"Baiklah maafkan aku. Tapi hanya itu jalan keluar yang bisa kami berikan untukmu. Kau memiliki waktu dua minggu untuk memikirkannya sebelum rapat agensi mengenai perpanjangan kontrak BTS dilaksanakan"
Tanpa kalimat penutup ia berlalu begitu saja. Hanya memberikan usapan yang masih bisa Seokjin rasakan kehangatan yang tersalur dari setiap jari yang menyentuh lembut rambutnya itu. Meski bisa Seokjin rasakan nada keputusasaan dalam akhir kalimatnya, tapi hati Seokjin tak bisa menerimanya begitu saja.
Ini terlalu menyakitkan. Sungguh.
Mengapa disaat ia merasa bahwa ia bisa kembali bersama, ujian kembali datang menghantam jiwa rapuhnya? Ahh iya, Seokjin lupa.
Bukankah ia sendiri yang menuntun takdir hingga mencapai puncak penderitaannya seperti ini? Dirinya sendirilah yang jelas-jelas merancang jalannya takdir mengerikan ini menjadi lebih kejam. Lebih terbukti berhasil merobek-robek jantungnya daripada sebilah pisau yang sudah diasah. Menusuk tepat pada titik terlemahnya seperti anak panah yang memang sengaja busur takdir arahkan padanya.
Lalu, sekarang apa yang harus ia lakukan?
Menangis? Rasanya Seokjin lebih memilih menyimpan kristal itu untuk nanti. Karena Seokjin yakin setelah ini akan ada satu waktu yang akan lebih menyiksanya.
Dua minggu. Seokjin sebenarnya masih memiliki waktu dua minggu. Ohh atau lebih tepatnya waktu yang tersisa bagi Seokjin untuk merajut kembali kenangan manisnya itu HANYA DUA MINGGU. Apa itu cukup?
Tidak!
Seokjin tahu meski mereka memberikan Seokjin waktu bahkan hingga 1 tahun, 3 tahun bahkan 10 tahun kedepan rasanya waktu itu tak akan pernah cukup bagi Seokjin untuk bisa merekam seluruh memori indah bersama adik-adiknya.
Tapi untuk merubah keputusannya?
Dapat Seokjin jamin itu akan menjadi hal terbodoh yang ia lakukan setelah pergi meninggalkan adik-adiknya dulu.
"Kami menawarkan kontrak menjadi soloist dan aktor untukmu. Kami rasa ini pilihan terbaik bagimua Jin-ah... "
Tidak! Seokjin tak akan pernah bisa mengambil keputusan itu. Meskipun dengan mengambil pilihan itu ia bisa melanjutkan mimpinya, tapi jika tidak bersama adik-adiknya? Seokjin rasa ia lebih memilih untu menyetujui permintaan Tuhan untuk menjemputnya saat itu juga.
Seokjin tahu. Setelah semua penyakit ini berlalu, akan ada banyak efek samping bagi tubuhnya. Dan kalian tahu apa yang paling menyakitkan, dia diharuskan untuk istirahat dari dunia idol selama 2 tahun oleh sang dokter. Itu jugalah yang menjadi dasar agensi memutuskan untuk memberikan Seokjin penawaran kontrak sebagai penyanyi solo dan aktor daripada memperpanjang kontraknya dengan BTS.
Ahh tidak juga. Melihat kondisinya yang seperti itu, memang sudah seharusnya agensi tak akan pernah memperpanjang kontraknya sebagai salah satu member BTS.
Iya dia sadar! Sungguh dia sangat sadar!
Dia yang menyebabkan BTS kehilangan banyak jadwal.
Ia yang menyebabkan BTS tak bisa melanjutkan banyak aktifitasnya karena kondisi mental mereka yang sangat down akibat kepergiannya.
Bahkan ia yang menyebabkan Jimin mengalami kecelakaan malam itu bukan?
Iya Seokjin sadar jika dirinya lah yang menjadi penghalang adik-adiknya melanjutkan mimpi mereka.
Seorang Kim Seokjin lah yang telah menghancurkan adik-adiknya!!!
Jadi, memang sudah seharusnya ia mengambil keputusan itu bukan?
Iya. Memang ini keputusan yang terbaik.
YOU ARE READING
형, 이렇게 아니야. (Hyung, It's Not Like This) √
Fanfiction[Completed] "Ahh hyung... kurasa hidup kita lebih tenang saat hyung tidak ada..." celotehan pagi Taehyung membuat Jin yang sibuk membangunkan member BTS lainnya terdiam sesaat. "Ya mungkin. Tapi sebelum hyung benar benar pergi dari kalian, hyung h...
