NINE

20.3K 749 4
                                    

Akhir pekan ini, Alex ingin mengajak Nina jalan-jalan. Semenjak kondisinya dinyatakan baik, Nina tidak sabar menunggu hari ini. Hari dimana dia bisa melihat dunia luar setelah lama tertidur.

Setiap hari, Nina datang ke kantor mengantarkan bekal tetapi tidak bisa melihat-lihat kota karena tidak mengingat jalan. Alex juga sengaja tidak memberikan ponsel padanya sampai detik ini. Dia akan memberikan ponsel setelah Nina menjalankan pengobatan yang disarankan John.

Senyum terus menghiasi wajah Alex. Pikirannya menerawang mengingat dulu saat pertama kali mengajak Nina berjalan-jalan. Ekpresi yang ditunjukkan masih sama. Nina melihat setiap sudut kota dengan mata berbinar-binar layaknya seorang anak kecil dan tidak berhenti menanyakan tempat-tempat yang menarik perhatiannya.

"Jadi, kita akan kemana?" tanya Nina dengan antusias.

"Kemanapun kau mau, sayang. Tapi sebelum itu kita mengunjungi suatu tempat. Apa tidak apa-apa?"

"Tidak apa-apa. Aku senang karena bisa berjalan-jalan denganmu," jawab Nina tersenyum lebar lalu kembali menatap bangunan-bangunan yang menjulang tinggi.

Alex memakirkan mobilnya pada suatu gedung dan mengajak Nina masuk kedalamnya. Nina menurut dan tidak bertanya apapun selama Alex menuntunnya. Mereka naik menuju lantai delapan dan berhenti pada pintu yang bertuliskan sebuah nama.

"Dr. Lia Steward. Kita akan menemui dokter?" tanya Nina.

Alex memberikan senyum tipis lalu mengetuk pintu. Tidak perlu menunggu lama, sebuah sahutan terdengar dibaliknya dan pintu terbuka, memunculkan seorang wanita berjas putih.

"Selamat siang. Kalian Mr dan Mrs Testa? Silahkan masuk."

Alex mengajak Nina masuk dan mengamati seluruh ruangan. Cahaya matahari masuk melalui kaca jendela yang transparan, memberikan kesan terang tanpa menggunakan lampu. Suhu ruangan dibuat hangat untuk kenyaman dan hanya beberapa perabot minimalis yang mengisinya.

"Silahkan duduk dimanapun kalian suka. Perkenalkan, namaku Lia Steward. Kalian bisa memanggilku Lia. Kalian ingin kopi atau teh?" tawarnya.

"Air mineral saja," balas Alex.

Wanita berjas putih itu lalu memberikan dua gelas yang berisi air putih dan duduk berhadapan dengan mereka. "Aku sudah mendengarnya dari John. Jadi kalian kemari untuk memulihkan ingatan Mrs Testa?"

Nina langsung tersentak mendengarnya dan menatap Alex tidak percaya. "Ingatanku bisa pulih?"

Alex mengangguk sekali sebagai jawaban. "Aku ingin kau mengingat kembali masa-masa yang kita lalui dulu. Karena itu aku membawamu kemari."

Alex menghapus air mata Nina yang menggenang di sudut mata dan memberikan ciuman di dahinya. Perhatian mereka kembali ke depan ketika mendengar suara batuk yang disengaja.

"Hipnoterapi memang bisa membantu untuk mengembalikan ingatan anda tetapi bisa juga gagal. Aku tidak bisa berjanji setelah melakukan hipnoterapi ingatan anda akan kembali," terang Lia.

Raut wajah kekecewaan muncul di wajah Nina. Dia takut ingatannya tidak akan kembali dan mengecewakan Alex. 

"Tidak ada salahnya mencoba lebih dulu. Tidak ada efek samping setelah menggunakannya dan anda tidak perlu khawatir," lanjut Lia meyakinkan.

"Cobalah, sayang. Aku yakin kau pasti berhasil mengingatnya," ucap Alex menyemangati Nina.

Nina menatap Alex sesaat lalu mengangguk. Benar, tidak ada salahnya mencoba. Dia mengikuti instruksi Lia untuk berbaring pada kursi lain dan memejamkan matanya. Saat Nina telah sepenuhnya dalam kondisi terhipnotis, Lia memastikan sekali lagi keinginan Alex.

Only youWhere stories live. Discover now