12

4.6K 134 3
                                    

Mohon maaf yah kalau banyak typo berterbaran.

Please be wise this story was made for adults.

Happy reading beloved readers.

***

Sesampainya dirumah keluarga Henry, Tisya langsung disambut oleh para asisten rumah tangga dirumah tersebut.

Dilihatnya Bunda Henry sedang menyiapkan makan malam dengan dibantu oleh para asistennya di dapur.

"Malam Tante" Tisya mencoba membuka pembicaraan dengan Bunda Henry sambil menyalimi-nya.

"Malam anak cantik bunda"sambut dengan sumringah oleh Bunda Henry.

"Ada yang bisa Tisya bantu kah?"

Sambil tersenyum Bunda Henry menoleh ke arah Tisya "Gak usah sayang lebih baik kamu duduk saja dimeja makan yah. Lagian ini juga sudah mau selesai kok".

"Ih gak apa - apa tau tan. Hitung - hitung aku juga belajar masak jadinya"

"Yaudah kalo gitu gimana kalau kamu bantuin bunda, potong - potongin lemon untuk di Soto nanti?'

Tisya mulai membantu Bunda Henry. Dan berkonsentrasi untuk melalukan apa yang Bunda Henry suruh.

Tiba - tiba terdengar suara Henry yang memanggil - manggil bundanya.

"Bund.... Bunda....Bun Tisya mana katanya mau kesini?" sura keras Henry memanggil Bundanya. Tisya menoleh mendengar suara Henry yang mencari dirinya.

"Bund... eh"

"Aduh Henry kenapa sih ban bin bun, ituloh Tisya sudah sampai"  jawab Bunda Henry.

"Nih yang dicariin sudah didepan mata kok gak disapa" ujar Bunda menggoda Henry yang terlihat kikuk saat melihat Tisya.

"Hi..."hanya itu yang bisa dikeluarkan Henry sambil menggaruk - garuk kepalanya yang tidak gatal.

"Hi Kak gimana sudah mendingan kah?" tanya Tisya sopan.

"Udah kok"

"Bun aku tinggal gak apa - apa kan yah aku kemeja makan dulu yah" Elak Henry

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Bun aku tinggal gak apa - apa kan yah aku kemeja makan dulu yah" Elak Henry.

Sambil tersenyum ke arah Tisya, Bunda Henry berkata "Itu anak bener - bener yah kalau lagi ke gap hahahaha."

***

- Dimeja makan keluarga Henry-

Tisya makan dengan lahap Soto Ayam buatan Bunda Henry.

"Tan, aku gak tau loh tante jago banget bikin Soto Ayam. Ini enak banget" puji Tisya setengah mengunyah makanannya.

"Masa sih?" Bunda Henry tersipu malu.

"Ini masakan kesukaan Henry loh ngomong - ngomong."

"Gimana Hen rasanya"  tanya Bunda ke Henry.

"Cantik" gumam Henry tanpa sadar sambil matanya tak berhenti menatap Tisya.

"Cantik" gumam Henry tanpa sadar sambil matanya tak berhenti menatap Tisya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apanya yang cantik Hen? Soto Ayamnya?" Goda Ayah Henry.

Menyadari kebodohannya, Henry berdeham pelan.

"Bukan, maksud aku makanannya enak jadi malam ini cantik banget hahahah sempurna."

Sial! Mata Henry rasanya enggan melepas tatapannya dari wajah Tisya. Henry benar - benar terhipnotis dengan kecantikan Tisya.

Mendengar elakan anaknya Bunda dan Ayah Henry tertawa terbahak - bahak.

"Bilang aja lah yah kalo calon istrinya cantik, pake ngeles segala anaknya si bunda ini" celetuk Ayah Henry.

Mendengar godaan dari Ayah Henry membuat wajah Henry maupun Tisya sama - sama memerah.

"Sya, by the way nanti kamu pulang naik apa sudah malem kan?" Tanya Bunda Henry.

"Panggil taxi paling tan" jawab Tisya cepat.

"Kalo aku yang anterin boleh gak bun?" Henry semangat.

Mendengar penturan Henry mata Tisya membelakak.

"Kak... jangan kakak masih sakit nanti kenapa - napa lagi."

"Gak apa. Aku sudah sehat kok" Henry meyakinkan Tisya.

"Ya sudah kalau gitu selesai makan kalian langsung pulang yah" ucap Bunda Henry.

Sehabis makan Tisya langsung berpamitan dengan Bunda dan Ayah Henry.

***

- Didalam mobil Henry-

"Sya kenapa sih, tadi makan malam kamu diam aja" Henry membuka suara

"Gak apa - apa kak" jawab Tisya datar.

"Kamu kenapa sih? aku bikin salah yah."

"Gak apa - apa ini cuma masalah pertunangan kita. Aku jujur kepikiran banget soal itu. Aku gak siap aja kak dengan pertungan itu."

"Aku juga gak mau tunangan menikah dengan orang yang gak punya perasaan sama sekali sama aku. Lagian emang kakak mau?" jawab Tisya dengan dingin.

Rahang Henry mengeras mendengar penuturan Tisya. Hatinya mendadak perih dengan pernyataan yang dibuat oleh calon tunangannya itu.

"Kalau aku bilang aku mulai cinta sama kamu gimana?"Tegas Henry.

"Kak please deh jangan bodoh, kita berdua tau ini terjadi karena kesalahan kita. Gak mungkin kakak yang baru beberapa hari kenal sama aku tiba - tiba cinta sama aku. Lagian gimanapun kakak berusaha aku akan tetap jaga hati aku dari kakak aku gak mau jadi istri kakak."

Henry tersenyum meremehkan pendapat Tisya. "Yah kita lihat nanti saja, sekarang kamu bisa bicara kayak gitu. tapi kita gak pernah tahu apa yang akan terjadi dimasa depan. Ucapan kamu akan benar - benar terjadi atau malah kamu akan jatuh dalam cintaku."

"Ck keliatan yakin banget sih kak" Tisya balik meremehkan Henry.

Henry merem mobilnya mendadak.  Yang membuat Tisya kaget dengan keadaan tersebut.

Henry mendekatkan badannya ke arah kuping Tisya " Kalau begitu kamu harus bersiap untuk menerima serangan cintaku  yang begitu besar. Kita lihat saja nanti bisakah kamu menyangkalnya."

Selesai mengucakapkan hal tersebut, Henry makin merapatkan tubuhnya dengan tubuh Tisya dan mulai memeluk Tisya erat dan mendaratkan kecupannya dibahu Tisya.

"Kita sudah sampai dirumah mu Sya."

Tisya bergidik ngeri dan memberontak, serta kabur dari pelukan Henry.

"See you tomorrow calon istriku" Teriak Henry dari dalam mobil.

Henry melajukan mobilnya dengan senyum kemenangan.

***
Done yeay akhirnya chapter 12 selesai.

Will be update soon for the next chapter.

Don't forget to voment yah.

Thank you for reading :)

Make You Mine (HALF UNPUBLISHED)Where stories live. Discover now