13

4.6K 122 2
                                    

Mohon maaf yah ada sedikit revisi.

Warning alert!!!

This story was made for adults, so please be wise

Happy reading beloved readers.

***

"Tisya bangun yuk" Ibu Tisya membangunkan Tisya.

"Hey anak kesayangan ibu kok susah banget yah dibangunin ini sudah jam 7 pagi loh. Kamu harus fitting baju hari ini" ujar Ibu Tisya lembut sambil mengoyang - goyang badan anaknya.

"Bu,  hujan - hujan gini enaknya tidur dirumah kenapa aku harus fitting sih gak bisa siangan yah?" Tisya sambil mengucek matanya.

"Enggak ayok buat apa Jum'at ini kamu cuti kalau bukan buat preparation hari H kamu dua hari lagi. Tinggal kamu loh nak yang belum fitting. Semuanya udah."

Dengan terpaksa akhirnya Tisya berjalan menju kamar mandinya.

"Bu aku udah selesai" teriak Tisya dari lantai 2.

"Aku pakai pakaian santai aja yah. Ngantuk banget masih" sambil bergerak turun dari bawah tangga.

Ibu Tisya terkejut sambil memekik "Ya ampun kok cuma mandi aja?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ibu Tisya terkejut sambil memekik "Ya ampun kok cuma mandi aja?. Gak sisiran gak makeup an"

"Ibu... masih ngantuk aku-nya" rengek Tisya.

"Yaudah sana makan, sudah ditungguin sama Mas mu"

"Mas? Mas Jarwo?" Bingug Tisya sambil mengarah ke ruang makan.

"Tuh liat sendiri" Ibu Tisya menggoda Tisya yang membuat anaknya makin penasaran.

"Tuh liat sendiri" Ibu Tisya menggoda Tisya yang membuat anaknya makin penasaran

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Pagi Sya" sapa Henry dengan senyum tiga jari bak model cover boy.

"Hm... dia lagi, dia lagi. Gak bosen apa ketemu tiap hari"

"Latihan lagi Sya. Nantikan gak cuma ketemu tiap hari disatu rumah yang sama. Nanti kita saling lihat satu sama lain dari mulai bangun tidur sampai tidur lagi" goda Henry ke Tisya.

"Heheheh what so ever. Talk to my hand" ejek Tisya.

"Tisya kamu yang sopan yah sama calon suami kamu" Tiba - tiba saja Ibu Tisya keluar dari dapur dan memarahi Tisya.

"Lagian apa yang dibilang Nak Henry itu betul kok nantinya kamu dan dia akan ketemu setiap hari dari mulai bangun tidur" Tegas Ibu Tisya sambil melotot ke anak perempuan semata wayangnya.

"Iya iya aku yang salah"

"Ngomong - ngomong bu. Si Toby pulang gak Minggu? gak ada kabar. Biasanya dia excited banget kalo tau aku begini"tanya Tisya sambil mengoles menyendokan nasi gorengnya ke piring.

"Pulang kok Tobby. Lagi sibuk dia, tapi katanya dia mau sempetin kesini. Masa iya tunangan kakak satu - satunya dia gak dateng." Jawab Ibu Tisya.

"Oh Sya kamu punya adek yah Sya?" Henry membuka suara.

"Punya" jawab Tisya singkat.

"Iya Nak Henry. Tisya itu anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya Tobby tinggal diluar kota. Bikin usaha restoran wedangan kecil - kecilan di Solo." Ibu Tisya menjelaskan.

"Wah kita sama dong Sya. Sama - sama anak pertama. Aku juga anak pertama" ucap Henry yang ternyata anak pertama sama seperti Tisya. "Kalau adik aku dia pramugari di Qatar Airways. Minggu dia juga balik kok." sambung Henry kembali.

Tisya hanya ber oh ria sambil fokus dengan sarapannya.

"Wah nak Henry dua bersaudara hebat sekali. Yang satu dokter yang satu pramugari" Ibu Tisya tertegun.

"Okay, sudah selesai sarapannya." Tisya berucap tanpa memikirkan Ibunya dan Henry yang sedang bercakap - cakap.

"Bu yuk jalan"

"Enak saja, ini kerjaan rumah ibu belum selesai. Kamu jalan duluan sama Henry nanti Ibu sama Ayah nyusul kalian berdua."

"Lah kok gitu?" Tisya dengan nada tidak terima.

"Yuk Sya, lagian aku kan kesini buat jemput kamu."

Tisya tidak mengindahkan ucapan Henry. Dan Henry mulai mendekati kuping Tisya dan berkata kembali. "Ayok jalan sama aku atau kamu mau aku cium didepan orang tua kamu?" ancam Henry pelan di telinga Tisya.

Tisya bergidik ngeri. Henry mulai memajukan tubuhnya ke arah Tisya.

Tisya menahan wajah Henry dengan tangannya. "Iya.. iya aku jalan sama kamu puas?"

"Bu Tisya pamit yah" ucap Tisya sambil menyalami Ibunya.

"Henry pamit yah Tan" sambil melakukan hal yang sama dengan Tisya.

"Hati - hati yah kalian" ucap Ibu Tisya.

•••

- Didalam Mobil Henry -

"Kak...Butiknya didaerah mana?"

"Cipete, kenapa?" Henry sambil menatap wajah cantik Tisya.

"Jauh dong?" Tisya sambil menancapkan flash disknya ke radio mobil Henry.

"Mau dengerin lagu apa sih?"

"Kahitna, pasti Kak Henry gak suka. Sebel aku dari kemarin Kakak dengerin lagu EDM (Electronic Music Dance) terus. Udah berasa kayak diangkot tau kak." keluh Tisya sambil mencari lagu yang iya ingin dengar dari radio mobil Henry.

"Iya aku emang suka banget sama musik - musik EDM. Bikin semangat aja. Kayaknya kamu suka yang melow melow yah Sya?"

"Hm... gak melow sih. Tapi aku suka genre pop yang tentang cinta kayak Kahitna, Peabo Bryson, Micheal Bubble."

"Ini lagi pas banget buat kita Sya"

"Karena ku yakin kau hanya untuk ku" Henry sambil menyanyikan potongan reff dari lagu Kahitna.

"Hiii... gombal geli tau kak."

"Biarin gombal sama istri sendiri gak apa - apa dong"

"Hei...enak aja udah klaim istri. Di ijab kabulin juga belum" Tisya sambil menepuk pundak Henry reflek.

"Auch sakit tau. Hahahhaah iya ampun masih calon. Berarti kamu udah oke dong yah aku ijab kabulin kalo gitu." goda Henry ke Tisya.

Wajah Tisya blushing bak tomat mendengar penuturan Henry. "Udah ah kak macet aku mo tidur dulu."

"Yaudah kamu tidur aja kalo sudah sampai aku bilangin deh."

***

Waaahhhhh.... padahal aku niatnya sampe di chapter ini bikin sampe butik.

Tapi keasyikan ngetik apa yang ada dikepal.

Malah dialognya jadi panjang dan jadi satu chapter hahahah.

Thank you for reading.

Don't forget to forget to voment yah :*


Make You Mine (HALF UNPUBLISHED)Where stories live. Discover now