.

Puncak dimana lo akan kebingungan dengan mimpi lo sendiri. Berharap ada seutas tali yang bisa mengangkat lo dari dasar bumi, sampai ke tempat dimana lo menanam impian. Bukankah sejak kecil kita selalu berangan-angan untuk bermimpi setinggi langit. Sebenarnya, mimpi itu sudah tertanam.

Tapi gue tidak bisa tenang. Jika dari kecil sudah tertanam dan gue tidak melakukan apapun agar pohon itu tumbuh, it's kind of like, gue tidak melakukan usaha apapun, berarti gue hidup selama ini untuk siapa? Apa yang gue lakukan kemarin-kemarin? Kenapa gue dengan santainya nonton drama series setiap hari. Paling nyentuh buku cuma malamnya saja sesuai materi besok.

Gue beranggapan bahwa setidaknya gue harus punya bekal sedikit kesekolah biar gak bodoh-bodoh banget. Gue melakukan semuanya bukan atas keinginan gue sendiri. Gue melakukannya karena tidak ingin malu, karena ingin dianggap cukup pandai untuk menjawab pertanyaan sepele, dan... ya, semua hal yang pengen gue dapatkan. Gue pengen diakui.

Ada masa dimana lo tidak bisa mendapatkan itu semua. Ada masa dimana kita cuma bisa diam karena kita memiliki keterbatasan akan sesuatu hal yang memungkinkan kita untuk gagal dalam melakukan apapun termasuk melakukan hal-hal kecil lainnya.

Di saat seperti ini, rasanya gue cuma pengen teriak. Benak gue berteriak, memerintahkan gue untuk belajar serius, belajar untuk diri gue sendiri, belajar untuk masa depan, bukan untuk diakui. Pengakuan itu adalah bonus dari usaha yang sudah kita lakukan. Jika berusaha saja belum, bagaimana ingin diakui?

Gue ketawa sekarang, ternyata gue segajelas itu. Ternyata gue seabsurd itu. Ternyata hidup gue semonoton itu. Padahal gue udah hidup selama satu dekade lebih. Tapi gue masih santai dan beranggapan bahwa dunia masih lama. Jalan gue masih panjang. Gue bisa lakukan apapun NANTI. Gue bisa menunda belajar dan melakukannya malam ketika besoknya akan ujian. Semacam itu, lah.

Inti dari bagian yang sungguh bertele-tele ini adalah, gue bingung. Gue harus apa, dan gue harus melakukan apa. Instead gue sekarang lagi makan, dan berharap memiliki profesi apapun yang membuat orang keterbatasan finansial dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang berpendapatan tinggi. Gue pengen berbagi seumur hidup gue. Apa aja, mau uang, pakaian, ilmu (emangnya gue punyaㅠㅠ), dan gue pengen merubah pandangan orang yang menganggap hidupnya susah (ini bukan hanya tentang uang, terkadang orang merasa hidupnya sulit karena ia terus menerus merasakan sebuah kegagalan, seperti gue).

Mungkin memang betul hidup Anda sedang susah sekarang. Tapi gue yakin banget, ada masa dimana lo akan merasa bahagia dan berkecukupan. Tuhan tidak sekejam itu, percayalah padanya.

Tuh, kan, gue ngetiknya ngelindur. Gak ada hubungannya bingung sama masalah finansial hehew. Tapi, bingung sama masalah profesi yang akan kita geluti kedepannya, sangat berkaitan. Mereka bersuadara. Tetaplah bingung, tetaplah bermimpi, namun semua itu perlu batasan. Tidak semua hal bisa kita lakukan dengan sempurna dan tuntas. Oke? Kalau merasa capek, berhentilah. Itu batasan. Kembalikan rasa bingung dan penasaran itu setelah lo bosan berhenti. Kenapa? Supaya lo tetap mencari apa yang menjadi kebahagiaan di hidup lo, apa profesi yang harus lo punya di masa depan, dan, apa tujuan lo hidup di dunia ini.

doc, 2019. Ruangan kelas.

Segmen RemajaOù les histoires vivent. Découvrez maintenant