THIRTEEN

15.7K 674 4
                                    

Pagi ini seperti biasa setelah Alex berangkat ke kantor, Nina belajar memasak dengan Anna dan menyiapkan bekal makan siang. Anna memuji keahlian Nina yang berkembang pesat. Dalam waktu singkat, dia telah bisa mengolah bahan yang sulit dan memasak berbagai macam makanan negeri lainnya. 

Nina memasak dengan sepenuh hati. Dia sangat senang ketika Alex memuji masakannya dan memberikan kritik. Membayangkan Alex yang menyukai masakannya sudah cukup membuatnya senang.

"Sempurna! Ayam panggangmu sangat lembut dan harum. Alex pasti sangat menyukainya," puji Anna setelah mencicipi makanan buatan Nina.

"Alex menyukai semua masakanku. Jika aku sengaja memasak gosong, apa Alex juga akan menyukainya?" Nina tertawa kecil membayangkan reaksi Alex. Biasanya, Alex akan memakan masakannya tanpa ragu dan melahapnya hingga habis meskipun rasanya terkadang hambar atau asin. Seadainya hasilnya gagal, akankah Alex memakan masakannya?

"Oh, dear. Meskipun kau memasukkan racun, Alex tetap akan memakannya. Rasa cintanya padamu begitu besar hingga tidak ada racun yang bisa membunuhnya." Anna terkekeh sembari membawa peralatan yang sudah terpakai ke wastafel.

Wajah Nina berubah muram karena tidak menyukai gurauan Anna. "Aku tidak mungkin memberikan racun pada Alex. Dia suamiku dan aku mencintainya."

Anna sekita menghentikan kegiatannya dan menoleh pada Nina. Dia masih tidak percaya dengan apa yang baru didengarnya. "Sejak kapan kau mencintai Alex?" tanya Anna penasaran.

Nina memiringkan kepalanya ke satu sisi dan tersenyum. "Sejak aku membuka mata. Dari awal aku telah mencintainya. Meskipun aku tidak mengingat apapun, perasaanku terhadap Alex tidak pernah berubah. Aku mencintainya."

Mulut Anna menganga lebar mendengarnya. Buru-buru dia menghampiri Nina dan menatapnya penuh keingintahuan. "Ka-kalau begitu, selama kalian ke Venice apa terjadi sesuatu? Seperti sex?"

"Sex? Apa itu?"

Anna menepuk dahinya mendengar pernyataan yang begitu polos. Dalam hati, dia mengutuk Alex yang membatasi ruang belajar Nina dan bingung bagaimana cara menjelaskannya. "Itu, hubungan suami istri. Kalian berdua tidur bersama tetapi bukan hanya tidur. Kalian juga melakukan sesuatu dan akhirnya tidak mengenakan pakaian."

Mendengar penjelasan Anna yang gamblang, membuat Nina teringat dengan hal yang selalu dilakukannya dengan Alex setiap malam. Wajahnya terasa panas dan memerah. Nina menutup wajahnya dengan kedua tangan, menghindari tatapan tidak percaya Anna.

"Jadi itu yang kalian lakukan sekembali dari Venice? Pantas saja Alex mengatakan akan terlambat makan malam dan tidak ingin diganggu. Kalian sedang bercinta!"

Tawa Anna membuat Nina semakin malu. Tubuhnya terasa panas mengingat apa yang dilakukan setiap malam bersama Alex. Jemari hangat Alex yang menjamah seluruh fisiknya, tubuh kekar dengan dada bidang dan hembusan nafas yang berat, membuat Nina menelan ludah. Dia membereskan bekal yang akan dibawa untuk mengalihkan pikiran dari imajinasi liarnya.

"Cukup bercandanya. Aku mau mengantarkan bekal untuk Alex."

Nina segera mengemas bekal makanan dan meninggalkan Anna yang masih tertawa dibelakangnya. Melupakan godaan yang dilontarkan Anna, Nina bersemangat menuju mobil dan menggenggam tas bekal dengan erat. Sembari tersenyum, Nina menoleh keluar jendela menikmati pemandangan siang kota New York.

***

Semenjak kembali dari Venice, Alex selalu menyelesaikan pekerjaannya lebih cepat dari biasanya. Rapat yang biasa dilakukan siang hari, dipindah menjadi pagi. Laporan-laporan yang membutuhkan review atau tanda tangan diselesaikan siang hari. Semua itu dilakukan agar bisa mengajari Nina dan menikmati waktu bersamanya.

Only youWhere stories live. Discover now